Malam itu hawanya cukup dingin dengan angin yang mulai kencang. Menandakan jika hujan akan turun, tetesan air pun mulai turun sedikit demi sedikit. Di tambah cuaca yang dingin dan malam gelap, suasana begitu sepi. Mungkin memang sudah masuk jam tidur.
Matanya menatap arloji yang ia kenakan di tangan kiri, jarum arloji cantik itu menunjukkan pukul setengah sebelas kurang. Yang menandakan hampir tengah malam, dan dirinya baru saja pulang dari cafe tempat dimana ia bekerja.
“Sepi banget deh, tumben banget jam segini udah sepi. Biasanya mobil motor masih lewat lewat,” ujarnya mengusap kedua sikunya karena merasa dingin.
Padahal niatnya, malam ini dia akan melakukan rutinitas malamnya. Apalagi jika bukan mengumpulkan barang bekas untuk di bawa pulang. Selain bekerja sebagai barista di sebua cafe, ia juga selalu bekerja sampingan sebagai pemungut barang bekas, walaupun terlihat menjijikan namun selagi halal itu tidak masalah baginya.
“Pasti ibu udah khawatir ini," ujarnya mempercepat langkahnya menuju belokan jalan menuju rumah.
Saat ingin berbelok menuju jalan yang akan membawanya menuju rumah, langkahnya terhenti ketika telinganya mendengar suara isakan tangis manusia. Lebih tepatnya seperti suara isakan tangis seorang bayi.
“Jam segini bayi nangis? Itu bayi beneran apa bayi setan?” monolognya dalam hati.
Walaupun bulu kuduknya saat ini sudah berdiri tegak semua, tapi kakinya mencoba untuk melangkah mendekati asal suara. Ternyata suara tersebut berada dari tumpukan kardus yang berada di salah satu tempat pembuangan sampah.
Dengan jantung yang berdetak kencang, dengan ancang ancang siapa tau itu adalah setan. Kakinya tetap melangkah menuju asal suara, semakin dekat dan semakin jelas suara tersebut terdengar. Hingga matanya membola sempurna saat melihat seorang bayi mungil di tutupi selimut tergeletak di sana.
“Astaga bayi, ini anak siapa aduh.” ujarnya panik sambil menggendong bayi tersebut. Menimang nimang bayinya agar berhenti menangis.
“Kasian banget kamu bayi, pasti ini ulah orang tua yang gak bertanggungjawab. Cuma berani ngelakuin, udah jadi di buang.” mulutnya terus mengoceh sambil membawa bayi tersebut melangkah menjauh dari tempat sampah tersebut.
Jika di lihat-lihat bayi itu terlihat manis, dengan pipi chubby dan mata bulat yang terlihat tegas namun menggemaskan. Membuat bibirnya terangkat ke atas membentuk sebuah senyuman tipis.
••••
Sedangkan di sebuah rumah minimalis, seorang wanita paruh baya terus saja melihat ponselnya tanpa henti. Dirinya cemas akan putrinya yang tak kunjung pulang, karena tidak biasanya anaknya itu pulang selarut ini. Dan tidak ada kabar samasekali membuat dirinya semakin dilanda pikiran negatif.
Hingga suara ketukan pintu dari luar membuyarkan lamunan nya, wanita paruh baya itu bergegas menuju pintu depan untuk melihat siapa yang datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GARVIN New Version
Romance[FOLLOW SEBELUM BACA KARENA PART AKAN DI PRIVATE] Dunia itu penuh dengan kejutan, terkadang kejutan yang mustahil saja dapat terjadi. Seperti yang terjadi pada Gita, seorang karyawan cafe yang tidak sengaja menemukan seorang bayi laki-laki di tempat...