# B a g i a n 4

4 3 0
                                    

Lanjutt




•••

"Soal uang aja lo gercep" ucap Dika.

"Gapapa, itu namanya rejeki anak hebat"

"Soleh goblok" balas Taka

"Lo kenapa sih ka? Sirik sama gue?" Tanya Aden tanpa dosa.

"Nggak usah banyak bacot, sana pesenin" ucap Aga menengahi.

Aden segera berdiri dan menuju ke antrian makanan.

"Seperti biasa" teriak Dika.

Bukanya mengancungkan jari jempol, Aden mengancungkan jari tengah tanda setuju. Mereka tertawa melihat tingkah Aden dan menjadi pusat perhatian semua orang termasuk Nasya.

"Gue heran deh sama orang itu" tunjuk Nasya pada El menggunakan dagunya.

"Emangnya kenapa?" Tanya Rara heran.

"Kenapa gitu orang-orang pada teriak setiap dia datang" lanjut Nasya.

Kila dan Rara sama-sama melongo mendengar perkataan Nasya. Merasa di tatap agak aneh Nasya memberanikan diri untuk bertanya.

"Kenapa kalian natap gue gitu? ada yang salah?" Tanya nya tanpa dosa.

"Lo seriusan nanya kek gitu sama kita?" Tanya Rara masih gak percaya dengan perkataan Nasya.

"Iyalah, kalo gue nanya sama kang siomay bukan di sini" canda Nasya.

"Enggak bukan itu yang gue maksud" ucap Rara

"Terus?"

"Lo bisa melihat kan, diantara empat orang yang paling ganteng siapa?" Tanya Rara.

"Ya si El El itu" jawab Nasya polos.

"Aduh besti dia itu....."

"Woy setan, bantuin gue napa!" Teriak Kyra.

"Bentarrr!" balas Kila.

Kila segera berdiri dan menghampiri Kyra yang membawa nampan berisi mangkok mereka.

"Ini dia pesanan kalian" ucap Kyra.

"Ini makanan yang kalian pesan tiap hari?" Tanya Nasya yang melihat isi mangkuk.

"Iyalah, di sini bakso mang cacap nih paling enak" jawab Kyra sambil membagikan bakso ke temen-temennya. Terus Kila ngapain dong, tentu saja Kila membagikan minumannya.

"Selamat menikmati" mereka hanya membalas dengan anggukan kepala dan mulai menikmati baksonya.

"Bakso nya lumayan enak sih wkwk" canda Nasya.

"Emang enak woy" jawab Kila tak kalah heboh.

"Dari 1-10 lo nilai berapa?" Tanya Rara.

"Karna gue suka bakso gue nilai 10 deh"

"Harus itu wkwk" balas Kyra diiringi tawa. Kemudian mereka melanjutkan obrolan mereka.

RAFAELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang