KATHAROS

44 1 0
                                    

Terbangun di sebuah ruangan asing membuat Nick hampir melompat turun dari tempat tidurnya. Pemuda itu mengerjap, memandang sekeliling, kemudian mulai mencari sesuatu dengan liar. Ada ketakutan dan kewaspadaan dalam raut wajahnya, terlebih ketika pintu ruangan itu menjeblak terbuka. Bianca hanya mengangkat alis kirinya melihat Nick yang kini dalam posisi menungging—berusaha melongok ke bawah tempat tidur. Keduanya masih terdiam dan saling tatap dengan canggung. Perawat yang menyadari kecanggungan itu pun segera membuka suara dengan mengenalkan Bianca pada Nick.

"Nicholas Freddie Knightley," gumam Bianca ketika melihat lembar catatan yang baru saja dia dapatkan dari perawat di sampingnya. "Darah murni, Alumni Ilvermorny. Profesi utama adalah... Auror" Bianca menghentikan kalimatnya. Ya, Auror adalah profesi impiannya yang kini harus pupus karena kebijakan baru. Kepala Departemen tidak akan menerima calon Auror baru selama tidak ada Auror senior yang pensiun atau terbunuh. Hal itu tentu saja membuat peluang Bianca untuk menjadi Auror sangatlah jauh di bawah kata rendah.

"Tunggu, saya..."

"Baru saja dipindahtugaskan ke Kementerian Sihir di London. Mendapat poin penalti ringan karena tidak sengaja mengubah muggle menjadi... teko?" Bianca menatapnya tak percaya. "Auror macam apa yang melakukan tindakan konyol semacam itu?"

"Bisakah anda jelaskan dulu..."

"Itu benar-benar penghinaan profesi Auror."

"Dengar, tolong jelaskan..."

"Kalau Anda tidak becus menjadi Auror, harusnya Anda pensiun, Tuan Knightley. Dan berikan kesempatan untuk para calon Auror yang lebih kompeten. Tidak tahukah Anda betapa..."

"CUKUP!!!" Bianca terlonjak, bahkan tanpa sadar telah mundur beberapa inchi dari tempatnya berdiri. Begitu pula dengan perawat di sampingnya. "Tolong beri saya kesempatan untuk bicara."

"Si–silahkan."

"Dimana saya sekarang?"

"Rumah sakit, di Katharos."

Nick mengernyit, pandangannya kembali menyapu ruangan. "Katharos? Saya tidak pernah mendengar nama itu."

"Tentu saja. Tidak ada yang bisa melihat kota ini selain penduduk Katharos sendiri."

"Lalu bagaimana dengan saya? Kenapa saya bisa ada di sini? Saya bukan penduduk Kataris."

"KATHAROS!!! K-A-T-A-..."

"H," koreksi si perawat.

"Ah, benar. K-A-T-H-A-R-O-S. Katharos. Jangan sampai salah sebut! Itu akan dianggap sebagai penghinaan."

"Baiklah... Baiklah. Katharos. Jadi bagaimana saya bisa berada di sini padahal seharusnya saya tidak bisa melihat tempat ini?"

"Ada pengecualian untuk saat-saat tertentu. Saya akan menjelaskannya nanti. Kunjungan saya hari ini hanya untuk memberi Anda surat izin berkunjung ataupun menetap." Bianca kembali memeriksa kertas di tangannya. "Tongkat Anda disita untuk sementara dan sepertinya Anda sedang tidak aman sekarang, jadi..." Bianca mengeluarkan sebuah gelang berwarna hijau dari sakunya. "... saya akan memberi izin menetap, untuk sementara," ucapnya seraya melambaikan gelang itu.

"Tunggu, bagaimana kalian bisa tahu semua informasi itu? Tentang Kementrian Sihir, Auror, dan bahkan sekolah saya dulu."

"Kita sekarang hidup di zaman dimana semua informasi akan mudah didapat, Tuan Knightley. Kalau Anda mau pun kami bisa tahu seluruh silsilah keluarga Anda beserta semua informasi detailnya."

"Sepertinya Anda tidak kaget membaca tentang Kementerian Sihir, Auror, dan yang lainnya. Anda juga penyihir?"

Bianca hanya mengangguk dan sebisa mungkin menjawab dengan singkat setiap pertanyaan Nick, berusaha mencegah pemuda itu agar tidak bertanya lebih. Namun sepertinya jawaban singkat itu membuat Nick semakin penasaran. Bagaimanapun juga dia terlihat lega karena bisa bertemu dengan sesama penyihir di kota asing.

THE GUARDLACE: Fam or FoeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang