Mulutnya terus berkomat kamit tanpa henti, cuaca yang panas terik tidak mematahkan semangatnya. Tubuh yang di banjiri keringat itu terus berjalan kesana kemari, sambil mengingat-ingat. Rute mana saja yang kemarin dia lewati bersama sang adik.
Sedangkan di belakangnya, seorang bodyguard yang memang bertanggung jawab atas kehilangan sang adik itu sudah lelah. Tangan berotot pria tersebut terus menyekat keringat yang turun perlahan, bahkan matanya sudah perih karena keringat.
“Den, gak mau istirahat dulu apa? Saya capek jujur aja dah.” ucapnya sambil menoel sang majikan.
Remaja dengan balutan kemeja tersebut menoleh kearah samping, matanya menangkap raut lelah dari pengasuh adiknya tersebut. Rasanya tidak tega jika terus melanjutkan pencarian tanpa istirahat.
“Ya udah, kita duduk dulu om. Azka mau beli menum dulu,” Remaja dengan nama Azka tersebut berlari kearah pedagang asongan yang berada di sebrang jalan untuk membeli minuman.
Sedangkan sang bodyguard sudah duduk di bangku salah satu taman yang letaknya tepat di bawah pohon, jadi cahaya matahari tertutupi oleh rimbunnya daun pohon.
“Kita mau cari kemana lagi Den Lio nya?” tanya nya pada Azka yang baru saja datang, dan ikut bergabung duduk di samping kursi kosong.
Azka menggeleng pelan, dia juga sebenarnya sudah lelah. Bahkan kepalanya pusing gara-gara terus terkena cahaya matahari, semua jalan yang kemarin dia lewati bersama sang adik sama sekali tidak membuahkan hasil.
“Kita lanjut besok aja om, lagian Papah juga ngasih waktu satu pekan. Jadi masih ada enam hari lagi.”
Sang bodyguard mengangguk setuju, lagian hari juga sudah semakin siang dan panas. Tidak mungkin mereka mencari di bawah terik nya matahari, tubuh mereka saja sudah lelah akibat terus berkeliling mencari.
“Nanti kalo Tuan besa nanya jawaban saya gimana den? Aduh udah kapok saya kena pukul suer deh.” ujarnya sambil mengangkat kedua jarinya membentuk huruf v
Azka menepuk dua kali pundak sang bodyguard tersebut, menundukkan kepalanya sejenak. Perilaku Azka yang seperti itu malah membuat si bodyguard semakin bingung, ada apa dengan tuan mudanya ini?.
“Om tau gak, apa yang lebih memalukan daripada jatuh depan banyak orang?” bukannya menjawab pertanyaan, Azka malah memberikan pertanyaan pada si bodyguard.
Kerutan di kening pria setengah baya itu menandakan jika dirinya tidak tau apa maksud dari pertanyaan Azka. “Apa?” tanyanya.
Azka mengelus pundak yang tadi dirinya tepuk secara dua kali. “Badan gede, tapi nyali hello Kitty, alian nyali yupi.”
****
“Mbak Gita, pulang ini ada acara lain?” seorang pria berkacamata dengan lap di tangannya itu bertanya pada Gita yang tengah membersihkan meja cafe.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GARVIN New Version
Romansa[FOLLOW SEBELUM BACA KARENA PART AKAN DI PRIVATE] Dunia itu penuh dengan kejutan, terkadang kejutan yang mustahil saja dapat terjadi. Seperti yang terjadi pada Gita, seorang karyawan cafe yang tidak sengaja menemukan seorang bayi laki-laki di tempat...