Happy reading, guys!
.
.
.
Burung-burung berkicau mengabarkan pagi yang ceria. Matahari sudah mulai menyinari alam semesta memberikan semangat pada setiap insan yang baru membuka mata.
Di sebuah apartemen sederhana, di mana seorang Wang Yibo tinggal sudah tampak kesibukan di pagi hari. Huang Jingyu tengah mempersiapkan pakaian Wang Yibo lalu memasukkan ke dalam koper.
"Seharusnya kamu persiapkan sejak semalam. Supaya pagi ini kita langsung berangkat. Kita hampir terlambat dan akan tertinggal pesawat." Huang Jingyu tidak berhenti mengomel sejak tadi.
Nyatanya, harapannya untuk Wang Yibo yang sudah bersiap hancur berkeping-keping. Wang Yibo benar-benar belum mempersiapkan apa pun. Padahal satu jam lagi mereka harus sudah berada di bandara dan akan berangkat ke Indonesia.
Wang Yibo akan ikut pertandingan di sirkuit Mandalika, Lombok. Mereka seharusnya sudah berangkat sekarang.
"Apa gunanya aku memilikimu? Bukankah itu tugas seorang manager?" ucap Wang Yibo dengan gayanya yang menyebalkan.
Huang Jingyu hampir mengumpat. Namun, itu tidak ada gunanya. Wang Yibo selalu seenaknya. Bukan, bukan Wang Yibo jahat. Akan tetapi jika mode menyebalkan telah datang, Huang Jingyu harus mengeluarkan seluruh stok kesabaran miliknya.
Akhirnya setelah 15 menit berlalu, semua telah siap. Tidak menunggu waktu lama mereka telah berangkat meninggalkan apartemen menuju bandara.
*
Bersama penerbangan pesawat yang ditumpangi oleh Wang Yibo, siaran televisi di kafe Xiao Food menayangkan vidio saat Wang Yibo berjalan memasuki bandara.
"Lihat Wang Yibo itu! Dia akan mengikuti pertandingan selanjutnya. Ah, hidupnya terlalu sempurna." Wang Haoxuan berkomentar membuat Xiao Zhan tersenyum tipis.
"Apa kamu mau tahu sesuatu?" tanya Xiao Zhan dengan senyum misterius.
"Hm?"
"Wang Yibo pernah datang ke sini," bisik Xiao Zhan dengan senyuman.
Namun, senyum itu luntur kala Wang Haoxuan dan Zheng Fanxing tiba-tiba tertawa terbahak-bahak.
"Hahaha!"
"Zhan Ge lucu sekali. Jika benar dia datang ke sini, maka kafe kita tidak akan pernah sepi," cibir Zheng Fanxing walau dengan bahasa yang tetap sopan.
"Aish! Sudahlah! Aku malas menjelaskan."
Xiao Zhan bergegas pergi ke belakang. Hari ini kafenya belum banyak yang datang. Mengingat Wang Yibo, Xiao Zhan menghembuskan napas kasar.
Sudah sebulan sejak terakhir Wang Yibo datang. Namun, pembalap itu tidak pernah datang lagi apalagi pesan makanan. Xiao Zhan mendengus saat mengingat kata-kata terakhir Wang Yibo malam itu.
Apanya yang katakan namamu? Dia bahkan tidak pernah datang lagi, batinnya.
Tidak ingin peduli apa pun lagi, Xiao Zhan memilih melanjutkan pekerjaannya. Sepertinya bahan di gudang banyak yang hampir habis. Xiao Zhan kemudian mencatat semuanya berniat untuk belanja kembali.
Akhirnya Xiao Zhan pun melupakan bahwa dirinya pernah bertemu bahkan berbincang dengan Wang Yibo. Dia menjalani hari-hari seperti biasa. Menjadi pemuda pekerja keras yang selalu ramah pada semua orang.
.
.
.
Waktu pun berlalu sangat cepat. Wang Yibo semakin terkenal kala memenangkan pertandingan terakhirnya di Indonesia. Semua orang tengah menunggu kabar terbaru darinya. Namun, sejak kemenangannya di Indonesia toga bulan yang lalu hingga detik ini Wang Yibo menghilang dari media. Membuat para fans bertanya-tanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of Love
FanfictionSuatu hari Xiao Zhan mendapat pesanan yang harus diantar. Ternyata itu dari arena latihan yang tidak jauh dari kafe miliknya. Di sana Xiao Zhan bertemu si pemesan yang ternyata adalah Wang Yibo. Seorang pembalap motor yang sedang ramai diperbincangk...