✧༝┉˚*❋ 99% ❋*˚┉༝✧
Pada awalnya semua
bangga pada pilihannya.Namun, pada akhirnya,
tidak semua orang
bisa setia pada pilihannya.Karena pada dasarnya,
hal yang tersulit dilakukan adalah
mempertahankan pilihannya.✧༝┉˚*❋ 99% ❋*˚┉༝✧
Javiar yang berusia 17 tahun dengan Javiar yang berusia 21 tahun, kini sudah cukup berbeda. Sedikit demi sedikit, sikap dewasanya mulai ia tunjukkan.
Jika dulu, egonya begitu tinggi, kini ia coba turunkan.
Jika dulu, amarahnya begitu membara, kini ia coba padamkan.
Meski sulit, tetap ia lakukan.
Sejak kejadian di mana hubungannya dengan Jordan yang sempat putus di tengah jalan, hanya karena sebuah ke-egoisan. Kini, ia berharap itu tak akan terulang.
Maka, ia coba sekuat tenaga.
Javiar tak lagi membangkang.
Segalanya ia dengarkan.
Sebab ia tahu, tak mungkin orang yang menyayanginya, akan menjerumuskan.
"Hati-hati di sini, jangan nakal, dengerin apa kata bunda." Peringat sang kekasih.
Ia mengangguk paham. Pelukannya masih belum ia lepaskan.
"Kamu pulang ke Indonesia lagi, kapan?" Tanyanya dalam dekapan.
"Belum juga aku take-off, kamu udah nanya gitu lagi."
Kepala Javiar menengadah sebentar ke arah Jordan. Lalu ia mencebik kesal, sebelum akhirnya menenggelamkan kembali wajahnya ke perpotongan leher yang terkasih.
"Emang kenapa, sih? Gak boleh aku nanya gitu?" Sewotnya yang malah mendapat gelak tawa dari kekasihnya itu.
"Boleh, sayangku. Tapi aku kan belum juga sampe ke Amsterdam, masa udah ditanyain kayak gitu?"
"Ya, kan biar aku tau kapan kamu ke sini lagi. Kalo kamu kelamaan di sana, gak pulang-pulang kayak waktu itu, aku mau geplak kamu."
"Enggak, sayang. Aku usahain cepet pulang lagi ke sini. Begitu urusan kuliah aku di sana selesai, aku langsung terbang pulang."
Good evening. Boarding for Dream Airlines flight number 56K76 to Amsterdam will commence immediately. Would all passengers please to proceed to gate C2 and have your boarding pass and ID ready. Thank you.
Suara pengumuman untuk keberangkatan Jordan menuju Amsterdam telah terdengar. Kini, secara perlahan ia melepas pelukan Javiar yang masih sangat erat padanya.
"Udahan pelukannya, Jojo udah harus masuk pesawat tuh." Seru Githa yang sedari tadi duduk memperhatikan putranya, bersama dengan kedua orang tua Jordan, serta Karla di sana.
"Ish~ Bunda ganggu aja." Sahut Javiar yang justru mendapat cubitan kecil di lengannya, oleh sang bunda.
Ranum yang berwarna merah muda alami itu langsung mengerucut. Menatap ke arah sang bunda dengan tatapan memelas.
"Bulan depan Papa ke Amsterdam, nanti kamu ikut Papa aja. Kita grebek Jojo di sana."
"Dih, emang Jojo ngapain di sana, pake acara grebek segala." Sahut si anak yang mengundang gelak tawa dari semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
99% ; sequel of Secret Love (DISCONTINUED)
FanfictionSepenggal kisah kasih dua insan muda yang masih mencoba bertahan untuk tetap berjalan di atas lika-likunya perjalanan cinta. Nomin AU BxB ©pudubabypudu