12. Past

689 74 6
                                    

Author POV

Malam akhirnya datang, jam dinding menunjukkan pukul 7 malam, sudah waktunya makan malam di kediaman Gulf.

Davika menghidangkan berbagai jenis masakan seperti biasanya. Gulf yang mengetahui ibunya sedang menyiapkan makan malam mencoba untuk membantu. "Bunda, apa ada yang bisa Gulf bantu?"

"Tidak ada Gulf, bunda sudah menyelesaikan semuanya" Davika meletakkan piring makan yang akan digunakan.

"Mengapa ada 4 piring bunda? Biasanya bunda hanya menyiapkan untuk 3 orang, aku, bunda, dan ayah" tanya Gulf.

"Tidak apa apa Gulf, bunda hanya kelebihan membawa piring" Davika menjawab pertanyaan Gulf dengan senyuman.

Ting... tong...

"Sepertinya ayah sudah pulang! Kau duduk saja, bunda akan mengambil gelas di dapur" Davika bergegas ke dapur untuk mengambil gelas yang dilupakannya.

"Bunda... Ayah membawakan calon menantu untuk bunda" Mario berteriak dengan semangat dari arah ruang tamu.

Mario berjalan ke ruang makan di ikuti seorang lelaki yang memiliki tubuh tinggi dengan otot tangan yang tercetak jelas. "Oh ayah... Kenapa berteriak?"

"Ayah membawakan calon menantu untuk bunda!" Mario menepuk punggung Mew dengan semangat.

"Oh Tuan Mew sudah lama kita tidak bertemu" Sapa Davika dengan senyuman lebar.

Gulf tiba-tiba berdiri dari tempat duduknya. "Jadi bunda juga sudah mengenal P'Mew? Kenapa hanya aku yang baru mengenalnya!"

"Tentu bunda mengenalnya! Ayah Mew dulu rekan kerja ayahmu! Bagaimana bunda tidak mengenalinya?" Davika menenangkan Gulf yang sedang memanyunkan bibirnya seraya menyilangkan tangan.

"Mew, ayo makan malam bersama, bunda sudah masak banyak makanan malam ini" tawar Davika.

"Terimakasih nyonya" Mew tersenyum mendengar ajakan Davika.

"Kenapa memanggilku nyonya? Panggil Bunda! Kau akan menjadi menantuku kan?" Davika tersenyum sambil menyenggol badan Gulf.

"Bunda..." Gulf menatap bundanya dengan sebal.

Mereka makan malam disertai dengan canda gurau antara Mew, Davika, dan Mario. Gulf masih berfikir bahwa banyak hal yang belum diketahuinya tentang Mew. Gulf memerlukan penjelasan langsung dari Mew.

"Mew, sebaiknya kau menginap saja di sini, hari sudah malam! Dan aku tau rumahmu cukup jauh dari sini, kau bisa menginap di kamar Gulf" Mario tersenyum sambil menatap Gulf.

"Baik ayah, aku akan menginap di sini" Mew menatap Gulf dengan senyum yang tidak bisa di artikan. Gulf yang mendengar hal tersebut tampak memerah pada bagian pipi. Wajahnya sudah seperti tomat yang siap di makan bulat bulat.
.
.
.
.
.
Waktu sudah hampir tengah malam, Mew dan Gulf sudah bersiap untuk tidur, mereka akan berbagi tempat tidur untuk malam ini. "P'Mew, kau berhutang banyak penjelasan kepadaku"

Mew tersenyum lembut, Mew menyandarkan tubuhnya di bagian kepala tempat tidur. "Kemari, tidur di pangkuanku! Aku akan menceritakan mu sebuah cerita pengantar tidur, cerita seorang laki laki yang meninggalkan kekayaannya karena sebuah penyesalan."

Mew POV

Flashback on...

Saat itu merupakan wedding anniversary ku dengan Kana. Kana merupakan sosok perempuan yang anggun dan cerdas, dia memiliki hati yang baik dan sifat yang lembut.

Untuk merayakan wedding anniversary ku dengan Kana, aku mengambil cuti dari kantor dan berencana untuk berlibur ke Phuket

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk merayakan wedding anniversary ku dengan Kana, aku mengambil cuti dari kantor dan berencana untuk berlibur ke Phuket. Aku ingin merasakan bulan madu ke dua bersamanya.

Aku menyiapkan berbagai kegiatan untuk membahagiakannya, makan malam berdua, bermain di pantai, pergi ke taman hiburan, dan tentu saja quality time antara kita berdua, mengingat jabatanku yang menjadi seorang CEO membuat waktuku banyak terbuang di kantor.

Semua berjalan lancar, kami menghabiskan waktu yang berkualitas selama liburan. Hingga sebuah tragedi yang menjadi mimpi buruk ku terjadi.

Hari ke 7 aku dan Kana berlibur di Phuket, kami bermain volly pantai bersama, hanya aku dan dia. Aku menyewa lapangan di tepi pantai khusus untuk kami berdua.

Kami bermain dengan canda tawa hingga bola yang ku lempar mendarat di tepi pantai. Kana mengambil bola tersebut, namun bola itu terbawa ombak ke tengah laut.

Kana berusaha mengambil bola tersebut, aku tidak khawatir, karena aku tau dia adalah perenang yang hebat! Dia pernah mengikuti olimpiade renang gaya bebas dan mendapatkan medali perak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kana berusaha mengambil bola tersebut, aku tidak khawatir, karena aku tau dia adalah perenang yang hebat! Dia pernah mengikuti olimpiade renang gaya bebas dan mendapatkan medali perak.

Selama 5 menit aku menunggu namun Kana tidak muncul ke permukaan. Aku yang panik segera berlari menuju lautan, ku selami beberapa meter dan melihat tubuhnya yang hampir tenggelam.

Ku raih tubuh lemah nya dan membawanya ke daratan. Ku beri nafas buatan, namun itu semua sia sia... Kana sudah pergi untuk selamanya.

Ku telpon Newwie untuk meminta bantuan. Dia datang dengan ambulan beserta berbagai peralatan canggihnya. Aku masih berharap bahwa Kana masih bisa di selamatakan.

Tapi harapanku tak pernah terwujud, Newwie berkata bahwa Kana meninggal karena Kram pada bagian kaki yang menyebabkan dia tidak bisa berenang ke permukaan.

Hati ku hancur, bahkan sudah tidak berbentuk lagi. Malaikat yang ku jaga selama ini akhirnya meninggalkanku dan lebih memilih berada di sisi-Nya.

Setelah menyelesaikan prosesi pemakaman, aku sudah tidak berniat untuk bekerja lagi. Ku serahkan semua kepada tangan kananku, aku akan menenangkan diri untuk beberapa waktu.

Aku memutuskan untuk datang ke Phuket kembali, tempat dimana kenangan manisku bersama Kana tersimpan. Di sini, aku memutuskan menjadi Life Guard, aku tidak ingin seseorang bernasib sama seperti Kana. Aku tidak ingin ada orang lain yang kehilangan nyawa di pantai yang Indah ini.

Flashback off...

"Dan sekarang penjaga pantai tersebut sudah menemukan malaikat barunya! Dia akan menjaganya dengan taruhan nyawa sekalipun!" Mew membelai kepala Gulf dengan lembut.

"Dan untuk hubungan ku dengan kedua orang tuamu, ayahku dulu pernah bekerjasama dengan mereka, dan saat ini aku akan menjalin hubungan kembali dengan calon mertuaku" Mew mencium kening Gulf dengan lembut.

"Sekarang tidurlah... Ini sudah malam, aku tidak mau kau sakit karena begadang" Mew menyelimuti badan Gulf dengan selimut.

"Terimakasih P'. Terimakasih karena telah menjagaku" Gulf tiba tiba mencium bibir Mew dengan lembut sebelum mereka mengarungi mimpi bersama.

TBC

Life Guard [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang