#PROLOG

38 1 0
                                    

Tiba-tiba Theo menarik tangan Yuichi, mencoba untuk membujuk sahabatnya untuk ikut bersamanya. "Ikut aku yuk! Udah lama kita ga kumpul bareng kan? Ayo dongg sekali ini ajaa, ya ya mau kan?"

Yuichi pun merasa kesal lalu melepaskan genggaman tangannya. "Apasih? Kan kamu sudah punya teman baru, kenapa masih nyari aku?”


"Ngga gitu yu.. aku mau minta maaf.. kamu jangan gini dong, aku gamau persahabatan kita pecah gini karena aku yang ga pernah hargain usaha mu." nada suara Matheo tiba-tiba sedikit mengecil.


FLASHBACK ON


Ah iya kalian belum tahu masalah mereka berdua ya? Jadi Matheo ini sudah mempunyai teman baru saat di kelas 7, sejak saat itu dia mulai menjauh dari Yuichi. Siapa yang tidak merasa kesal ketika sahabat kecilnya lebih dekat dengan orang yang baru dikenal? Tapi.. semua orang pasti mengalami people come and go jadi kita harus bisa menerimanya.


Saat di kelas 8 Yuichi ini masih tidak menemukan seorang teman. Entah karena mereka ilfeel dengannya atau Yuichi yang kurang membuka dirinya? Sepertinya dua-duanya.


Dia bergumam dari kejauhan sebelum berada tepat di depan perpustakaan. "aduh kenapa harus ada mereka di depan perpus sih? aku kan mau lewat sana.. tapi yasudahlah ayo terobos aja."


Diluar dugaan. Ternyata keempat itu mendorong salah satu teman cowoknya ke arah Yuichi, mungkin.. biar bisa menyentuh bagian tubuh yang dilarang? Sepertinya begitu.


Ya walaupun disini posisi Yuichi ini seorang pria yang mempunyai anatomi tubuh yang berbeda, tetapi dia tetap harus menjaga diri dimana pun dia berada. Karena kita juga tidak tahu akan ada masalah apa yang akan menimpa kita kan?


"Oh hai ganteng~ gimana nih kabarnya? Baik kan?" sapa pria yang berasal dari kelas sebelah. Mereka berempat memang suka sekali duduk di depan perpustakaan.


Mau tidak mau, Yuichi harus melawannya dengan cara berani berbicara di depannya. Dia harus bertindak tegas, dia tidak ingin ditindas secara terus-menerus.


"K-kalian.. cukup, minggir dari jalanku. Ini masih dikawasan sekolah, ga boleh gitu!" Jawab Yuichi dengan sedikit gugup.


“Oh anak bunda satu ini udah mulai berani ya? Emangnya kalau udah diluar lingkungan sekolah, aku boleh gini ke kamu?" Dia pun tanpa ada rasa malu sedikitpun memegang dagu Yuichi.


Untung saja di perpustakaan tidak ada orang satupun, jadi orang tua Yuichi tidak perlu datang ke sekolahnya hanya karena masalah ini. Bukannya Yuichi tidak ingin melaporkannya, dia sedikit takut untuk berbicara. Sebenarnya masalah seperti ini harus ditindaklanjuti oleh pihak sekolah, supaya tidak membahayakan pada siswa yang lain.


FLASHBACK OFF


Saat kenaikan kelas, mereka berdua senang karena bisa satu kelas dan duduk di bangku yang sama setelah sekian lama.


Dengan semangat yang menggebu-gebu Yuichi pun memanggil sahabatnya ini untuk duduk disebelahnya, "THEOOOO DUDUK DISINII SAMA AKUU!!!!"


Tapi Matheo ini terdiam sejenak. Mungkin saja dia masih kaget karena bisa satu kelas atau kaget dengan suara lantang sahabatnya itu?


"Hahahaha iya iya, gemes banget deh bayiku ini. Aku duduk disini yaa." Matheo pun segera meletakkan tas nya lalu duduk dan mengusak surainya gemas.


─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌


Tak terasa hari kelulusan sudah tiba. Dia sangat takut kalau dia tidak satu sekolah dengan sahabat kecilnya. Ternyata oh ternyata dia salah sangka.


Dia memang satu sekolah dengan Matheo, tapi beda kelas saja. Matheo kelas X IPS 3 sedangkan Yuichi kelas X IPS 2.


Saat class meeting Matheo ini lebih memilih pergi bersama teman sekelasnya, sedangkan Yuichi ini selalu sendirian dan selalu menunggu kehadiran sahabat kecilnya.


"Hadeh sama temen barunya lagi.. kebiasaan banget deh suka ditinggal. Tapi ya emang kenyataannya begitu? Pantes ditinggal aku mah.. yasudahlah aku pasrah aja." Dia mengacak-acak rambutnya frustasi. Tapi memang tidak sekali dua kali, melainkan sudah berkali-kali dia bersikap begitu padanya.


─‌─‌─‌──‌─‌─‌─‌─‌──‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌─‌


Dua minggu sebelum malam pergantian tahun Yuichi mendengar kabar dari ibunya bahwa sahabat kecilnya ini mengalami kecelakaan.


“Eh.. kapan deh dia kecelakaan bun? Kok aku gatau sama sekali? Ah kebiasaan banget deh tiba-tiba, masa hadiah ulang tahun ku gini…” kabar tersebut membuat dia kaget dan sekaligus membuatnya sedih. Padahal hanya menghitung bulan saja umur Yuichi akan bertambah, Theo akan memberikan hadiah saat Yuichi ulang tahun nanti, tetapi umur sahabatnya yang telah diambil dahulu.


Dia sudah hafal dengan tingkahnya. Entah dia pergi ke cafe di suatu tempat atau bahkan diajak langsung oleh ibunya. Karena dia seperti anak-anak yang berada di lampu merah. Iya tidak memiliki tujuan mau kemana. Dia selalu saja keluar rumah. Katanya merasa bosan kalau di dalam rumah terus-menerus.


“Yang bunda dengar sih.. katanya dia tertabrak oleh truk saat dalam perjalanan ke cafe yang dia suka itu.” Sang bunda langsung mengusap surai anaknya, supaya dia tenang dan tidak menangis.


To be continued…


halo~
ini first ff ku, kalau masih kurang bagus tolong dimaklumi hehet.
jangan lupa kasih like dan vote kalau kalian suka sama ff yang aku buat ini.

TWO BEST FRIENDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang