Rui mendudukan tubuh nya sambil mengucek mata nya saat mendengar deringan handphone milik nya, ia menatap ke arah jam yang ada di sana, ah pukul 10 pagi seperti nya ia ketiduran di atas sofa.
Jangan tanya karena apa dia tidur di sofa.
Dengan nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul Rui mengangkat telpon itu.
"Halo hexel."ujar Rui dengan mata setengah tertutup.
Kekehan pelan terdengar dari sebrang sana.
"Baru bangun tidur ya? Ini zekan bukan hexel."
Mendengar hal itu mata Rui terbuka sempurna ia menjauhkan handphone dari telinga nya lalu berdehem pelan, sial ia panik tentu saja zekan bisa menebak keadaan nya hanya dengan suara nya atau bahkan deru nafas nya.
Setelah di rasa telah pas rui kembali mendekat kan handphone nya lalu mulai berbicara."ah hehehe maaf zekan gue baru bangun."
"Hm,hari ini gak bisa ke rumah."
"Loh kenapa?"
"Harus ke kantor."
"Oh oke deh gak papa."
"Udah di transfer."
"Uang Yang kemarin masih ada."
"Oh gak bilang."
"Gak nanya."
"Pulang, coklat mau?"
"Es krim."
"Sat-"
"Satu biji zekan bukan satu toko,apalagi satu pabrik yang rasa vanilla."
"Oke."
Setelah panggilan telpon itu terputus, rui melemparkan handphone nya asal ia kembali menghela nafas nya lemas di tubuh nya masih terasa belum lagi tubuh nya yang sedikit sakit karena yahh ia tidur di sofa malam tadi.
Rui bangun dari duduk nya saat di rasa perut nya mulai berbunyi ia baru ingat ia belum makan apapun sejak kemarin sore.
Baru saja kaki nya melangkah tubuh nya terhenti saat nyeri di tangan nya terasa, rui menatap benda yang ada di tangan nya ia berdecak pelan."lama lama gue betot juga nih infusan."ujar nya.
Maaf rui lagi mode sengol betot.
Rui kesal tentu saja selang infusan ini benar-benar menganggu dirinya, dengan malas ia berjalan mendekat ke arah tiang infusan yang tadi tertinggal dan mulai berjalan sambil mendorong nya.
Langkah kaki nya harus terhenti saat telinga nya mendengar suara bell rumah nya, helaan nafas kembali terdengar ia dengan terpaksa berjalan menuju ke arah pintu rumah nya.
"Siapa sih anj pagi pagi udah ke rumah gue, pliss ini hari libur." Misuh rui.
Dengan gerakan malas ia membuka pintu rumah nya,mata nya bisa melihat punggung tegap seseorang yang sedang membelakangi dirinya.
Rui mengernyit kan dahi nya, tunggu punggung ini ia merasa familiar dengan punggung yang ada di hadapan nya ini.
"Hexel." Panggil nya.
Ya tidak salah lagi seseorang yang ada di hadapan nya ini pasti hexel ia tau itu bahkan dari bau nya ia juga bisa langsung menebak nya.
Sedangkan hexel yang di panggil hanya terdiam wajah dingin dan datar masih terpasang jelas di sana, lain hal nya dengan wajah nya yang begitu dingin hati hexel malah sebaliknya.
'Tolol hexel lo ngapain ke sini sih anj! Lo kan lagi ngambek sama Rui lagian nih kaki malah jalan sendiri pliss gue baru sadar pas pintu nya tadi di buka, ah bangst!'-batin hexel.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLINDFOLD
Fanfictioncerita ini murni imajinasi saya jadi tolong jangan menjiplak, plagiat, mengcopy apapun yang ada di sini, hargai penulis! Liu xueyi Lixinze Ao ruipeng Li hongyi gak bisa bikin deskripsi, langsung baca aja. YANG GAK SUKA SKIPP AJA YA JANGAN NGOTORI...