capt 1

395 29 2
                                        

“Eunghhh….”

Desahan yang didengar oleh telinganya sangat membuatnya semakin gila.

Seseorang yang tengah dimanjakan oleh wanita bernama Freen terlihat menyukai pergerakan jari-jarinya yang dimainkan di bawah sana.

Semakin cepat dan semakin intens, Freen pun akan merasakan kesenangan yang sama jika wanita tersebut menyukai permainannya.

“Aku ingin lebih, Freenhhh….”
Mendengar rintihan dengan nada khasnya, Freen menyeringai puas karena inilah yang sudah ditunggunya.

Freen menaiki tubuh wanita seksi yang telah terkapar di atas ranjang. Diciumlah setiap inci dari tubuh menggoda itu. Setiap dia memberi sentuhan atau ciuman, desahan pelan selalu terdengar.

Dia tidak akan membiarkan permainannya berjalan cepat. Semua hal yang dilakukan harus terasa memuaskan. Dan jika tidak, maka dia akan terus mengulanginya.

“Kamu menginginkan sesuatu dari milikku ini kan, sayang?” bisiknya menggoda pada telinga wanita berdarah Thailand-Denmark seraya tangan dari wanita itu diarahkan ke bagian miliknya yang sensitive.

Nita tersenyum tipis lalu mengecup bibir wanita yang tengah menatapnya dari atas tubuhnya.

“Ya, aku menginginkannya. Lakukanlah sesuai iramamu.”

Freen tersenyum senang, dia pun memberi satu kecupan manis pada kening si wanita lalu segera melanjutkan permainannya.

Cepat atau lambat, itu tidak lagi penting bagi Nita. Selagi wanita yang dicintainya itu memberikan kenikmatan untuknya, itu sudah cukup. Meski dia mencintainya, namun sampai saat ini wanita bermarga Sarocha itu tidak sepenuhnya memberikan kepuasannya.

Dan hal tersebut kembali terjadi. Di saat Nita memintanya untuk mengeluarkannya di dalam, Freen selalu tidak melakukannya.

“Kenapa tidak, Freen? Apakah kamu tidak mencintaiku lagi?” keluh Nita.

Freen menghela napasnya, “sudah berapa kali aku bilang, aku hanya ingin melakukannya sampai di situ saja.”

Nita ingin membujuk dan merayunya lagi, namun Freen segera pergi ke kamar mandi.

Raut wajah Freen yang seharusnya senang dengan permainan yang tadi telah dimainkan, kali ini tidak. Entah mengapa, belakangan ini dia tidak terlalu merasa puas.

Faktor hormon? Ataukah Nita yang sudah tidak terlalu menggoda lagi? Tidak, dua hal itu tidak terlalu berefek.

"Haruskah ku bermain dengan wanita lain? Tapi siapa? Hanya Nita-lah yang sangat mirip dengan tipe idealku."

Freen memutuskan untuk membersihkan diri. Selama itu juga, dia terus memikirkan tentang apa yang tengah dirasakannya.

Setelah berpakaian rapih dan wangi, Freen pergi dari apartemen miliknya. Baru ingin memegang gagang pintu, tangannya ditahan oleh Nita dan dia langsung mencium bibirnya.

"Aku mencintaimu. Sampai bertemu lagi nanti malam." Freen tersenyum pelan lalu pergi.

Di perjalanan menuju kantor khusus bisnis yang bisa dibilang melenceng, rekan kerjanya menghubunginya bahwa ada seseorang yang ingin bertemu dengannya. Freen sudah memberitahukan jika ada orang yang ingin bertemu, maka orang tersebut

Namun dikarenakan orang tersebut merupakan salah satu orang kaya dan berpengaruh dalam bisnis melenceng itu, Freen mau tidak mau harus menemuinya.

Freen memiliki dua perusahaan. Yang satu merupakan bisnis yang bergerak di bidang ekstraktif, dimana bisnis itu kegiatannya mengambil serta memanfaatkan hasil-hasil kekayaan alam seperti pertambangan, penangkapan ikan di laut bebas, penebangan kayu legal dan sebagainya. Namun disini, Freen cendurung lebih memfokuskan pada pertambangan (FS Corporation).

Criminal Mind [Freenbeck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang