Siang masih menggantung. Matahari tak berani menampakkan diri dan
membiarkan langit berwarna
kelabu. Angin berembus meniup semua yang ada di seluruh
tempat ini. Pohon-pohon meranggas. Daun keringnya berguguran dan mengotori jalan kecil di antara nisan-nisan besar berdinding batu.
Sebuah makam yang dihias batu prasasti dengan patung wanita bersayap itu tampak masih baru. Permukaan makam tertutup taburan bunga. Seorang pemuda bersimpuh di sisi makam. Tubuhnya terbungkus jaket kulit cokelat. Wajah pucatnya memperlihatkan mata yang sembap. Meskipun angin menderu, pemuda itu bergeming. Dia belum ikhlas melepas kekasihnya terbujur kaku di dalam sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
PARIS, AFTER THE RAIN
Teen FictionIni seperti mimpi! Paris dan kuliner! Setelah semua usaha yang kulakukan, akhirnya aku berhasil mendarat di Paris. Le Culinaire, sekolah kuliner impianku. Semua calon chef ternama pasti ingin ke sana. Aku nggak akan menyia-nyiakan kesempatan ini, ba...