🖤

81 2 0
                                    

Tiap pijakan yang di ambil oleh langkah kakinya yang kecil dan lelah itu selalu saja mendapatkan makian dan hinaan yang tiada hentinya menusuk kedalam jiwa lebih sakit dari pada tusukan pedang Sang raja
Gadis itu terus berjalan tanpa arah menulikan kupingnya secara paksa kendati dia harus kuat untuk satu nyawa lain yang dia bawa....

Ibu aku datang"
Remaja itu yang beberapa hari lalu di angkat menjadi panglima di kerajaan min itu berteriak memanggil sang ibu
Wanita 39 tahun itu segera menoleh pada sang putra senyumnya tertarik tidak menyangka cepat sekali waktu berlalu 20 tahun lalu si putra belum ada dan sekarang sudah berdiri tegak bersiap memeluk tubuh ibunya pelukan hangat itu terjalin lumayan lama sebelum si putra menarik tubuhnya dan segera menyeret ibunya duduk di kursi yang ada dan segera bercerita dengan antusias

Ibu apa kau tahu mulai Minggu depan aku akan menjadi pengawal dari putri bungsu raja min yang katanya akan datang Minggu nanti aku sangat senang karna yang mulia percaya padaku"seokjin

Syukurlah jika begitu ibu juga senang"jiso
Wanita itu mengelus rambut putra semata wayangnya walau umur putranya bisa di bilang sudah dewasa tetapi bagi seorang ibu bagaimanapun besar anaknya tetap akan menjadi bayi di mata mereka
Jiso teramat senang dengan berita yang di bawa putranya itu tapi di sisi lain ia juga bersedih

Berjanjilah pada ibu apapun yang terjadi kau harus tetap hidup" wanita itu memegang tangan sang putra dengan mata memerahnya yang siap meneteskan air mata kapan saja
Kita akan tetap hidup bersama" kekeh sang putra walau rasanya mustahil
Aku sudah menepati janjiku pada ibu untuk menjadi pria yang hebat jadi ibu juga harus menepati janji untuk tetap bersamaku..." Beberapa detik kalimatnya terjeda lalu ia lanjutkan dengan satu baris kata lagi
"Ibu harus sembuh aku akan mencari ramuan untuk penyakit ibu" ia menghela nafas dengan rasa sesak di dada

Ibunya org yang merawatnya hingga sebesar ini mengorbankan hidup dan matinya itu memiliki penyakit mematikan dimana seluruh tabib tidak bisa menemukan obatnya ia bersikeras bahwa akan ada obatnya walau dia sendiri tidak tahu apa itu

Matahari segera berganti peran bersembunyi di upuk barat dan datanglah cahaya di langit gelap yang di sebut bulan dan juga beberapa cahaya kecil yang di sebut bintang

Pria itu Kim seokjin menatap langit gelap di tepi danau dengan suasana hati tidak menentu banyak sekali beban pikirannya mulai dari cara menyembuhkan ibunya hingga bagaimana hidupnya tanpa sosok malaikatnya yaitu ibunya sendiri nanti

Dia hanya tau sosok yang bernama ibu kendati sejak kecil ia tidak tahu siapa itu ayahnya bagaimana rupa ayahnya dan dimana ayahnya berada.
saat bertanya pada ibunya ia akan merasa bersalah karna pernyataannya seperti
"Ibu bagaiman sosok ayahku"
"Apa ayah tidak sayang pada kita"
"Aku ingin melihatnya sekali saja"
Jika sudah bertanya seperti itu ia akan melihat ibunya menangis dan hampir gila itulah sebabnya ia berhenti bertanya dan mengubah objek tanyanya menjadi bulan dan langit malam bukan ibunya lagi

Helaan nafas lelah itu menyatu dengan angin malam masih dengan posisi yang sama duduk di tepi danau dan malam sebagai temannya
Ia mengangkat kepalanya melihat bulan yang bersinar
"Bulan bagaiman cara sembuhkan ibuku..." Air matanya mulai turun tanpa ijin membasahi pipi
Ia menatap lekat sinar bulan
"Oh maaf aku cengeng....kita ganti topik bicara ya bulan sekarang tentang ayahku..hmmm kita-kira bagaimana rupanya ya"
Beginilah seokjin setiap malam jika ia bersedih bicara sendiri dengan rembulan dan hembusan angin malam

Jujur saja sikapnya masih seperti anak-anak jika bersedih
Menangis sendiri dan berbicara seperti orang mabuk

Sudahlah aku akan tidur" ia bangun dari duduknya menghapus sisa air mata yang mengering setengah dengan lengan bajunya dan segera berlalu menuju rumah yang di berikan oleh raja min tempatnya tinggal dengan ibunya selama 20 tahun


Lanjut.....??



real princeWhere stories live. Discover now