BAB III: Les Privat Untuk Riyanti

13.2K 31 0
                                    

Ada baiknya membaca cerita sebelumnya BAB II: Pesanan Bu Tina terlebih dahulu sebelum membaca cerita ini agar kalian dapat memahami alur cerita aslinya.

Setelah pulang dari makan malam bersama bu Tina dan Riyanti di warung lesehan dekat komplek rumahnya, aku akhirnya sampai di rumah. Jarak rumahku ke rumah bu Tina sekitaran 40 menit perjalanan. Aku yang sangat kelelahan akibat bercinta dengan bu Tina sampai 2 kali pada hari dan jam yang sama itu langsung rebahan di kamar dan tertidur pulas karena esoknya aku berencana kembali ke rumah Bu Tina untuk mengajari Riyanti.

Aku pun tersadar dari tidur nyenyakku, jam menunjukkan pukul 06.20 pagi. Suara motor dan mobil lewat di depan mulai terdengar. Rumahku berada dipinggir jalan yang selalu ramai dilintasi oleh karyawan-karyawan kawasan industri. Aku mengambil HP yang masih berada di kantong celanaku dan ku bawa tidur semalaman. Maklum karena kelelahan di hari sebelumnya.

Saat membuka HP ternyata bu Tina ada mengirim chat WA dan menelpon ku semalam jam 23.10, dimana aku telah terlelap tidur saat itu. 'Udah sampe rumah bang???' begitulah isi chat bu Tina lalu aku segera membalasnya. Aku mengatakan kalau aku kelelahan dan langsung tertidur semalam dan tidak memegang HP lagi. Bu Tina belum membalas WA ku, lalu aku pun bangun dan pergi mandi serta siap-siap untuk menuju ke Toko.

Setelah mandi aku mengambil HP kembali, bu Tina masih belum membaca WA dariku. Setelah siap berpakaian, aku pun menghidupkan motor dan pergi ke warung dekat toko untuk sarapan pagi dan setelahnya aku menuju ke Toko dan membuka usahaku kembali seperti hari-hari biasa. Melayani pelanggan dengan senyuman sudah menjadi prioritas utamaku, akibat aku yang seperti itulah dapat bersetubuh dengan bu Tina yang terpesona dengan keseriusan ku dalam melayani dan mendengar keluh kesah orang.

Pukul 08.50, bu Tina rupanya sudah membalas WA dariku tadi. 'Keenakan tidur bang yaa?, sekarang dimana?' begitu isi chat bu Tina dan aku membalasnya dengan mengatakan kalau sudah berada di Toko dan lanjut bercerita mengenai kejadian persetubuhan kemarin dan izin ke bu Tina untuk aku melayani pelanggan dulu karena sedang berada dalam jam sibuk saat itu.

Sekitar sejam kemudian, bu Tina menelponku.

"Bangg panji, lagi sibukkah?", tanya bu Tina melalui panggilan telpon.

"Sekarang lagi kosong kak, gimana?", tanyaku.

"Bang jadi kan nanti malam ke rumah ajarin si kakak? Tapi bisa nggak abang datangnya agak sore gitu jangan malam, soalnya Riyanti sendirian nanti", tanya bu Tina.

"Lah kakak kemana emangnya", tanyaku.

"Jadi barusan dari kantor sana WA saya, nanti sore jam 4 mau ketemu sama pihak perwakilan mantan suami di kantor yang ngurus cerai itu, saya mau ngajak si Kakak, tapi si Kakak nolak karena pengen les sama abang, katanya ada tugas yang dia nggak bisa dan kumpulnya besok pula" ucap bu Tina.

"Jam 4 ya, bisa deh saya usahakan ya kak. Tapi nanti kakak pulang jam berapa?" tanyaku.

"Itulah yang belum tau, kalau cepet sih magrib udah pulang mungkin, kalau lama debatnya ya pasti malam bang karena di kota sana janjian ketemunya", kata bu Tina.

"Itulah kalau boleh abang tungguin saya pulang bisa? Kasian si kakak di rumah sendiri, si kakak pun mau tinggal karena minta abang temenin dia sampe saya pulang katanya, ini lagi sekolah si kakak", jawab bu Tina.

"Boleh sih kak, udah laporan ke RT kak kalau saya ngajarin si Kakak di rumah nanti", tanyaku lagi.

"Nanti deh saya bilang ke RT, cuma abang bawa fotocopy KTP ya nanti, mungkin ada diminta", jawab bu Tina.

"Oke siap kak, saya usahakan jam 4 nanti udah dalam perjananan kesana yah", jawabku  dan itu adalah akhir percakapan kami. Aku pun beraktifitas  seperti biasa di Toko setelahnya.

Jam menunjukkan pukul 15.30, lalu HP ku berbunyi. Bu Tina ternyata mengirimi aku WA. 'Bang, saya udah jalan ke kota nih, abang jangan telat yah pliss. Si kakak nungguin abang di rumah itu' begitu isi chat bu Tina. 'Yaudah deh kak ini saya langsung kesana aja, bersih-bersih dulu deh ya terus mandi bentar' jawabku. 'Ndak usah mandi lah abangnya, mandi di rumah aja nanti, abang bawa baju ganti terus' bu tina membalas. 'Oke deh kak, ini saya tutup toko langsung ke rumah' balasku.

Aku pun menutup toko, mengambil beberapa pakaian termasuk CD dan celana kolor ganti dan memasukkan kedalam ransel lalu segera menuju ke rumah bu Tina. Selama dijalan aku berpikir, berharap Riyanti sedang mandi seperti kemarin lalu buka pintu depan rumah sambil memegang handuknya. Sungguh pemandangan yang indah jika memang terjadi pikirku. Aku pun sedikit mempercepat laju kendaraan agar cepat sampai kesana.

Sekitar 30 dijalan aku pun sampai ke rumah bu Tina dan langsung memakirkan motor di dalam teras rumahnya.

"Assalamualaikum", ucapku sambil mengetuk pintu depan.

"Walaikumsalam, siapaa?", terdengar suara Riyanti dari dalam.

"Bang panji kak", jawabku singkat. Lalu Riyanti membuka pintu dan menyuruhku masuk. Wow, benar kata bu Tina kemarin, mereka dirumah memang kebiasaan memakai pakaian yang minim, makanya pintu rumah selalu tertutup. Riyanti memakai kaos pink yang menyerupai daster dengan gambar boneka di bagian tengahnya. Kaos itu seperti kaos lelaki seukuranku yang dipakai oleh wanita. Jadi hanya sepaha saja, yang membuat paha mulus putih Riyanti keliatan olehku.

"Masuk deh bangg, ada bawa baju? kata mamah abang mandi disini nanti ya?", tanya Riyanti sambil menutup pintu. Aku pun langsung duduk di ruang tamu. Riyanti sepertinya sedang menonton TV di ruang belakang karena terdengar suara TV.

"Iya ni dalam tas, nanti aja deh abang mandinya yaa", jawabku singkat.

"Bang disini aja yuk sambil nonton bisa rebahan juga", ajak Riyanti agar belajarnya nanti di ruang belakang depan TV. Tak ada kursi disana, hanya karpet turki berbulu halus. Aku pun bangun dan menuju ke belakang.

"Kakak perlu banget sama abang ni sebenernya, mepet kali tugasnya bang, besok harus kumpul, belum kelar-kelar dari semalam kakak kerjain bang", kata Riyanti yang sedang ingin duduk itu. Saat Riyanti ingin duduk terlihat olehku CDnya yang berwarna kuning itu. Namun hanya sesaat karena Riyanti menutup dengan tangannya. Posisi duduk Riyanti itu menyilangkan kaki, jadi jika tangannya pindah otomatis CDnya tampak jelas olehku yang duduk pas didepannya dan membelakangi TV.

"Gitu yah, ada mamah kakak cerita tadi, emang tugasnya gimana sih?", tanyaku sambil melihat laptop Riyanti.

"Ini bang, kami dikasih data terus disuruh isi ke excel, tapi nanti dibuatin kolom pencarian gitu di atasnya kayak contoh gini bang" jawab Riyanti sambil menunjukkan lembaran tugasnya. Aku berharap tangannya yang menutupi selangkangan itu yang dia gunakan untuk menunjuk tugasnya, tapi malah dengan tangan lainnya. Belum rezeki kali ucapku dalam hati.

"Hmm, ini datanya udah abis kakak isi?", Tanyaku.

"Belum bang, hehe, masih setengah lagi sih, tadi di ganggu telponan temen curhat dia jadinya tinggal lagi deh ngisi datanya", jawab Riyanti.

Aku pun mengajari Riyanti cara membuat kolom pencarian seperti yang disuruh oleh gurunya. Gampang sih menurutku, cuma rencana nanti akan aku buatkan modul ajar untuk Riyanti biar kegiatan les privat nya juga terarah.

Bersambung ke part selanjutnya...



Calon Janda dan Tukang Fotocopy Jilid IIITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang