"Jangan membuat rasa iri mu
menjadi sebuah kerugian
untuk dirimu sendiri".
_Renjana_•••
Hari ketiga setelah olimpiade, hari yang dinanti nantikan oleh Renjana dan yang lainnya. Renjana duduk tegang menatap laptop dihadapannya, jam menunjukkan pukul 07.55 itu berarti 5 menit lagi link pengumuman yang lolos babak selanjutnya dibagikan.
Saat ini Renjana sedang berada diruang komputer, dengan ditemani Bu Nanny dan juga murid yang mengikuti olimpiade tiga hari yang lalu. Syarat lanjut babak final adalah nilai diatas 75 dan cepatnya mengerjakan soal. Renjana berhasil selesai mengerjakan soal 15 menit sebelum waktu nya selesai. Soal Bahasa Indonesia dengan 40 soal dan dengan waktu 45 menit harus selesai.
Saat ini Baskara tidak menemani Renjana, biasanya ia selalu menemani Renjana baik saat mengerjakan soal maupun saat melihat hasil seleksi dikarenakan ia sedang latihan basket untuk lomba yang akan diadakan 2 Minggu lagi. Sebenarnya Renjana juga akan ikut, namun ia ijin untuk melihat hasil seleksi terlebih dahulu.
Link pengumuman sudah dibagikan, dengan hati yang berdetak kencang Renjana mengklik tautan tersebut lalu mencari namanya disana. Tertera dipengumuman tersebut Renjana Nugara SMA ALLEGRA dengan nilai 95.
Renjana tersenyum senang, ia menatap Bu Nanny yang juga menatapnya dengan penuh bangga. Bu Nanny mengusap surai legam milik Renjana. "Anak hebat, selamat ya". Renjana mengangguk dengan senang.
Bangsat, kenapa manusia kayak dia bisa lolos dan gue enggak?!
•••
Baskara menepi dari lapangan basket, saat ini sudah pukul 07.58 namun Renjana belum juga menampakkan batang hidungnya. 1 jam sudah berlalu saat setelah Renjana meminta ijin padanya untuk melihat hasil seleksi, namun sampai saat ini Renjana tidak ada ke lapangan juga. Baskara membuka ponselnya, ia mengirimkan pesan pada Renjana namun sayangnya tidak ada hasil sama sekali. Renjana sedang tidak online.
"Bas, Renjana mana? Udah sejam kita nungguin dia, niat latihan gak dia? Kalo gak mending ganti sama yang lain aja". Itu Kevin, salah satu anggota basket dan juga teman sekelas Baskara.
"Tunggu, mungkin dia ada kesibukan lain yang gak bisa ditinggal. Kesibukan Renjana enggak dikit". Baskara menimpali, ia menatap sekeliling area lapangan berharap dapat melihat Renjana berada disana. Namun kenyataannya Renjana tidak ada. Entah mengapa firasat Baskara tidak enak.
"Gua coba cari dia, lanjutin aja latihannya nanti gua kesini lagi". Baskara melenggang pergi, mencari Renjana yang entah dimana keberadaannya.
Dasar manusia bodoh, Renjana udah mati.
•••
Baskara...aku butuh kamu.
BRAK!!
Pintu terbuka secara paksa, Baskara muncul dibalik pintu. Baskara membulatkan mata saat ia mendapati kondisi tubuh Renjana yang tidak baik-baik saja. Tubuh Renjana penuh dengan memar dan luka berdarah. Dengan cepat ia menghampiri Renjana yang hampir pingsan. Tanpa bertanya lagi Baskara menggendong Renjana di punggungnya lalu membawa Renjana ke UKS, Renjana harus mendapatkan pertolongan pertama.
Sepanjang jalan siswa siswi memperhatikan mereka berdua, tatapan mereka ada yang bingung, terkejut. Baskara disepanjang jalan selalu mengumpat, ia sangat marah pada orang yang telah membuat Renjana seperti ini. Ia tahu orangnya, dan orang itu telah habis ia pukuli. Tahu dari mana? Aisshh jangan kepo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Of Hope
Teen FictionRenjana Nugara, nama yang bagus untuk sebuah insan yang penuh harap. Dia insan yang selalu dihina, selalu menjadi bahan olokan orang-orang disekitarnya, selalu menjadi bahan bully-an teman-temannya. Entah salah apa ia kepada mereka sampai mereka teg...