#04

707 113 16
                                    

09 Desember 2018Lima tahun yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

09 Desember 2018
Lima tahun yang lalu.

Sesekali Jisoo menoleh kebelakang, menatap kepada kedua pemuda yang tak dikenalnya seakan berjalan mengikuti sejak dari pulang kerja di lestoran.

Firasat Jisoo tak enak, ketakutan menguasainya. Dia berusaha berjalan lebih cepat ketika melewati gang-gang kecil pemukiman yang minim cahaya dan sepi dari pejalan kaki.

Dengan tangan gemetar, Jisoo merogo saku mengeluarkan ponsel. Berulangkali dirinya menekan layar persegi itu, melakukan panggilan terhadap sang adik. Bermaksud meminta Lisa menjemputnya di perempatan gang yang sepi dan bercahaya remang-remang ini. Dia butuh teman sekarang.

Sekali lagi gadis pemilik bibir hati itu menoleh kebelakang, menatap pada kedua pemuda yang masih berada tak jauh darinya.

"Lisa tolong angkat teleponku!" Batinya kalut.

Sedangkan diseberang. Bunyi telepon genggam sang adik terus berdering di atas meja kamar tidur, dalam keadaan di charger. Layarnya menunjukkan nama sang penelepon, tertera jelas dari sang kakak.

DRTTT...

Namun jangankan bisa menerimanya. Lisa saja ada di ruang tengah, tidur lelap dalam bising-bising suara TV yang masih menyala.

"Hei manis!"

"Mau aku temani pulang?"

Suara berat kedua lelaki itu sudah menyapa indra pendengar Jisoo, membuat bulu kuduknya merinding. Buru-buru menyembunyikan telepon genggamnya kedalam saku celananya.

"Tidak Terimakasih." Susah payah Jisoo membalasnya dengan tubuh bergetar ketakutan, diapit kedua lelaki yang berjalan di sisinya.

Bau alkohol yang pekat menyeruak di sekitar penciuman Jisoo tatkala tawa salah satu lelaki itu menguar disepanjang jalanan yang sepi. Semakin membuat Jisoo terdesak dalam ketakutan. Buru-buru dirinya berjalan lebih cepat lagi, mengambil langkah lebar-lebar. Lantas kemudian berlari menjauhi kedua lelaki itu.

Deru nafas yang ngos-ngosan dan keringat yang bercucuran bercampur aduk dengan ketegangan yang menyelimuti kakak sulung Lisa saat menyaksikan kedua pemuda tak dikenal itu mengejarnya.

"Yak manis, mau lari kemana kau?" Salah satu pemuda itu berhasil menghadangnya. Cekatan Jisoo berbalik arah hanya untuk mendapati bahwa salah satunya juga dengan gesit merentangkan tangan mencegat dirinya.

Tak kehabisan akal, Jisoo mengambil jalan di sampingnya meski tak tau akan menuju kemana gang itu. Yang terpenting sekarang tujuannya hanyalah melarikan diri dari kedua pemuda tak dikenalnya itu.

Tap Tap Tap…

Jisoo terus berlari, menyusuri gang kecil yang sepi dari keramaian dan minim pencahayaan. Didalam kepanikan, kakinya dipaksa melangkah dengan gesit meski tak lama kemudian terasa kram otot. Membuat lajunya kian melambat.

For You (Lisoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang