Boleh banget vote dan komen, ya.
Biar authornya semangat nulisnya. Happy reading!
.
.
.Tidak ada yang bisa membuat Rion heran sampai sakit kepala, jika bukan Renjana Dewantara.
Dengan tidak tahu malunya sahabatnya itu bertingkah seperti anak Sekolah Dasar, di depan banyak orang. Mood-nya yang sering naik turun seperti roller coaster ,sering marah lalu tiba-tiba tertawa bahagia.
Rion tidak heran, tidak juga merasa aneh, illfeel atau semacamnya. Baginya Renjana itu unik. Satu-satunya sahabat yang dimilikinya sejak kecil. Mereka bertetangga sejak keluarga Ren pindah di perumahan samping rumah Rion. Saat itu mereka masih berusia 6 tahun dan bersekolah di Sekolah Dasar yang sama.
Renjana bukan anak yang pandai bersosialisasi dan cenderung pendiam. Namun, ada sebuah kejadian saat mereka di kelas 3, yang membuat Renjana si pendiam itu dekat dengannya.
Rion tidak tahu di mana Papa Renjana, karena dia hanya melihat anak itu selalu berdua dengan Mamanya. Hingga suatu hari di sekolah, Rion menemukan Renjana menangis di pojok toilet sedang 'dibully' oleh teman-temannya karena tidak punya Papa.
Rion memarahi anak-anak itu dan mengusir mereka. Namun Rion sangat takut saat itu karena Ren menggigil ketakutan sambil menangis menutup kedua telinganya. Merasa tidak bisa menenangkan Renjana saat itu, Rion berlari ke ruang guru untuk meminta bantuan. Lalu setelah kejadian itu, Renjana tidak masuk sekolah selama 2 minggu.
Barulah Rion tahu alasan Ren tidak masuk saat Tante Laras datang ke rumahnya, untuk berterima kasih karena sudah menolong Renjana di sekolah. Tante Laras menjelaskan bahwa Renjana mengalami gejala anxiety disorder, setelah di bawa ke dokter dan mendapat rujukan ke psikolog. Ren sedikit trauma takut jika dia ke sekolah akan diejek oleh teman-temannya yang lain karena tak punya papa.
Rion yang tidak mengerti situasi saat itu, bertanya pada Mamanya yang menjelaskan bahwa dalam keluarga Ren, Papa dan Mamanya tidak lagi tinggal bersama, sehingga Ren berdua saja dengan ibunya. Dan keadaan seperti itu bisa terjadi pada orang dewasa, karenanya bukanlah hal baik jika kita mengejek keadaan keluarga orang lain.
Rion paham, lalu keesokan harinya dia datang bersama Mamanya untuk menjenguk Ren di rumahnya. Awalnya anak itu tidak mau bertemu dan keluar dari kamarnya, tetapi setelah bujukan dari Tante Laras, akhirnya Ren mau bertemu.
...
'Hai, kamu apa kabar Ren? Kok lama nggak masuk sekolah sih?' - tanya Rion saat itu.
Renjana hanya diam menyembunyikan diri di balik punggung Tante Laras.
'Kamu mau temenan sama aku nggak? Nanti kita bisa main sama-sama. Aku jagain kamu supaya anak-anak nakal itu nggak gangguin kamu lagi. Kamu udah liat aku tuh kuat kan?' - Rion dengan kepolosannya menyombong namun justru berhasil menarik Renjana.
'Kamu mau jadi temanku?'
'Iya dong.'
''Kamu nggak ngejek aku karena Papa nggak ada?'
'Nggak. Papaku juga nggak ada, lagi kerja di luar kota. Iya, kan, Ma?' - ucap Rion polos yang diiyakan oleh Mamanya.
Rion maju mendekat dan mengulurkan tangannya pada Renjana.
'Kita temenan yuk!'
Dan Renjana pun akhirnya keluar dari persembunyiannya di balik punggung Mamanya. Ragu, tetapi kemudian mengulurkan tangannya pada Rion, membalas jabat tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Bawah Atap Yang Retak
Fiksi RemajaIni bukan kisah romansa yang penuh drama. Ini hanyalah kisah dua anak yang ingin menyatukan kembali kedua orang tua merenka dan memiliki sebuah keluarga utuh yang mereka impikan. Diam-diam Renjana dan Juandra merencanakan sesuatu untuk orang tua mer...