2. Fly To Dublin

933 162 19
                                    

------------  🌸🌸🌸

Xiao Zhan telah menekan tombol pin berulang kali tapi tetap tidak mau terbuka. Sialan, dia pasti telah mengganti pin-nya. Dengan kesal, Xiao Zhan menggedor pintu apartemen. Ia ingin berteriak tapi ditahannya, khawatir kalau Wang Yibo mendengar suaranya, bisa-bisa pria itu tidak akan membuka pintunya. Jadi, Xiao Zhan menggedor dan terus menggedor.

Dengan langkah lebar, Wang Yibo keluar dari dapur menuju pintu di mana seseorang dengan tidak sabaran menggedornya, mengancam seolah ia akan menghancurkan pintu itu kalau tidak segera dibukakan.

"Sebentar!"

Yibo membukanya dan seketika berhadapan dengan wajah tersenyum Xiao Zhan.

"Apa kau mengganti pin-nya?" tanya pria manis itu, menahan jengkel. Semua demi jalan-jalan.

Yibo mendengus. "Ini adalah tempatku. Terserah aku mau berbuat apa! Apa kau ke sini untuk mengambil barang-barangmu?"

Xiao Zhan terlihat begitu manis dan ramah saat melangkah masuk ke dalam. "Bo, aku butuh bantuanmu."

Yibo meliriknya sinis, menyadari ada maksud terselubung dengan sikap manis kekasihnya—mantan. "Mau apa? Ingin balikan denganku?"

Xiao Zhan menyeringai. "Aku---"

"Sembah aku tiga kali!" sela Yibo cepat. "Setelah itu aku akan memikirkannya."

Xiao Zhan tak tahan lagi. "Bukan itu, Bodoh!" ucapnya sambil menendang tulang kering Yibo hingga pria itu meringis kesakitan. Dan tanpa memberi kesempatan pada Yibo untuk melawan, ia mendorong tubuhnya hingga Yibo terlentang di atas sofa, lalu duduk di atas perut pria itu, mencengkeram kaus di dada Yibo dan berkata. "Aku memenangkan hadiah utama jalan-jalan ke Dublin. Kau harus ikut sebagai pacarku."

Jadi ini alasannya. "Tidak!" tolak Yibo.

"Ikut!"

"Tidak! Tidak! Tidak!"

Xiao Zhan mengguncang tubuh Yibo. "Ikut! Kau harus ikut! Ikut! Ikut! Ikuuuut!"

"Tidaaaak! Aku tidak mau! Turun dari atasku!"

"Ikuuut! Kau harus ikut! Aku ingin pergi ke sana!"

"Bodo amat! Itu bukan urusanku! Minggir!" Yibo berusaha mendorong Xiao Zhan dari atasnya tapi lelaki itu malah menarik rambutnya. "Aaahh! Lepaskan rambutku, Brengsek!"

"Ikut! Kau harus ikut. Baru aku lepaskan!"

"Beginikah caramu memohon? Lepaskan!"

Seketika Xiao Zhan sadar kalau ia sedang membujuk Yibo agar mau ikut dengannya. Ia pun melepaskan rambut Yibo.

Yibo memandangnya tajam, sarat peringatan. "Minggir!"

Dengan enggan Xiao Zhan turun dari atas Yibo. "Kau harus ikut denganku."

Yibo bangun dan duduk. "Ti-dak!" putusnya, lalu bangkit berdiri, mengambil arah menuju kamar.

Xiao Zhan melangkah lebar untuk menghalangi jalannya. "Kau harus ikut denganku! Aku mau pergi."

"Itu bukan urusanku!"

Seketika Xiao Zhan menjatuhkan lututnya dan memeluk pinggang Yibo. "Aku mau pergi ... Aku mau pergi .... Aku sudah lama ingin pergi ke sana."

"Lepaskan." Suara Yibo rendah dan dalam.

Xiao Zhan malah mengeratkan pelukannya. "Tidak akan kulepaskan sampai kau mau ikut denganku."

Karena Xiao Zhan bersikeras maka Yibo berusaha melepaskan sendiri lengan Xiao Zhan, tapi terasa sulit.

"Yibo, aku mau pergi. Ikutlah denganku."

GOODBYE TO ROMANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang