Yunho melihat Jaejong berdiri di seberang jalan. Sangat tampan. Jaejong tersenyum padanya. Senyum yang sangat Yunho rindukan. Yunho membalas senyuman itu dan segera berlari menghampirinya. Yunho berhenti tepat di depan Jaejong, mengusap pipinya, lalu mencium bibirnya dengan lembut. Yunho kemudian membawa Jaejong ke dalam dekapannya. Memeluknya erat seakan tidak ingin melepasnya lagi. Jajeong membalas pelukan Yunho. Yunho semakin bahagia merasakan pelukan itu. Tapi kemudian Jaejong mulai melepas pelukannya, tubuh Jaejong menjadi berat bersandar padanya, Yunho segera melepaskan pelukan untuk memastikan keadaan Jaejong. Darah keluar dari sudut bibir Jaejong, dan lebam menghiasi wajahnya..
"Yunho, apakah kau pernah mencintaiku.."
------
"Jaejong !"
Yunho terbangun dari mimpinya dengan terengah-engah.
Dia mulai mengerang menahan kesedihan yang setiap malam selalu mengantuinya."Aku mencintaimu.. aku mencintaimu.."
Yunho berbisik dengan suara serak..
Dia meringkuk di atas ranjangnya sambil mengulang kata-kata itu. Kata-kata yang belum sempat dia ucapkan kepada Jaejong.Suara tangis bayi tiba-tiba terdengar, membuat Yunho kembali tersadar. Dia segera bangkit dari ranjang dan menghampiri box bayi yang ada di dekatnya. Bayi mungil itu juga terbangun dari tidurnya. Yunho menggendongnya dengan lembut, meningmangnya dalam dekapannya yang hangat.
"Kau lapar? Ayo kita buat susu untukmu."
Yunho kemudian pergi ke sebuah meja yang berisi peralatan bayi lalu membuat susu sambil tetap menggendong bayi itu.
Bayi kecil itu menikmati susunya dalam pelukan Yunho. Meminumnya sampai habis lalu tertidur lagi.
Yunho mengusap wajah mungil bayi itu, sangat tampan, mirip seperti ibunya. Yunho mulai berkaca-kaca. Mengingat kembali apa yang terjadi pada Jaejong."Maafkan aku.. maafkan aku membuatmu jauh dari ibumu.." sebuah air mata menitik jatuh di atas pipi bayi itu.
--------
Yunho sedang berada di sebuah kamar rawat Rumah Sakit, melakukan rutinitas yang sudah dia lakukan setiap hari selama 1 bulan terakhir ini.
Seseorang terbaring di sana, sangat tenang, tidak bergerak, seakan tidak mau bangun dari tidurnya. Beberapa alat terpasang di tubuhnya untuk menunjang kehidupannya. Yunho mengusap wajah tampan itu dengan air hangat, mengusap lengannya, badannya, kakinya, semuanya. Yunho selalu memastikan orang yang dia cintai itu bersih meskipun dia selalu tertidur. Yunho mengecup lembut tangan orang itu lalu menempelkannya di pipinya sendiri.
"Jaejong... bangunlah... kumohon...."
-------
...( Flashback 1 bulan sebelumnya )...
Petugas medis gagal melakukan CPR pada Jaejong. Detak jantung tidak mau kembali.
"Ada defibrillator di ambulance! Kita harus cepat!"
Kata seorang petugas medis.
Yunho yang mendengar itu mendapatkan kembali harapannya. Dia segera meraih tubuh Jaejong dan menggendongnya."Cepat siapkan alat itu! Aku akan membawanya!"
Yunho petugas medis itu mendahuluinya untuk bersiap. Petugas itu mengangguk lalu melesat pergi. Yunho yang menggendong Jajeong menyusul setelahnya. Dia berlari secepat mungkin. Hanya ini satu-satunya harapan untuk menyelamatkan Jajeong, Yunho bahkan tidak merasa lelah, dia hany merasakan kesedihan yang saat ini menggerogoti hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deep Regret
Fanfiction"Kenapa jangan di situ Jae? "Apakah karena di situ - ada bayi? "Di mana? Di sini? Tanya Yunho sambil mengusap perut Jaejong di sekitar pusar, lalu-- BUGH ! ========================== Homophobic mohon menyingkir, Mpreg only, Enjoy! ==================...