Happy reading, guys!
.
.
.
.
"Sampai kapan kau seperti ini, Yibo?"
Pertanyaan Huang Jingyu membuat Wang Yibo memutar bola matanya.
"Sudah kubilang, Huang. Carilah pekerjaan lain. Aku malas kembali balapan," ujar Wang Yibo dengan mata terus terpaku pada layar ponsel.
"Sialan! Jika kau benar-benar malas balapan, maka kau tidak akan ikut balap liar setiap malam."
Wang Yibo terkekeh melihat sang manager yang kesal. "Bukankah hasil balapan kita bagi dua? Apa masih kurang? Bahkan lebih banyak dari gaji biasanya."
"Aku tahu. Hanya saja fans-mu terus meneror. Juga banyak pihak yang terus mempertanyakan kapan kau ingin kembali. Jika kau terus seperti ini, maka mereka benar-benar akan menendangmu. Ayolah!"
Huang Jingyu merasa lelah dan frustrasi. Lihatlah! Seberapa keras dia menjelaskan, Wang Yibo malah asyik tersenyum dengan ponselnya.
"Dengar, Huang. Aku memang sangat menyukai dunia balap. Tapi, jika menjadi terkenal akan membuatku tak punya privasi, maka aku tak akan melakukannya. Cih! Mereka bahkan berani mengikuti sampai ke hotel. Dasar fans sialan!"
Wang Yibo kembali kesal saat mengingat kejadian di Indonesia. Beberapa fans di sana terang-terangan mengikuti Wang Yibo sampai ke hotel. Entah bagaimana mereka bisa masuk dan hampir memasuki kamar Wang Yibo. Sejak saat itu, saat pengumuman kemenangannya keluar, Wang Yibo lebih suka menjadi ninja. Pergi ke mana pun dengan dandanan tertutup sampai tidak ada yang mengenalinya lagi. Wang Yibo benar-benar benci privasinya diganggu. Bahkan kini dia pindah ke apartemen baru.
Sejak saat itu Wang Yibo lebih memilih mengikuti balapan liar yang sering diadakan lewat tengah malam. Walau ilegal, akan tetapi Wang Yibo senang karena bisa menyalurkan kesenangannya dan tetap menghasilkan banyak uang.
Asal dirinya menang, maka uang akan terus mengalir ke kantongnya.
Wang Yibo bukan berasal dari keluarga kaya raya. Bukan juga dari keluarga paling miskin. Hasil tabungannya selama berkarier masih cukup untuk hidup walau tidak bekerja selama setahun.
Namun, bukan berarti dirinya tenang-tenang tanpa mau bekerja. Wang Yibo masih memiliki pemasukan dari hasil balapan liar dan juga bisnis lain yang dia mulai sebelum terjun ke dunia balap motor.
Wang Yibo memiliki kerjasama bisnis dengan aplikasi yang banyak digemari oleh orang-orang. Bukan sembarang aplikasi. Itu hanya bisa diakses oleh orang-orang tertentu.
Vidmaster
Aplikasi yang diunduh oleh Wang Yibo tiga tahun yang lalu. Karena ketertarikannya soal seks berbeda dari yang lain, entah bagaimana caranya Wang Yibo menemukan aplikasi dewasa yang penuh dengan adegan yang mungkin orang normal katakan sadis.
Wang Yibo selama ini hanya memantau dan berfantasi saja. Tidak tertarik untuk ikut membuat vidio seperti yang lain. Dirinya sering dihubungi oleh admin. Namun, setelah Wang Yibo mengatakan akan memberikan dananya untuk bisnis mereka, akhirnya tidak ada lagi yang mengganggunya. Hanya saat ada member baru seperti inilah Wang Yibo akan diberi tahu dan ditawarkan barangkali Wang Yibo tertarik dengan barang baru.
Hari ini Wang Yibo mendapat username seseorang menggunakan foto yang sangat dia kenal. Hanya saja di sana Xiao Zhan terlihat lebih muda dari terakhir dia melihat.
Benarkah itu Xiao Zhan? Dia tertarik juga dengan hal seperti ini?
Jantung Wang Yibo berdebar-debar saat tangannya mengetik sebuah pesan.
"Apakah Anda sudah memiliki Master?"
Pertanyaan yang to the point dia lontarkan. Wang Yibo berharap seseorang di sana menjawab sudah. Karena dengan itu membuktikan bahwa dia bukan Xiao Zhan yang dia tahu.
Kenyataannya, jawaban demi jawaban yang Wang Yibo dapatkan semakin membuatnya yakin akan sesuatu. Seseorang di sana menjelaskan bahwa dia hanya tidak sengaja membuka aplikasi dan mengatakan akan menghapusnya.
Tangan Wang Yibo bergetar saat ingin mengetik balasan. Dia menulis hal yang mungkin saja beresiko salah. "Apakah ini benar Xiao Zhan yang aku kenal?"
Pesannya di baca. Namun, tidak ada lagi balasan. Wang Yibo mengerutkan kening dan semakin yakin bahwa itu memang Xiao Zhan. Seseorang yang dulu dia kira masih bocah. Seseorang yang nyatanya masih membuatnya penasaran sampai sekarang.
Wang Yibo jadi mengingat kata-kata terakhir sebelum dia berpisah malam itu yang sempat dirinya lupakan karena kesibukannya. Dia dengan penuh semangat mengambil jaket juga masker.
Mengabaikan Huang Jingyu yang berteriak menanyakan kepergiannya, Wang Yibo pergi dari apartemen barunya menuju satu tempat. Tempat di mana Xiao Food berada.
Sesampainya di sana, Wang Yibo ternyata harus menelan kekecewaan. Karena Xiao Zhan tidak datang ke kafe. Setelah memesan makanan untuk dibungkus, Wang Yibo memilih berlalu dari sana. Kemudian motornya berhenti di taman yang cukup sepi.
Wang Yibo menatap sekeliling taman yang lumayan sepi. Hanya ada satu dua orang yang lewat di sana. Wang Yibo memilih duduk di bawah sebuah pohon besar yang sangat rindang.
Pohon besar itu sangat besar hingga mampu menghalau teriknya mentari di atas sana. Wang Yibo membuka kotak makanan lalu mulai makan sambil memainkan ponselnya.
Ah, bukannya dia punya nomor Xiao Food? Siapa tahu itu nomor Xiao Zhan. Meletakkan makanannya, dengan penuh semangat Wang Yibo menekan tombol panggil.
Tidak lama panggilan terjawab. Terdengar seseorang langsung menyapa dari sana.
"Halo, selamat siang. Kami dengan Xiao Food siap melayani Anda. Apa yang ingin Anda pesan?"
Seketika Wang Yibo mematikan ponsel. Kesal. Dengan penuh kekesalan, Wang Yibo memakan makanan yang dia beli sehingga makanan itu telah ludes dalam waktu kurang dari lima menit.
Wang Yibo terlihat seperti orang gila sekarang. Jika ada yang melihat tingkahnya yang terus mengeluarkan umpatan dari mulutnya, pasti kini telah viral di media sosial. Seorang Wang Yibo terpantau menjadi orang gila.
Namun, sepertinya kewarasannya telah kembali. Karena saat Wang Yibo menyadari di mana dirinya berada, dengan segera dia mengenakan masker kembali lalu menyandarkan punggungnya ke batang pohon seraya memejamkan mata. Berusaha menenangkan diri.
.
.
.
Di sisi lain, Xiao Zhan yang bermaksud menghapus aplikasi baru yang tadi diunduh, segera mengurungkan niatnya. Entah apa yang membuatnya terus melihat-lihat vidio di sana.
Banyak hal menarik yang mampu mencerahkan matanya. Terutama membangkitkan gairah besar yang sejak lama terpendam.
Lihatlah, kini Xiao Zhan tengah berbaring di atas kasur tanpa sehelai benang pun. Tubuhnya yang ramping dengan lekukan indah di beberapa bagian terus menggeliat seiring vidio yang dia tonton.
Xiao Zhan tidak menyangka tubuhnya yang telah lama tidak dia puaskan kini merespon begitu cepat. Bahkan miliknya telah menegang sempurna dengan cairan membasahi ujungnya yang tidak bersunat. Itu tampak seperti sebuah sosis terbungkus dengan saus yang meluber di atasnya.
Dengan tangan bergetar, Xiao Zhan menyentuh bagian yang tegang itu. Namun, entah mengapa tiba-tiba bayangan seorang Wang Yibo terlintas begitu saja.
Walau terkejut dengan pikirannya sendiri, Xiao Zhan tetap menggerakkan tangannya. Membayangkan wajah tengil juga kedipan Wang Yibo saat terakhir dia bertemu. Membayangkan Wang Yibo di sana tengah mempermainkan miliknya dengan ekspresi seperti itu.
"Ohhhh, Yib-boo-oh."
Next, ya 🙈🥰🥰🥰🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of Love
FanfictionSuatu hari Xiao Zhan mendapat pesanan yang harus diantar. Ternyata itu dari arena latihan yang tidak jauh dari kafe miliknya. Di sana Xiao Zhan bertemu si pemesan yang ternyata adalah Wang Yibo. Seorang pembalap motor yang sedang ramai diperbincangk...