hukuman

256 19 0
                                    

Sudah setengah jam yang lalu Jungwon menunggu dengan bosan di dalam mobil bersama kakaknya yang sibuk mengotak-atik laptopnya. Entah apa yang dilakukan sang ayah dan papa, mereka yang bilang untuk cepat-cepat bersiap tetapi malah mereka yang lama. Teman-teman Jungwon sudah ribut di grup mengajak motoran pagi, tapi hari ini Jungwon tidak diperbolehkan keluar dan harus mengikuti semua yang ayah dan papa katakan.

Helen, Seren, Shiva, Camel blue

Oon : eh elu pada jadi kaga motoran?

Echa : hayu gas gue mah

Sun : g dlu sibuk ngurus ponakan

Echa : @ you gimana?

gue gabisa :
harus ngikut pergi ortu :
hukuman :

Oon : sial skli nsib mu whai ank muda

Echa : berdua doang nih?
Echa : gapapa lah gue bosen

Oon : ydhlh

Jungwon terus berdecak kesal sampai Doyoung meliriknya dan melirik hp sang adik lantas geleng-geleng kepala. Ia tutup laptop itu lalu meletakkannya di sampingnya lantas hendak keluar dari mobil untuk memanggil ayah dan papa. Sebelum Doyoung membuka pintu mobil, ayah dan papa lebih dulu keluar dan berjalan cepat menuju mobil.

"Aduh maaf anak anak, ayahmu nih pake lupa taruh hp nya di mana"

"Udah ngambek tuh," celetuk Doyoung seraya melirik Jungwon.

"Adek jangan ngambek, nanti aja ngambeknya"

"Apasih yah, aku jadi gak bisa motoran bareng temen-temenku!"

"Kan ini hukuman kamu, mau dihukum lebih lagi?"

"Ck, iya iya!"

Mobil pun melaju, beberapa kali Sunghoon mengirim fotonya dengan Haechan yang sedang motoran serta beberapa pemandangan indah. Daripada melihat itu semakin membuatnya ingin marah, Jungwon memutuskan untuk tidur saja.

Bangun-bangun, rupanya mereka sudah sampai di sebuah restoran mahal yang Jungwon saja belum pernah ke sana. Masih setengah sadar dari nyawa yang belum terkumpul sempurna, Jungwon turun dari mobil sambil menguap mengacak-acak rambutnya.

"Dek, gue kalo jalan di samping lo, dikira lo supir gue"

"Mana ada supir gantengnya kaya gue bang"

"Coba lo cek penampilan lo deh"

"Alah.. gak dicek juga gue tetep ganteng, mau cuma pake kolor juga gue masih ganteng bang"

Doyoung berjalan lebih dulu meninggalkan Jungwon yang lagi-lagi menguap. Tidak peduli, Jungwon masih mengantuk dan ingin tidur lebih lama. Mereka mendatangi sebuah ruangan yang dipesan khusus tetapi sudah ada orangnya, sempat Jungwon heran tetapi begitu melihat papanya tos pipi, Jungwon jadi tahu bahwa mereka teman.

"Ya ampun ini nak Jungwon bangun tidur ya? Imutnya~"

"Hehehe iya om"

Jungwon sedikit tidak senang karena dibilang imut, dari sisi mana nya muka garangnya ini terlihat imut wahai lelaki tua?! - Jungwon

Matanya tertuju pada sosok laki-laki yang diam saja di pojokan, Jungwon melihatnya dengan seksama sampai ke dua aliasnya saling bertaut dan akhirnya, "loh elo kan yang di toilet acara kemaren?" Laki-laki itu mengangguk dengan wajah datar.

"Udah pernah ketemu?" Tanya papa.

"Papasan pas di toilet aja sih"

"Yaudah kalo gitu langsung kenalan aja"

"Ngapain? Lagi gak mau nerima orang baru di kehidupan ku"

Papa menyenggol lengan Jungwon sambil melotot tetapi Jungwon hanya melirik. Namun pada akhirnya Jungwon menyerah karena terus ditatap sang papa intens. Papanya itu kalau marah bisa hancur si Helen.

"Hadeh, ya ya, gue Jungwon anaknya pak Lee"

"Saya Jongseong, panggil saja Jay"

"Kalo gue maunya manggil lo ongse gimana?"

"Boleh"

"Oke ongse"

Doyoung mencubit pinggang Jungwon sampai pemuda itu kesakitan dan mengerucutkan bibirnya sebal. Sang ayah dan papa hanya bisa tertawa canggung dengan kelakuan anaknya.

"Karena kalian sudah berkenalan, maka kami sepakat, kalian akan menikah dua bulan lagi"

DAMN - Hati terluka Jungwon.

Change ⟨ JayWon ⟩Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang