Wang Yibo kira orang culun itu hanya tentang siswa penakut, berkacamata tebal dengan gigi berbehel, serta memeluk buku kemana-mana. Rupanya dia salah setelah bertemu anak baru di kelas Pariwisata C. Anak itu bernama Xiao Zhan dan Yibo dilawan!
Namun...
"Ejekan serius atau bercanda itu sama saja. Hati yang dihina bagaikan kertas yang diremas. Bisa lurus kembali saat dibuka, tapi tidak akan serapi semula."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ZHAN baru sampai di sekolah, para murid melihatnya dengan kaget. Selain karena Zhan adalah anak baru yang menarik perhatian karena culun tapi imut, kekagetan mereka juga diakibatkan karena Zhan tidak datang sendirian.
"Gila! Gimana bisa anak culun itu sama Kak Ian?!"
"Mata gue kelilipan kabel listrik!"
"Bentar, gue mikir dulu."
"Jangan-jangan, Zhan adalah kacungnya Kak Ian."
"Oh ya ya bener! Pasti kacung!"
"Astaga, kasihan banget kalau bener gitu."
"Ya bagus dong, anggap aja sebagai pengenalan untuk si anak baru."
Desas-desus menarik fokus Yibo yang baru masuk lapangan basket untuk latihan. Dia menoleh ke koridor di mana ada Zhan berjalan berdampingan dengan Ian, ada 2 teman dekat si kakak kelas juga. 2 orang itu tertawa-tawa saling senggol, sementara Ian tampak berjalan santai dengan dandanan nyentrik bertatonya.
Jangan heran kenapa Christian Yu alias Ian bisa sekolah dengan tenang meski bertindik dan bertato. Dia bahkan membiarkan rambut ikalnya sedikit gondrong, sekaligus tumbuh sebagai siswa yang ditakuti. Dia berkuasa bukan karena kekayaannya semata, tapi karena pencetak prestasi gemilang dalam hal akademik dan olahraga petinju muda. Itulah yang membuatnya pergi selama 2 minggu ke luar negeri, yaitu Argentina sebagai perwakilan sekolah menyabet gelar juara 2.
"Abang mau mampir?"
Ian menggeleng. Dia menepuk kepala Zhan dengan sangat lembut, hal tersebut membuat mata semua orang terbelalak ngeri. Apa sebentar lagi Ian akan mencekik leher jenjang Zhan? Oh astaga, ini akan mengerikan!
"Masuk, Dek. Nanti telepon Abang kalau butuh sesuatu." Ujar Ian.
"Zhan Zhan juga bisa panggil Kak Lin Su atau Kak Xuan." Ujar siswa yang sedikit kurus, tapi tatapannya tampak jahil penuh goda.
Zhan menunduk malu-malu. Melihat itu, Ian menyikut perut orang yang bicara tadi, Xuan namanya. Dia adalah kawan sepremanan Ian dari dulu, sama dengan Lin Su si laki-laki pendiam tapi menghanyutkan. Sejak tadi, Lin Su tidak berhenti menatap Zhan sampai kakinya harus diinjak dulu oleh Xuan.
"Jaga mata dan nafsu, bocah!"
"Dih, emang napa gue ngeliatin Zhan Zhan? Kan gue punya mata." Ujar Lin Su nyaris tanpa intonasi.
Xuan mencibir, lalu menunjuk Ian yang sibuk membetulkan posisi kacamata Zhan.
"Bahaya, ada pawangnya. Ntar aja kita ngerayu Zhan Zhan kalau si pawang ke toilet." Ujar Xuan dengan suara keras.