3. Adaptasi

207 50 5
                                    

.

.

.

Winwin mengusap rambut sang pangeran yang tengah tertidur setelah mendapatkan perawatan dari dokter.

Ceklekk...

Xiaojun perlahan masuk ke dalam kamar pangeran, seluruh akses mengenai keadaan pangeran tertutup rapat.
"Bagaimana keadaan di luar sana?" Tanya Winwin sambil menatap Renjun sendu.

"Untuk sementara kita harus membawa pangeran pergi jauh dari kerajaan, kita tidak bisa membiarkan nyawa pangeran sebagai taruhan di rumahnya sendiri." Xiaojun menghela napasnya saat melihat Winwin memijat pangkal hidungnya pening.

"Apa maksudmu Xiaojun? Pergi jauh dari istana? Kamu bercanda?" Winwin menggeleng tidak setuju, mau bagaimanapun pangeran harus tetap berada di istana untuk menjaga pemerintahan.

"Pangeran harus pergi dari istana sampai semua keadaan kembali aman, Winwin." Suara wanita yang tiba-tiba masuk ke pembicaraan mereka membuat Winwin dan Xiaojun otomatis membungkuk hormat.

"Salam ibu suri," Irene--Wanita cantik yang merupakan ibu dari Ratu Wendy itu datang menghampiri keduanya.

"Aku memerintahkan kalian berdua untuk membawa cucuku pergi dari kerajaan sampai mendapatkan kabar mengenai keberadaan Raja dan Ratu." Irene menghela napasnya berat, matanya nampak sendu mendapati keadaan cucunya yang terbaring dengan jarum infus yang menempel.

"Baik Yang Mulia." Jawab keduanya serentak

"Bagaimana keadaan Renjun?" Irene segera duduk di samping kasur pangeran, mengusap puncak kepala pangeran yang kini sudah tumbuh dewasa.

"Pangeran perlahan mulai membaik Yang Mulia." ucapan Winwin membuat Irene menghentikan usapannya, maniknya menatap ke arah jendela besar yang ada di kamar pangeran. 

"Sudah cukup aku mendengar kabar duka, kalian segera bawa pangeran keluar istana. Mulai saat ini namanya bukan lagi Huang Renjun, Winwin aku percayakan nasib kehidupan cucuku padamu." 

Suasana di kamar pangeran tiba-tiba terasa berbeda, hening dan sunyi-- hanya terdengar suara tetesan infus yang memecah keheningan.

"Jangan ada satupun yang mengetahui identitas pangeran sampai Raja dan Ratu kembali." Irene segera beranjak dari sana, meninggalkan kamar pangeran.

Xiaojun yang beralih menatap ke arah Winwin.
"Bagaimana pendapatmu?"

Winwin menghela napasnya berat, "Bagaimana kalau raja dan ratu tidak pernah kembali?" Gumam laki-laki itu sambil menatap pangeran yang masih berbaring di kasurnya.

"Untuk saat ini kita lakukan apa yang ibu suri perintahkan, tapi kalau kerajaan terkena dampaknya aku akan mengambil alih." Ucap Winwin sambil melirik pintu kamar pangeran yang tertutup rapat.

"Xiaojun, rahasiakan kesehatan pangeran."






Makan malam kali ini nampak berbeda dari makan malam sebelumnya, seluruh keluarga kerajaan sudah berkumpul di meja makan.

Ketidakhadiran pangeran pada makan malam kali ini cukup membuat keluarga kerajaan was-was. Belum lagi kehadiran ibu suri yang tiba-tiba membuat para pelayan semakin bertanya-tanya.

"Yeri!" Suara ibu suri nampak menggema memanggil kepala pelayan yang berlari ke arahnya.

"Yang Mulia,"

"Periksa seluruh makanan sebelum menjamu keluarga kerajaan." Irene segera menatap Xiaojun yang duduk di meja dan Winwin yang berdiri di belakangnya.

"Ibu suri, apa kedatangan ibu suri berhubungan dengan kabar raja dan ratu atau kabar dari pangeran?" Irene menoleh menatap Yuri yang duduk tak jauh darinya.

Prince Of Poisonnia 👑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang