Pemuda dengan paras bak pangeran menatap ke arah beberapa orang yang nantinya akan jadi teman kelas nya, sepasang bola Mata indah menatap gabian pria yang ia ketahui sebagai sepupu dari hexel,sesekali pria itu menatap ke arah nya sambil tersenyum.
zael tak percaya dengan apa yang terjadi saat ini, Sepupu dari hexel? Serius? Ini benar-benar tidak bisa di percaya bukan kah hexel dan keluarga nya itu-
"Seriusan gabian sepupu lo? Maksud gue bukan nya keluarga lo ada problem ya sama lo." Ujar zael sambil membalikkan tubuh nya menatap hexel.
Mendengar ucapan zael, Rui ikut menatap pemuda yang ada di samping nya ia menganggukan kepala nya, ia juga tadi sedikit bingung bagaimana bisa sepupu dari hexel bersikap biasa saja saat bertemu dengan hexel, bukan kah bunda benar-benar sudah di buang dari keluarga nya.
Fakta baru
Ibu dari hexel sudah lama di buang dari keluarga nya, maksudnya bunda benar-benar tidak pernah di anggap ada sejak ia memilih menikah dengan ayah hexel.sejak awal, keluarga dari bunda hexel sudah menentang keputusan anaknya,orang tua dari bunda hexel ingin anak nya menikah dengan laki-laki pilihan mereka, tetapi bunda hexel tidak mau dan memutuskan untuk tetap menikah dengan laki-laki pilih nya, sejak saat itu bunda hexel benar-benar tidak pernah di anggap sebagai anak ataupun keluarga.
"Emang tapi gabian gak kaya gitu,dia emang udah deket sama gue, ibu nya juga gak ngelarang cuman ya asal jangan bawa gue ketemu sama ortu nya aja."jelas hexel.
"Oh pantes jadi keluarga dari ibu lo cuman gabian doang yang akrab sama lo?"tanya Rui.
" Iya cuman dia doang."
"Nah nak silahkan perkenalkan diri kamu." Ujar guru yang kebetulan sedang mengajar di kelas.
"Gabian raksya genio." Ujar gabian dengan senyuman, murid yang ada di sana mendadak riuh penuh dengan sorakan, bagaimana mereka tidak ribut di hadapan mereka berdiri laki-laki bak pangeran ini.
"Oh ya anak anak, gabian ini sepupu dari hexel ia juga sempat sekolah di luar negeri bersama dengan hexel, ia pintar dan sangat jenius semua mata pelajaran ia kuasai dengan nilai tinggi."
Beberapa murid yang ada di sana menatap kagum ke arah pemuda yang ada di hadapan mereka, bisikan-bisikan yang kebanyakan pujian tak luput dari pendengaran gabian.
"denger denger gabian ini sekolah di luar negeri karena ia bosan dengan pelajaran di sini loh,pasti karena pelajaran di sini semua telah ia kuasai." Tambah guru itu.
Pemuda dengan wajah manis terdiam, kepala nya perlahan menatap pemuda yang ada di samping nya, Rui menatap hexel dengan pandangan terkejut.
"Hexel lo yakin gabian sepupu lo? Kok beda nya jauh banget ya." Ujar Rui pelan.
Hexel yang mendengar itu pun menatap datar ke arah Rui."apa maksud lo?"
"Gabian sekolah di luar negeri karena bosen sama pelajaran di sini saking pinter nya, lo sekolah di luar negeri gara gara ngejual saham keluarga." Ujar nya lagi.
Hexel menatap tajam ke arah rui, tunggu apa apaan itu?apakah pemuda yang ada di samping nya ini sedang memulai pertempuran dengan nya?
'Bangst rui'-batin hexel.
Senyuman manis tiba-tiba menyapa pandang hexel,pemuda tampan itu menatap ke arah depan sepupu nya ya sepupu yang sedari tadi rui berikan senyuman.
Tunggu,berapa kali rui memberikan sepupu nya itu senyuman,bukan kah ini masih pagi? Dan rui sudah banyak tersenyum manis seperti itu, dan itu bukan untuk dirinya! Tolong di garis bawahi bukan untuk dirinya! Sial.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLINDFOLD
Fanfictioncerita ini murni imajinasi saya jadi tolong jangan menjiplak, plagiat, mengcopy apapun yang ada di sini, hargai penulis! Liu xueyi Lixinze Ao ruipeng Li hongyi gak bisa bikin deskripsi, langsung baca aja. YANG GAK SUKA SKIPP AJA YA JANGAN NGOTORI...