Setelah mencampurkan serbuk obat penenang miliknya dengan dosis ganda ke dalam teh, Rado tersenyum tipis lalu meletakkannya di atas baki.
"Kalau kemarin Mas Kian dapat perhatian sama kasih sayangnya Mbak Sasha, malam ini jatahku."
"Hidup Mas Kian amat sempurna. Aku mengaku iri."
"Nggak punya gangguan mental, karir cemerlang, otak cerdas, wajah ganteng, punya anak lucu, sama ... istri yang perhatian kayak Mbak Sasha."
"Satu aja, Mas. Satu aja. Aku pengen kita berbagi kasih sayangnya Mbak Sasha."
"Aku butuh perhatian, aku pengen disayang, aku pengen dicintai."
Rado, pemuda dengan gangguan mental akibat trauma lima belas tahun silam akhirnya merasakan apa itu jatuh cinta. Namun sayang, cintanya tumbuh untuk wanita yang salah, yaitu kakak iparnya sendiri.
"Mbak Sasha itu dulu harusnya nikah sama aku. Bukan sama kamu, Mas."
Dulu, saat Kian enggan menikahi Sasha akibat hamil di luar nikah, Rado lah yang digadang menikahinya. Namun siapa sangka, di tengah jalan Kian datang lalu bersedia bertanggung jawab.
Kini, Sasha sepenuhnya menjadi seorang ibu rumah tangga yang fokus pada anaknya dan Rado. Berawal dari itu semua, Rado merasakan cinta pada lawan jenis untuk pertama kali.
"Minum dulu, Mbak. Dingin-dingin gini biar hangat."
Rado membawa dua gelas teh menuju ruang tengah, tempat dimana Sasha tengah bermain bersama putrinya, Shakira. Buah cintanya bersama sang suami, Kian.
Sasha tersenyum hangat pada Rado yang usianya hanya terpaut lima tahun darinya.
"Duh, makasih banyak. Tahu aja kalau aku pengen teh tapi nggak sempet buat."
Gangguan kelekatan dan kecemasan yang diderita Rado selama ini membuatnya hanya perhatian pada orang-orang yang disayangi saja.
"Ah... segarnya. Langsung hangat di badan."
Senyum tipis tergambar di bibir Rado. Detik demi detik ia menunggu Sasha terlelap akibat obat tidur itu, dan selanjutnya Rado akan meminumkan teh yang sama untuk keponakan tersayangnya itu agar ikut terlelap pula. Rado tidak mau kesenangannya malam ini terusik karena tangis Shakira.
"Do, titip Shakira bentar ya? Aku ngantuk banget."
Rado mengangguk dengan senyum kemenangan.
Selang lima menit berlalu, Rado menggoyang tubuh Sasha yang tidak lagi merespon.
"Tidur yang nyenyak, sayangku Sasha." Ucapnya kemudian mencium pipi Sasha lembut.
Pandangan Rado beralih ke Shakira lalu membujuk balita itu untuk meminum teh berisi obat penenang. Tidak banyak yang diminum lalu Shakira pun ikut terlelap.
"Tidur yang nyenyak, keponakanku sayang."
Pertama, Rado memindahkan Shakira ke kasurnya. Lalu ia mengunci semua pintu rumah walau ini masih pukul tujuh malam.
Kebetulan, Kian memiliki urusan bisnis dengan Alfonso di luar kota dan besok baru kembali pulang.
Setelah semua terkunci, ia menggendong Sasha dengan begitu entengnya. Maklum, Rado yang sekarang adalah pemuda ahli ilmu bela diri dengan tubuh lebih berotot dan berisi.
Ia tatap wajah manis kakak iparnya yang terlelap itu dengan perasaan membuncah bahagia. Lalu menyingkirkan anak rambut Sasha dan mulai memberinya ciuman-ciuman di wajah.
"Aku mau kita senang-senang malam ini. Tanpa Mas Kian. Aku mencintaimu, Sasha."
Tubuh Rado sudah cukup panas untuk menahan debaran yang menggila karena sudah lama ia menanti kepergian Kian kemudian membuat Sasha terlelap dan perlahan menjamah tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bodyguard Kesayangan Nona Muda
RomanceDemi melupakan kandasnya cinta sejatiku untuk kakak ipar, melupakan kenangan panas kami di beberapa malam, dan kambuhnya attachment disorder atau gangguan mental yang kuderita. Aku memutuskan menjadi seorang bodyguard nona muda egois yang menyita se...