·05·

494 56 39
                                    

Tak ada yang berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Javiar akan selalu awali pagi di sini, dengan menikmati santapan pagi hari yang telah disiapkan oleh seorang juru masak kesayangan Oma.

Keempat manusia yang berbeda usia itu makan dengan khidmat, tanpa sebuah percakapan. Dan, hanya terdengar dentingan suara sendok dan garpu yang beradu dengan piring di sana.

20 menit, cukup bagi mereka untuk habiskan sarapan kali ini.

“Hari ini rencana kalian mau kemana?” Tanya Kelvin pada dua sejoli di hadapannya.

“Belum ada rencana sih, tapi kalo Iyar ada keinginan ya pasti dilakuin.” Jawab Jordan yang malah mendapat tonjokkan kecil pada lengan kanannya.

“Apaan sih.” Sahut Javiar yang diiringi kekehan kecil.

“Kamu udah ajak Javiar main ke kebun?” Pertanyaan Oma langsung dijawab gelengan kepala oleh yang ditanya.

“Jo lupa, Oma.”

“Ishh~ Anak nakal! Kalian harus main ke sana, enak buat abisin waktu berduaan di sana. Apalagi tinggal beberapa hari lagi Javiar di sini.” Ujar Oma yang diikuti anggukan kepala dari Kelvin, tanda setuju.

“Iya, Papa juga dulu lamar mama di sana. Tempatnya enak, sejuk, gak banyak orang juga. Jadi nyaman kalo mau deeptalk atau manja-manjaan sambil ngabisin waktu.” Timpal Kelvin.

“Mau?” Tanya Jordan yang dibalas anggukan semangat dari kekasihnya.

“Oke, kita pergi ke sana.”

Selanjutnya mereka lakukan bincang singkat, sampai sebelum Kelvin dan Oma beranjak dari meja makan, juga Jordan yang pamit untuk pergi membuang air kecil.

Dan, tepat saat sang kekasih pergi meninggalkan meja makan. Sebuah notifikasi masuk ke dalam ponsel Jordan yang tertinggal di atas meja.

Bukan tak mungkin jika Javiar tak sengaja melihat pada layar ponsel yang menyala itu, karena posisinya saja tepat berada di sampingnya.

Bukan tak mungkin jika Javiar tak sengaja melihat pada layar ponsel yang menyala itu, karena posisinya saja tepat berada di sampingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hati Javiar mencelos saat matanya menangkap untaian kata yang tersemat pada pesan itu.

Again.

Satu kata yang membuat pikirannya berputar. Mencoba untuk menerka-nerka apa maksud dari kata itu.

Apakah kata 'lagi' itu memang membenarkan bahwa kekasihnya ini bertemu dengan perempuan ini kemarin?

Apakah ini alasan kekasihnya pulang larut kemarin?

Apakah ini jawaban dari harum aroma parfum yang manis bak milik seorang perempuan yang ia cium kemarin?

Rentetan pertanyaan demi pertanyaan terus muncul dalam benak Javiar.

Ia tersenyum getir dan menundukkan kepalanya.

Apa maksud dari semua ini?

“Sayang, kok nunduk gitu? Kenapa?”

99% ; sequel of Secret Love (DISCONTINUED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang