Azalea | II

36 7 0
                                    

Azalea memandang sekeliling taman dengan tatapan penasaran.

Taman di mansion ini sangat luas, bermacam-macam bunga tumbuh mekar dengan indah. Bahkan bunga yang memiliki nama yang sama dengannya juga ada, namun bukan yang sedang menjadi tujuannya sekarang.

Langkah kakinya dengan pelan namun pasti berjalan menuju arah utara, disana tumbuh bunga lily yang mengingatkannya pada kakaknya. Namun langkahnya terhenti saat mendapati seorang pria berdiri tepat didepan bunga lily yang menjadi tujuannya.

Pria itu tidak lain adalah tunangan-atau sekarang disebut mantan tunangan kakaknya. Eterniel Geraldine Apisto. Kenapa pria itu ada disini? Apa keluarga Apisto masih belum pulang setelah pertemuan tadi?

Merasakan keberadaan orang lain membuat Gerald menoleh ke belakang dan mendapati Azalea yang tengah menatap kosong padanya.

"Lea?" Panggilnya pelan.

Azalea tersadar dan melanjutkan kembali langkahnya hingga tepat berada di depan bunga lily dengan jarak dengan pria itu. Tanpa menatap pria itu, Azalea bertanya.

"Kak Eter sedang apa disini?" tanyanya sambil fokus melihat dan menyentuh lily berwarna kuning yang terlihat agak layu dengan lembut. Gadis itu tengah berjongkok hingga membuat gaun biru muda yang dikenakannya menyentuh tanah.

"Apa aku tak boleh kesini Lea?" Pria itu tak menjawab pertanyaan Azalea dan memilih kembali bertanya yang membuat gadis yang sedang berjongkok itu mengernyitkan alisnya.

Azalea kemudian memilih menyudahi kegiatannya dan berdiri berhadapan dengan Gerald, tatapannya penuh menyelidik dan menilai. Pria dihadapannya saat ini adalah seseorang yang digambarkan tergila-gila pada kakaknya bahkan hingga terobsesi untuk memiliki Lily kakaknya. Namun pria di hadapannya ini juga sekarang tengah menyimpan kesedihan dan rasa hampa seolah dia hanyalah sebuah cangkang kosong. Meski begitu kesan sopan dan ramahnya tidak menghilang. Bahkan kewibawaannya masih terasa. Ia kagum pria itu tidak menjadi gila setelah kematian Lily mengingat betapa terobsesinya pria itu dalam deskripsi novel.

"Tidak, bukan begitu. Hanya saja bukankah Kak Eter juga butuh istirahat setelah melalui hari ini.. " Ucap ragu Azalea sambil memandang kantung mata pria itu yang terlihat menghitam akibat kelelahan. Pria itu seperti tidak tidur selama beberapa hari ini.

Gerald tersenyum mendengar perhatian calon adik iparnya itu meski mereka baru saja bertemu hari ini, itupun pada waktu yang tidak tepat ini.

"Terima kasih atas perhatianmu Lea, tapi aku baik-baik saja dan masih ingin disini. Daripada itu bukankah kamu juga butuh istirahat? kudengar kamu datang dari luar kota dan langsung menghadiri acara pemakaman kakakmu."

Gerald kembali memandang hamparan bunga dengan tatapan kosong, pria itu membiarkan kehadiran Azalea yang masih berdiri disampingnya dengan acuh.

Azalea menghela nafas melihat kekeraskepalaan pria tersebut persis seperti di novel.

"Meski kamu bilang begitu, pikiran Kak Eter juga butuh istirahat juga. Kalau terus seperti ini kakak bisa sakit dan aku yakin Kak Lily tidak akan senang melihatmu seperti ini." Ucap Azalea sambil menggelengkan kepalanya pelan melihat keadaan pria itu lalu kembali melanjutkan. "Dan juga Kak Eter tak perlu menasehatiku karena setelah ini juga aku berencana istirahat kok, aku hanya perlu mengecek sesuatu."

Saat mendengar nama Lily terdengar dari bibir Azalea, Gerald terdiam sebelum akhirnya menatap Azalea tanpa kata. Pria itu hanya diam dan membuat Azalea bingung dengan tingkah anehnya.

'Ada apa dengan pria ini tiba-tiba?'

"Kamu benar Lea, sepertinya aku terlalu memaksakan diri. Kalau begitu aku akan masuk kedalam dan beristirahat dikamar. Terima kasih sudah mengingatkanku Lea." Gerald tersenyum ramah lalu berbalik pergi meninggalkan Azalea yang mempunyai pertanyaan dikepalanya.

"Masuk ke dalam dan istirahat di kamar?"

_________________________________


Hari esoknya tiba dan Azalea bangun dari ranjangnya dan mencuci mukanya sebelum akhirnya turun kebawah masih dengan piyama untuk mengisi air putih persediaan di kamarnya. Karena tak melihat pelayan disekitarnya akhirnya gadis itu memilih turun sendiri.

Namun bahkan baru saja ia menutup pintu kamar tidur kakaknya yang memang saat ini ia tempati, gadis itu dibuat terkejut dengan seseorang yang muncul dari kamar tidur disebelahnya. Orang itu tidak lain adalah Gerald yang sudah rapi dengan jas khas kantor.

Mereka saling bertatapan hingga akhirnya Azalea tersadar terlebih dahulu dan berpikir cepat. Gadis itu kemudian mengernyit mendapati kemungkinan fakta yang baru ia ketahui setelah ia berpikir.

Sebelum kematian Lily, dulu Azalea memang sempat bilang kalau dirinya ingin menetap bersama kakek dan neneknya di luar kota. Itulah kenapa kamar miliknya yang dulu akhirnya tak terpakai dan dibiarkan begitu saja, karena Azalea sendiri juga tak pernah ingin pulang ke rumah. Malah sebaliknya, Lily dan orang tuanyalah yang datang mengunjunginya.

Lalu saat ia kembali kesini kemarin, orang tuanya sempat bilang kalau kamar miliknya dulu sudah mempunyai pemilik dan akhirnya membuat Azalea memilih tidur di kamar kakaknya yang jarang dipakai itu karena memang kakaknya tinggal di apartemen. Dan lagi ia ingat letak kamar miliknya dulu dan kamar sang kakak itu sebelahan. Dengan kata lain kamar miliknya dulu adalah kamar yang baru saja dipakai Gerald? Apakah pria itu pemiliknya sekarang?

Kalau begitu...

"Kenapa Kak Eter muncul dari sana?" Tanyanya mengonfirmasi.

Gerald menggaruk pipinya yang tak gatal dan memandang Azalea bingung. "Karena ini kamarku?"

Pria itu menjawab dengan linglung hingga terasa seperti pertanyaan. Namun pikiran Azalea sedang fokus pada pertanyaan kenapa mantan tunangan kakaknya itu berada disini seolah ini adalah rumahnya sendiri? Bahkan mempunyai kamarnya sendiri, Azalea tak paham! 

Sebenarnya seberapa dekat dua keluarga itu hingga hal seperti ini terlihat seperti hal biasa.

Kepalanya tiba-tiba dilanda pusing dan membuatnya memejamkan matanya sejenak. Hal itu sontak membuat Gerald yang melihatnya dengan sigap meraih tubuh Azalea yang ingin limbung kedepan itu. Teko air yang dipegangnya hampir saja jatuh terlepas kalau saja Gerald tidak dengan cepat memeganginya.

"Lea kamu baik-baik saja? Lebih baik kamu kembali ke kamar, ayo kubantu."

Sebelum gadis itu sempat protes, Gerald segera mengangkat tubuh Azalea dengan gaya bridal style membawanya berbaring kembali di kamar mantan tunangannya. Azalea hanya diam dan bahkan membiarkan pria itu membantunya membaringkan tubuhnya karena memang pikirannya sedang dilanda kelelahan.

"Makasih kak atas bantuannya, sekarang kakak bisa meninggalkanku disini sendiri." Niat Azalea adalah mengusir pria itu secara halus dan menikmati waktunya sendiri, namun Gerald malah memanggil pelayan untuk mengisi teko air tadi dan menyuruhnya membawakan sarapan untuknya dan Azalea.

"?"

Azalea memandang bingung pria itu dan permintaannya, buat apa membawa sarapannya kesini? Kenapa tidak pria itu saja yang turun sendiri ke bawah dan sarapan bersama? Sungguh ia lebih memilih tinggal sendiri daripada pria itu menemaninya.

Karena terlalu bingung dengan perubahan situasi mendadak itu, Azalea tak sadar kalau pelayan yang disuruh sudah kembali dan membawakan sarapannya.

"Apakah baik-baik saja untukmu duduk Lea? Kamu setidaknya harus sarapan dulu dan mengisi perutmu agar cepat membaik.."

Ekspresi Gerald penuh kekhawatiran yang membuat Azalea merasa tak enak sendiri pada pria itu. Mungkin pria itu juga bereaksi berlebihan seperti ini karena teringat Lily.

Menghela nafas sejenak, Azalea dengan patuh dan perlahan duduk agar lebih mudah untuknya sarapan. Untuk sekarang ia akan mengikuti alurnya saja.

Mereka berdua akhirnya menikmati sarapan bersama dengan sesekali berbincang tentang sesuatu. Dalam hati Azalea berpikir mungkin menghabiskan waktu seperti ini tidak buruk juga.

"Lea, kudengar kamu ingin menyelidiki tentang kematian kakakmu Lily." Saat Gerald membereskan sisa sarapan mereka tiba-tiba pria itu berbicara tentang Lily dengan wajah yang cukup dingin.

Azalea terkejut karena pria itu mengetahui apa yang akan dilakukannya, dia pikir hanya keluarganya saja yang ia beritahu lalu bagaimana dengan pria yang duduk disampingnya ini?


AZALEA : My Sister's DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang