Dengan memakai daster ketek bolong, Haris lari ngejar anaknya yang lagi ngejar mas-mas jual layangan. Tadi anaknya minta buat dibelikan layang-layang tapi Haris ngelarang dan sekarang anaknya nekat ngejar mas-masnya.
"AKSA!" teriak Haris dengan lantang. Dia lari makin kencang pas ngeliat anaknya udh berhenti dan lagi milih layang-layang, ayam-ayam di jalanan gak beraspal pada berlarian, takut kena tendangan maut.
Sedangkan yang diteriakin biasa aja. Gak ketakutan dan gak panik. Pokoknya biasa aja. Terus setelah papanya sampai, Aksa langsung digendong. Dan Karena Aksa udah pegang layangan, Haris harus bayar karena gak enak sama masnya.
Setelah bayar, Haris bawa anaknya pulang ke rumah. Dia kunci pintu, dan kuncinya dia taruh atas ventilasi. Gak lama anaknya nangis karena pengen main layang-layang barunya di luar.
Haris mengomeli anaknya sampai anaknya berhenti nangis. Persetan sama buku-buku parenting dan cara asuh Nikita Willy yang dia pelajari. Sekarang dia bakal disiplinkan anaknya dengan caranya sendiri. Sesudah anaknya berhenti nangis, Haris diam. Anaknya juga diam. Haris membuka suara, "Jangan begitu lagi ya dek. Kalau kebiasaan kaya gitu dan kalau bapak sama papa gak megang uang gimana? siapa yang bayarin? emangnya kamu mau dijadikan jaminan hutang ke mas-mas layangannya?"
Aksa menggeleng, "Maaf papa huweee," aksa kini menangis lagi. Haris mengusap kepala Aksa. "Jangan tuman ya mas. Kan mau jadi mamas, gaboleh begini ya. Nanti di contoh adiknya." ucap Haris ke anaknya.
Haris mengelus perutnya yang sudah rada membesar. Kalau perut sudah rada membesar emang enaknya pakai daster. Ini daster lungsuran dari ayahnya. Daster yang sedikit bolong di bagian punggungnya. Terus tanpa lengan juga, jadi gak begitu panas. Mas Sadega paling suka kalau Haris pakai daster. Katanya sih gemesin. Saking gemesnya sampai-sampai dikekep terus si Haris.
"Papa mau mimik," rengek anaknya.
"Mimik susu pakai dot?" tanya Haris.
"Nenen pap," rengek aksa sambil memegang puting Haris yang masih tertutup daster.
"Kan udah gak ada susunya dek.."
"Nda apa, nenen pap.."
Haris menggelengkan kepalanya, Aksa mirip Mas Sadega dulu yang suka nenen. Dia menarik dasternya lalu memperlihatkan puting coklatnya. Sodorin puting itu ke mulut anaknya. Kalau Aksa lagi manja begini, memang akan seperti ini. Walaupun puting dia udah gak ngeluarin air susu lagi, Aksa gak peduli. Dia tetep ngenyot puting papanya.
"Shh pelan adek." ucap Haris meringis. Aksa menghisap putingnya dengan kuat sampai tak sengaja giginya bergesekan dengan puting papanya.
"Hmm, emmm.." sahut anaknya.
Hampir dua jam-an nenenin anaknya, akhirnya Aksa tertidur pulas. Haris pelan-pelan melepaskan putingnya dari mulut anaknya. Setelah terlepas, Haris merapihkan dasternya yang kini menyusut. Ketika ingin bangun dari tempat tidur, bapaknya Aksa muncul dari balik pintu.
"Koe mlebu nang ndi mas?" tanya Aksa kepada suaminya. kamu masuk lewat mana mas?
"Mlebu lewat pintu lah."
"Kan, adek kunci pintunya."
"Kuncinya ditaruh nang ventilasi mbok?"
"Iya,"
"Aku bisa ngambilnya." jawab Mas Sadega.
Mereka kalau ngomong kadang-kadang pakai bahasa jawa dan kadang-kadang pakai bahasa Indonesia. Karena asal Haris kan dari Jakarta, jadi Haris baru sedikit-sedikit belajar bahasa Jawa. Cuma kata mas Sadega, bahasa Jawa Haris udah bagus. Jadi Haris makin pede buat pakai bahasa Jawa walaupun kadang juga masih ragu buat pakai bahasa suaminya.
"Kangen koe dek." ujar Sadega, dia memeluk tubuh Haris yang masih duduk di kasur.
"Ahhh ngalih mas!!! geli," keluh Haris. minggir mas!!! geli
Sadega terkekeh, udah dibilang kan? Sadega itu suka banget kalau Haris pakai daster.
Kini Sadega pegang tangan Haris. Dan bawa tangan Haris ke atas. Dia bawa Haris untuk tiduran dikasur. Setelah tiduran, Sadega kecup-kecup badan suaminya yang gemes itu. Dari leher, terus turun ke dada suaminya, terus turun lagi ke perut, terus tangan, dan tangannya diangkat ke atas kemudian cium ketiak Haris.
"HIH, JOROK TO MASS!!!" teriak Haris.
Karena teriakan Haris, anak mereka yang baru tertidur sebentar langsung bangun dan menangis.
Sadega langsung bangun dari tidurnya dan gendong anaknya. "Halo anakku, bapak pulang nih. Main yuk!"
Anaknya yang tadi menangis kini telah terdiam. Badannya masih sesenggukan dan sedikit bergetar. Tapi kemudian dia melebarkan tangannya pengin di gendong.
Sadega gendong anaknya lalu dibawa ke depan rumah. Kemudian anaknya cerita kalau baru beli layang-layangan. Dia langsung ngambil layang-layangan punya anaknya.
Sadega main layang-layang sama anaknya. Haris ngeliatin dari rumah. Dia gak nyesel beliin anaknya layang-layang. Dia bahagia kalau ngeliat suami dan anaknya mainan bareng. Semoga keluarganya tetep seperti ini sampai akhir hayatnya. Amin.
Tbc.

KAMU SEDANG MEMBACA
dusun
Fiksi PenggemarKehidupan mas Sadega dan dek Haris mpreg, crossdressing, marriage life, male lactation, feminization