Pantai

220 22 5
                                    

Xiao Zhan dengan kepanikannya berkali-kali hampir menabrak penggunaan jalan, kedua netra Xiao Zhan beberapa kali melihat Yibonya yang diam memejamkan matanya dengan wajah tenang. Tanpa Xiao Zhan sadar air matanya turun tanpa diminta.

"Gege mohon bertahan ya..." Lirih Xiao Zhan saat melihat area pantai sudah di depan mata.

Dengan tergesa Xiao Zhan menggendong Yibonya dan membawanya ketempat pertama kali dia menemukan Yibo. Tidak perduli dengan keadaan kakinya yang beberapa kali tergores batu karang yang cukup tajam.

Sampailah pada batu karang dimana yibo ditemukan, genangan air laut yang bergerak seirama dengan ombak. Xiao Zhan meletakkan separuh tubuh Yibo kedalam air lalu memangku kepala Yibo.

Puk puk puk...

"Booo... Bangunlah, hiks... Gege mohon. Gege janji tidak akan memberi tahukan tentang mu pada ayah, tapi Gege mohon bangun ya...hiks!" Xiao Zhan berkata diselingi isak tangis

Xiao Zhan memejamkan matanya sambil merapalkan doa dan maaf berkali-kali. Berharap jika siluman ikan itu kembali bernafas. Xiao Zhan berfikir tidak mungkin membawanya ke rumah sakit. Bagaimana jika anatomi tubuhnya berbeda dengan manusia. Pernafasannya dengan ingsang mungkin? Atau pembuluh darahnya yang tidak bisa dideteksi oleh perawat saat menyuntikan infus?

"Gege!"

"Ku mohon jangan bercanda, kenapa pikiran ku selalu berhalusinasi disaat saat genting? Bodoh!" Xiao Zhan mendengar suara Wang Yi menyebutnya Gege. Tapi dia masih tidak percaya dan terus memejamkan matanya.

"Bodoh? Kata seperti apa itu?"

"Huh?" Xiao Zhan mengintip dari garis matanya menatap sosok dalam pangkuannya, ternyata bukan halusinasi.

"Ck... Syukurlah, kau membuat ku jantungan!"

"Aku? Lihat?" Yibo menunjuk dirinya serta kakinya yang sudah berubah menjadi ekor.

"Yak! Dimana celanamu?" Xiao Zhan mencari celana tidur yang sebelumnya yibo pakai.

"Bagaimana Gege lupa jika hanya memakaikan ku baju!" Kepala Wang yibo menelusup pada perut xiao Zhan karena malu.

"Oh benar juga, Gege lupa!"
Xiao Zhan terkekeh mengingatnya.
Ia mengusap helai biru itu dengan lembut.

Ekor biru silver itu mengepak seirama, membuat suara kecipak pada air. Tubuh pemilik ekor itu masih setiap mendekap perut xiao Zhan. Membuat xiao Zhan gemas dan ingin melahapnya menjadi ikan bakar. (Tega sekali! Dasar psikopat!)

"Heung... Ge_"

"Apa?"

"Mengantuk!"

"Tidurlah, setalah matahari terbenam kita pulang ke rumah!"

"Rumahku di sana!" Yibo menunjuk ketengah samudra, xiao Zhan ikut menatap arah yang ditunjuk pemuda manis itu.

Detik berikutnya Isak tangis terdengar oleh telinga xiao Zhan.

"Hei! Kenapa? Kau menginginkan sesuatu? Apa Gege menyakitimu Bobo?"
Xiao Zhan panik, takut jika tangisan bayi besar itu akan menguras tenaga dalamnya. Bagaimana jika manusia setengah ikan ini tidak boleh menangis? Air matanya akan kering dan ikan itu akan mati? Hei .. tidak tidak, tujuan awalnya adalah membuatnya hidup dan menunjukkan pada ayahnya.

"Hiks .. rindu! Ayah... Hiks"
Yibo mendongak dan merubah posisinya menjadi duduk. Mengusap matanya dengan punggung tangan.

"Eh .. air matamu_?"

"Heung? Hiks .. kenapa?"

"Bukankah waktu itu bisa menjadi mutiara?" Xiao Zhan terkejut mendapati air mata yibo bukanlah mutiara, melainkan air matanya seperti manusia.

Srooooth.... (Ingus yibo di lap pake kemeja xiao Zhan)

"Ugh.. itu.. sebenarnya hanya terjadi saat ekorku menjadi ekor manusia!" Terang yibo masih sesenggukan.

"Oh...."

"Ibo lapar!"
Bibirnya manyun.

"Baiklah, apa sudah lebih baik? Kalau iya, kita bisa segera pulang!" Xiao Zhan berdiri dan siap untuk menggendong yibo.

"Eh.. ekorku?"

"Astaga aku melupakan ekormu! Tunggu di sini, jangan kemana-mana mengerti?"
Yibo mengangguk dan menatap punggung xiao Zhan yang menghilang di balik karang besar.

Di sudut batuan lain, ada sosok laki laki yang menatap Yibo dengan semirk di bibirnya.

"Aku menemukanmu! Cih!!"

Beberapa menit berlalu, Yibo melihat siluet Xiao Zhan yang mendekatinya.

"Ayo pulang." Xiao Zhan membentangkan selimut abu abunya pada ekor yibo kemudian menyelipkan tangannya pada lipatan lutut yibo untuk menggendongnya.

"Siap?"

"Hm!"

Mendapatkan anggukan dari Yibo, akhirnya Xiao Zhan melangkah meninggalkan goa itu untuk pulang.

#profesor Xiao side

Masih dengan usahanya untuk menemukan sosok manusia setengah ikan, profesor Xiao terus berkutat dengan data data yang ia kumpulkan melalui penelitiannya. Seperti gila kerja, namun pekerjaan ini sangat tidak membantunya dalam hal keuangan.

"Ck payah, bagaimana ini? Sudah hampir 5 bulan mencari keberadaan mahluk itu. Tapi hasilnya hanya radar semu!" Professor Xiao menutup bukunya dan menyandarkan tubuhnya pada kepala kursi.

Xiao Rui menyalakan ponselnya dan melihat notifikasi. Menyadari jika jaringannya buruk ia bangkit dan berjalan menuju atap gedung untuk mencari sinyal guna menghubungi anak semata wayangnya.

"Halo jagoan!" Ucap tuan Xiao setelah panggilannya tersambung.

"Hmmm!"

"Kau masih marah dengan ayah?"

"Tidak, lagipula jika aku marah tidak membuat ayah berhenti bekerja untuk hal membosankan itu!" Xiao Zhan terdengar tidak perduli.

"Hhhh, Minggu depan ayah akan kembali. Apa yang ingin kau beli, biar ayah belikan saat kembali nanti!" Tuan Xiao menghela nafas dan tertawa pelan.

"Tidak perlu, kembalilah dengan selamat itu sudah cukup!"

"Ah baik_" tuut tuut...

Sambungan terputus sebelum ia menyelesaikan ucapannya setelah xiao Zhan memutuskan sepihak.

"Kkk, anak itu selalu membuat ku merindukan rumah. Pasti sekarang wajahnya sudah terlihat kesal!"

Di sisi lain, saingannya dalam dunia penelitian telah bergerak dengan rencana yang cukup mampu menggeser posisinya. Ia adalah professor Huang Darren. Sesekali mencuri data yang telah tuan Xiao Rui kumpulkan dan menyabotase pergerakannya.

"Kita lihat saja tuan Huang, aku akan merebutnya darimu. Kuakui kau jauh lebih kaya sebelum terjun ke dunia penelitian, penghinaan mu terhadap keluarga ku adalah sebuah kesalahan!" Gumam tuan Xiao saat mengingat rupa tuan Huang Darren.

#Sorru untuk semuanya.

Up untuk awal ZAOZAO balik lagi buat lanjut ceritanya.
Semoga alur dan ceritanya masih bisa menghibur. Happy reading. Maaf kalo mengecewakan.

Buat yang tanya kabar
"ZAOZAO udah baik baik aja, tinggal pembiasaan sama terapi mandiri. Udah sedikit juga obatnya! Abang udah gak suka marah marah. Tapi masih gak suka sama fujo!"

THE OCEAN - Zhanyi [on Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang