Berhenti Mencintaimu

6 1 0
                                    

Hari ini, ini adalah hari terberat bagiku.
Hari ini, semua akan selesai hanya sampai disini.
Perjuanganku dalam Mencintaimu akan aku akhiri hanya sampai disini, aku sudah terlampau lelah dalam Mencintaimu.
Mencintaimu seperti ini, mencintaimu dalam diam, berdiri di belakangmu layaknya bayangan.
Sewindu sudah aku terus berjuang mendapatkan cintamu, bahkan hanya sekedar satu senyuman atau kamu yang menoleh ke arahku.

Sepertinya itu tak mungkin ku dapatkan.

Sekarang tak ada lagi, aku yang tersenyum malu saat berpapasan denganmu.

Tak ada lagi, aku menangis setiap malam hanya karena memikirkanmu.

Tak ada lagi, lagu tentangmu yang kudengarkan.

Tak ada lagi, cerita tentangmu yang kubaca bahkan kuceritakan.

Tak ada lagi, aku yang selalu memperhatikanmu.

Aku lega dan hancur pada waktu yang bersamaan.

Logika terus berteriak, agar aku melupakanmu, menghapus namamu, menghapus segala tentangmu dari dalam hati dan pikiranku.

Namun, hati kecilku terus saja bersorak bahwa, kelak aku pasti bisa mendapatkan cintamu.

Kamu tahu, bagaimana rasanya dipaksa melepas sebuah perasaan yang bahkan tidak pernah kumiliki?

Rasanya teramat sakit.

Hanya air mata yang dapat menggambarkannya.

Air mata yang terus terjatuh.

Tangisan yang bahkan tak bersuara.

Bahkan menangis dalam hati pun telah kurasakan, hanya karena sebuah rasa bernama cinta.

Kenapa sebuah perasaan bisa begitu menyakitkan?.

Kata orang, cinta adalah sebuah perasaan yang sangat indah.

Mungkin yang mereka maksud dan alami bukan cinta sepihak.

Bukan sebuah rasa yang tak terbalas.

Aku hancur, saat mengetahui orang yang ku cintai sedalam ini, telah menemukan tambatan hatinya.

Kamu tahu? Rasanya begitu sulit untuk melepaskan perasaan ini, aku terlalu terbiasa memandangimu, terlalu terbiasa untuk menjadi bayanganmu.

Bahkan untuk rasa sakit yang kurasakan, sudah menjadi sahabat baikku.

Aku senang, aku gembira dengan perasaan ini, hingga tanpa sadar sudut hatiku yang lain perlahan hancur tanpa kusadari.

Untuk sekedar melupakan dan menghapus perasaan tak terbalas saja, begitu menyakitkan.

Aku tak bisa membayangkan jika perasaan ini terbalas, mungkin aku tak akan pernah bisa melupakanmu.

Kamu tahu, bagaimana aku bisa melupakanmu, sedangkan setiap hal yang kulakukan selalu terbayang kamu?.

Bagaimana aku bisa merasa utuh, saat kepingan puzzle terakhir kebahagiaanku adalah kamu. Sedangkan kamu sibuk menyusun kebahagiaanmu bersama dia.

Kamu tahu, aku bahkan pernah sangat ingin merubah diriku, merubah segala tentangku, agar bisa menjadi gadis idamanmu.

Aku rela selalu menunggumu.

Rela menjadi apapun agar bisa bersamamu.

Aku ikhlas, jika suatu saat nanti kamu terluka, aku akan tetap berada di belakangmu.

Rela menyambutmu, jika kamu menghendaki nya.

Namun, sekarang aku sadar, sekeras apapun aku berusaha tak akan pernah berarti, karena memang bukan aku orang yang kamu inginkan.

Cinta tak dapat dipaksakan, bukan?.

Aku bahagia bisa mencintaimu setulus ini.

Terima kasih atas segala kenangan yang pernah tercipta, atau mungkin tanpa sengaja.

Terima kasih karena kamu, aku bisa mengetahui ketulusan hatiku.

Terima kasih atas segala warna yang kamu berikan atau tanpa sengaja terjadi.

Aku tak akan pernah menyesal, pernah jatuh cinta padamu.

Aku tak menyesal, mengetahui bahwa rasa cintaku selama ini telah habis hanya untukmu.

Aku tak menyesal pernah mencintai sehebat ini.

Terima kasih, aku selalu berdoa untuk kebahagiaanmu, agar kamu menemukan seseorang yang mencintaimu sebesar kamu mencintainya.

Sampai jumpa, sampai jumpa dimana saat kita bertemu kembali nanti, tak ada lagi debaran jantung yang menggila.

Sekali lagi terima kasih atas segala kenangan yang pernah ada.

Kita memang tak ditakdirkan bersama.

Semoga kelak kita dipertemukan dengan cinta sejati kita masing-masing.

Aku berharap kita tak akan seasing itu lagi.

Karena aku telah memaksa hatiku, untuk melepas segala tentangmu.

Ketika Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang