4

908 139 3
                                    

Makanan semua di sajikan. Rosie duduk di kursi, nyandar siku di meja, tangan memegang sendok lalu melihat satu persatu mangkok juga piring diletakkan oleh Jennie setelah selesai masak.

" Mau sesuatu lagi?" Tanya Jennie. Rosie diam menatapnya lalu memberi gelengan.

" Ok." Jawab Kim yang meletakkan nasi di piring, menyodorkan lauknya sekali agar Rosie tinggal pilih.

" Hpmu selalu berbunyi. Kenapa nggak di angkat?" Tanya Jennie saat Rosie menguyah makanan.

" Kakakku sering menelpon tapi emang gak pernah aku angkat."

" Why?"

Rosie noleh ke arah Jennie.

" Aku cuman malas~" Jawab seadanya.

Jennie mencoba mengangguk tanpa banyak tanya.

" Em....apa kemarin aku keterlaluan?" Tanya Rosie. Jennie mengangkat alisnya sambil mencari jawaban yang tepat untuk membalas.

" Menurutmu?" Tanya balik Jennie.

" Kayaknya." Jawab Park.

Keduanya diam. Rosie juga nunduk lagi saat Jennie ikut membuang muka.

" Makasih." Ucap Rosie.

" For what?"

" Udah rawat aku."

Jennie nggak jawab. Diapun membuang panjang nafasnya dan menyandarkan tangan di meja.

" Aku nggak tau harus gimana. Aku pikir aku....-- tidak terlalu peduli jika nggak punya tuntunan tanggung jawab. Selagi kamu masih aku kenal... Aku melakukannya." Jelas Jennie saat Rosie menatapnya lama.

" Apa aku boleh cinta sama Ibu?" Tanya Rosie.

Jennie terbungkam. Sulit untuk bicara dadakan.

" Apa kamu kebawa perasaan hanya karena saya baik?" Tanya Jennie.

" Bahkan sebelum terlalu dekat, aku sudah menabung perasaan." Jawab Rosie.

.

.

.

.

.

Akhirnya Rosie duduk di kursi depan. Dia menoleh sekitar, melihat teman barunya di kelas ini, di jurusan ini dan di tempat ini.

" Woi ada dosen cantik banget! Dosen muda di jurusan kita!"

" Iya tau. Enak banget kalau dapat PA dia. Kata senior sih, Ibunya nggak pelit nilai. Skripsi di permudah."

" Asli! Siapa ya PA dia?"

" Itu. Rosie."

Tunjuk salah satunya. Melihat Rosie di kursi depan, sibuk menggambar di kertas kosong.

" Cuman Rosie di jurusan kita. Sisanya dari jurusan lain."

" Hah!? Anjir enak banget!"

Rosie mana tau. Besoknya, dia bertemu PA karena di dalam group sosmed, setiap hari Senin pasti ada jadwal bimbingan. Ntah itu soal KRS, skripsi atau hal lain yang menyangkut pendidikan.

" Schedule seminar nya kapan?" Tanyanya saat kertas di singkirkan dari wajah yang tadi tertutup.

Rosie berada di barisan sebelah kiri, berdiri di depan meja kaca itu. Mata terpaku, memandang wajah cantik PA dia yang banyak mahasiswa melirik untuk memiliki. Namun sayang, Ibu Jennie bukan wanita yang gampang kena pelet mahasiswa ingusan.

Endless Love | Chaennie ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang