Pertemuan - BinTari

293 18 0
                                    

Handara Binar adalah model sekaligus CEO dari perusahaan busana bernama "HB CLUB". Binar telah membangun perusahaan sejak ia berumur dua puluh tahun atau tujuh tahun yang lalu. Tapi baru tahun lalu mereka mendapatkan sorotan yang sangat banyak.

2027 dan 2028 menjadi tahun terbaik Binar, dia bahkan diundang di banyak majalah fashion dunia. Tidak hanya di Indonesia tapi sampai ke luar negeri. Wajahnya yang tampan, kepribadiannya yang sangat baik, sampai kesuksesannya di usia muda menjadi sorotan publik sejak dikenalnya HB CLUB di dunia.

Binar menjadi idaman para wanita, dia bahkan dikenal sebagai seseorang yang sempurna. Dari kepribadian, wajah dan kekayaan serta kepintaran, dia punya segalanya. Tapi di balik kehidupan luar biasa pemilik saham terbesar HB CLUB itu, ada luka yang telah lama disembunyikannya.

Sejak bayi Binar tidak tahu siapa orang tuanya. Dia tinggal di panti asuhan sampai umur delapan belas. Akhirnya dia menemukan satu orang keluarganya, yaitu tantenya, adik dari sang ibu yang mengatakan kalau orang tua Binar telah tiada saat Binar berumur satu tahun. Alasannya tak diketahui oleh Binar.

Namun saat berumur sembilan belas tahun, tantenya juga meninggal dunia karena kanker payudara yang dideritanya. Sehingga seluruh harta warisan tantenya jatuh pada Binar karena hanya Binar yang tersisa sebagai keluarga wanita itu. Binar membiayai sekolahnya sampai lulus SMA, lalu membuat perusahaan sendiri pada umurnya yang masih dua puluh tahun.

Binar tidak pernah melanjutkan pendidikannya sampai kuliah karena takut uang perusahaannya terpakai untuk kebutuhan pribadinya dan jadi bangkrut. Laki-laki itu berjuang sendirian untuk memperkuat perusahaannya.

Tujuh tahun yang lalu juga Binar memutuskan pacarnya dengan alasan harus fokus pada perusahaan yang baru dibangunnya itu. Tapi hingga di titik ini pun, Binar tidak dapat melupakan gadis itu.

Gantari Inka dan bayang-bayangnya tidak pernah terlupakan meski telah menghilang bertahun-tahun dari kehidupan Binar. Tidak ada orang yang pernah mendukung Binar dan selalu ada di samping Binar selain Gantari. Tapi dengan kurang ajarnya Binar meninggalkan Gantari begitu saja.

Meski terlihat seperti cinta monyet saat SMA nyatanya gadis itu malah menjadi cinta pertama dan satu-satunya bagi Binar sampai saat ini.

"Jadi, kira-kira dimana dan bagaimana perempuan itu sekarang kabarnya?" laki-laki yang duduk dihadapannya bertanya.

Binar baru saja selesai menjalankan pemotretan untuk suatu majalah dan sedang dalam proses wawancara bersama wartawan baru meski dia sudah berkerja sama berkali-kali untuk majalah ini.

"Saya gak tau kabarnya. Tapi diingat-ingat dia pernah bilang kalau dia mau jadi tentara, mungkin dia udah mewujudkan keinginannya atau sudah memiliki keluarga malah? Gak tau hahaha."

"Kalau dikasih kesempatan untuk bertemu lagi nih, Nar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalau dikasih kesempatan untuk bertemu lagi nih, Nar. Apa yang mau kamu omongin?" Laki-laki ber-name tag 'Jason' itu bertanya lagi.

Binar tersenyum bingung, "Apa ya? Mungkin ngomong maaf dan mengucapkan selamat tinggal yang lebih baik lagi dari waktu itu."

"Waduh, pembahasan kita agak berat ya hari ini. Kalau gitu, makasih ya, Binar udah mau saya wawancarai. Sukses terus kedepannya."

"Terima kasih kembali," balas laki-laki itu sambil tersenyum dan pamit pergi duluan.

Binar memasuki mobil Alphard putihnya dengan santai. Seperti rutinitas, nyatanya kehidupan Binar setiap hari seperti ini. Bangun pagi, pemotretan, wawancara, ke kantor, urus kantor, pulang, tidur. Kurang lebih seperti itu.

"Pak, sebelum ke kantor kita ke supermarket dulu ya. Makanan di rumah habis." Rumah luas berlantai tiga dan berada di kalangan rumah-rumah elit itu hanya ditinggali oleh Binar saja. Supirnya tidak pernah menginap, pun dia tidak memiliki asisten rumah tangga.

Hidup laki-laki itu benar-benar sendirian.

Ketika memilah bahan-bahan makanan di supermarket, Binar tanpa sengaja menabrak seseorang. Laki-laki itu berniat meminta maaf tapi malah perempuan yang ditabraknya yang lebih dulu meminta maaf. Tidak sampai situ saja, wajah perempuan itu sangat tidak asing baginya.

"Gantari ya?"

Gadis di hadapannya menyerit bingung beberapa saat lalu, "Oh! Lo Binar kan? Buset, makin ganteng aja lo. Gue sampe gak ngenalin."

Beberapa saat Binar tertegun mendengar panggilan aku-kamu yang telah hilang dari bibir merah muda gadis di hadapannya itu. Sampai Gantari sendiri ikut bingung melihat reaksi Binar.

"Bin?"

"Oh, iya. Lo juga makin cantik dan— err, makin tomboy."

Binar kira Gantari yang sudah mulai terlihat memakai make up itu akan tersinggung, nyatanya Gantari malah tertawa mendengar perkataan itu.

Laki-laki itu kembali mengangkat suara, "Sekarang lo gimana, Tar?"

Gantari mendelik, "Gak gimana-gimana, Bin. Sekarang gue tentara pangkat Lettu. Tapi gak sibuk apa-apa. Semuanya junior gue yang ngurus."

Binar terkekeh kecil, Gantari masih saja sombong. "Kasian junior lo punya senior kayak lo, Tar."

"Ett, jangan salah gue mah senior terbaik. Baik dalam memberi hukuman." Keduanya tertawa bersama. "Lo—?"

Mengerti tentang apa yang ditanyakan Gantari, Binar langsung memberikan respon. "Gue lagi belanja, biasa bahan makanan di rumah habis. Baru pulang pemotretan."

"Oh lo artis atau model?"

"Model. Gue punya perusahaan fashion juga. Kalau-kalau lo mau beli baju atau kebutuhan pakaian lainnya lo bisa dateng ke HB CLUB, sebut nama gue aja. Jadi promosi gue nih."

Gantari terkekeh kecil sambil menggoyangkan kelima jarinya ke kanan dan kiri memberi kode kalau dia tidak keberatan. "Gak masalah kali, Bin. Gue seneng lo sukses dengan perusahaan yang sama."

Jadi gak perlu ada penyesalan di dalam sana ketika lo memilih meninggalkan gue. Gantari berbisik dalam hatinya.

Gantari dan Binar lanjut berbincang hingga ke cafe di supermarket itu. Binar bahkan sampai telat sekali datang ke kantornya. Dia sibuk berbicara dan tertawa seperti yang tak pernah dia lakukan.

Hidup Binar rasanya menjadi lebih baik setelah bertemu kembali dengan Gantari. Diam-diam dalam hatinya dia berharap tak akan dipisahkan lagi dengan Gantari. Tapi melihat Gantari yang dijemput oleh laki-laki berpakaian seragam tentara itu membuatnya menyimpulkan kalau hati Gantari sudah ada yang memiliki.

Senang bertemu dengan kamu lagi, Gantari.










































To be continued.

Hidup Binar - Sung HanbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang