---
Yunho..
Aku hamil..
---Jajeong mengirim pesan singkat kepada kekasihnya, tidak, pelanggannya. Jaejong adalah seorang pelacur pria. Dia sebatang kara sejak kecil. Dia terpaksa mengikuti kehidupan kotor itu untuk terus menyambung hidupnya. Setiap hari dia akan menjajakan tubuhnya di pinggir jalan, menunggu siapa pun yang ingin menjadi pelanggannya.
Suatu hari dia seorang pelanggan mabuk menyewanya. Pelanggan mabuk itu membawanya ke sebuah hotel, lalu pergi begitu saja di pagi hari. Jaejong sudah bangun saat itu, dia hanya pura-pura masih tertidur, jadi dia mendengar pelanggan itu mengumpat saat nendapati dirinya bangun di sebelah Jaejong. Pelanggan itu segera berpakaian dan melempar sejumlah uang ke ranjang sebelum pergi. Jaejong manangis dalam diam, dia memang selalu menangis di pagi hari setelah terbangun dari tidurnya setiao kali selesai melayani pelanggan, karena dia merasa sangat buruk, diperlakukan sangat rendah seperti itu oleh semua pelanggannya, tapi mau bagaimana lagi, hanya ini sekarang yang bisa dia lakukan, mengemis menggunakan tubuhnya.
Seminggu kemudian, saat Jaejong sedang berdiri di pinggir jalan mencari pelanggan seperti biasanya, seorang pria bertopi dan dan berjaket menariknya ke dalam gang sempit. Jaejong meronta berusaha melepaskan diri, tapi kemudian pria itu menunjukkan wajahnya. Pelanggan mabuk itu kembali. Jaejong tidak melawan lagi karena sudah mengenalinya. Pelanggan itu mulai menyesap bibir Jaejong dan menjamah tubuhnya, mengajaknya bercinta di gang sempit itu. Jaejong tidak keberatan, dia pernah melalui situasi yang lebih buruk dari itu. Sekali lagi, pelanggan itu segera pergi setelah selesai memuaskan napsunya sambil melempar uang kepada Jaejong.
Hal itu berulang beberapa kali. Setiap minggu pelanggan itu tidak pernah absen mengunjungi Jaejong. Jaejong bahkan tidak tahu namanya. Setidaknya belum. Sampai suatu hari ketika pelanggan itu mengajaknya bercinta di gang sempit lagi, Jaejong menawarkan kamarnya. Jauh lebih nyaman melakukannya di ranjang bukan? Pelanggan itu ragu untuk sesaat tapi kemudian menerima tawaran Jaejong. Sejak saat itu mereka selalu melakukannya di kamar Jajeong, dan Jaejong akhirnya mengetahui nama pelanggan tetapnya itu, Yunho. Sejak Jaejong mengundang Yunho ke kamarnya, mereka selalu melakukannya sampai pagi, tapi Yunho tidak pernah pergi diam-diam lagi. Yunho akan menunggu Jaejong bangun, mengecupnya bibirnya, dan memberikan dekapan hangat. Tapi Yunho tetap meninggalkan sejumlah uang untuk Jaejong, dia masih melihat Jaejong sebagai seorang pelacur. Tapi tidak untuk Jaejong. Baginya Yunho bukan pelanggan, dia akan rela melakukannya tanpa bayaran. Dia merasakannya, ciuman dan pelukan yang Yunho berikan, berbeda dari semua pelanggan yang pernah dia layani.
Jaejong mulai berpikir untuk keluar dari pelacuran, dia tidak ingin dirinya dijamah oleh orang lain selain Yunho. Jadi Jaejong membulatkan tekad untuk mencari uang dari pekerjaan lain. Dia berhenti menjajakan diri. Dia mendapat hukuman dari mucikarinya, wajahnya babak belur dipukuli, tapi itu tidak menyurutkan semangatnya. Jaejong lalu mencari pekerjaan serabutan apa saja, 2-3 pekerjaan setiap hari tidak masalah, yang penting dia tidak melacur lagi. Pekerjaan berat seperti konstruksi bangunan, kuli angkut barang, penyebar flyer, apapun, dia lakukan. Dia mulai menyesal kenapa tidak memutuskan keluar dari pelacuran sejak dulu.
Suatu hari ketika Yunho hendak pergi dan memberinya uang, Jaejong menolak, dia memberitahu Yunho bahwa sudah berhenti melacur. Tapi Yunho tidak percaya, dia tetap meninggalkan uang itu. Sejak saat itu ntah kenapa Yunho tidak pernah mendatanginya lagi. Jaejong tidak berani menghubunginya lebih dulu, meskipun dia merindukannya. Jaejong tidak ingin terlihat seperti pelacur yang memelas kepada Yunho, jadi dia selalu menunggu Yunho yang menghubunginya terlebih dulu untuk bertemu. Tidak sampai hari ini. Hari ini Jaejong memberanikan diri menguhubungi Yunho, walaupun itu hanya sebuah pesan singkat, tapi dia harus memberitahukan hal ini, karena dia butuh bantuan..
---
Datang temui aku.
---Jaejong menatap layar ponselnya, membaca balasan singkat dari Yunho. Secercah harapan menghiasi wajahnya. Paling tidak Yunho tidak marah padanya. Dia ingat terakhir kali melakukannya bersama Yunho, mereka tidak menggunakan pengaman. Itu terjadi sekitar sebulan yang lalu. Lalu kemari saat sedang menyebar flyer, Jaejong pingsan. Jaejong terbangun di sebuah klinik kecil dengan sebuah surat yang menyatakan bahwa dia sedang mengandung. Dokter yang memeriksanya tidak dapat memberikan banyak penjelasan. Dokter itu hanya melihat sebuah embrio ketika melakukan USG pada perut Jaejong, karena selama tidak sadarkan diri Jaejong terus merintih sambil memegangi perutnya, jadi dokter itu memeriksanya berpikir sumber penyakit itu ada di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deep Regret
Fanfic"Kenapa jangan di situ Jae? "Apakah karena di situ - ada bayi? "Di mana? Di sini? Tanya Yunho sambil mengusap perut Jaejong di sekitar pusar, lalu-- BUGH ! ========================== Homophobic mohon menyingkir, Mpreg only, Enjoy! ==================...