Hari ini ngampus seperti biasa. Rosie udah di kelas duluan bahkan dia yang buka pintunya.
Satu persatu, teman-teman masuk untuk mencari tempat duduk ternyaman. Sampai ada dosen yang masuk untuk mulai mengajar.
Tatapan Rosie kosong sekali memandang papan tulis. Dia bahkan nggak nodain kertas putih itu dengan goresan pena.
Sampai ada temen kelasnya cewek, nyenggol Rosie karena takut kesambet. Soalnya lama banget itu anak melamun.
Rosie langsung menoleh ke samping. Dia tersenyum kecil saat di tegur temannya agar tidak diam melamun.
Bahkan saat matakuliah selesai, Rosie nampak nggak ada daya lagi buat ngelakuin apa-apa. Sampai dia ketemu Jennie yang selesai ngajar. Ngeliatin Rosie berhenti di koridor depan sambil melihatnya.
" Kamu sakit?" Tanya Jennie. Rosie geleng aja. Dia duduk di ruangan Kim, di suguhkan teh hangat sama Jennie.
" Nanti.....aku boleh nginap?" Tanya Rosie, raut wajahnya nampak lesu sampai Jennie memperhatikan lalu mengangguk tanpa ragu.
Rosie mengatakan jika dia banyak pikiran. Kenyataannya, di rumah juga nggak bakal berubah suasana. Rosie malah makin tertekan. Jennie pikir, dengan cara seperti ini, keluarga Rosie akan baik lagi. Namun perkiraan kurang. Mungkin karena ayahnya, masih belum puas dengan keinginannya terhadap anak kedua.
" Jika aku mati...apa kamu akan menangis?" Tanya Rosie pada Jennie yang memandangnya lama.
" Kenapa nanya gitu?"
" Karena mungkin aja, jika Tuhan sudah merasakan kasihan padaku, dia memilih untuk mengambil aku lagi." Kata Rosie dan Jennie menyentuh kedua pipi Park, duduk berdua di sofa.
" Kamu cowok paling hebat yang pernah aku temui. Bahkan saat masalah datang, kamu tetap jadi diri sendiri." Kata Jennie.
Jennie bukan memotivasi. Dia hanya bekerja keras untuk menumbuhkan semangat Rosie dan membahagiakan hatinya sebagai kekasih.
" Aku.... hanya ingin hidup untuk satu wanita aja...." Kata Rosie pelan dan Jennie tersenyum kecil lalu dia cium pipi Rosie kemudian lanjut ke bibirnya sekilas.
Rosie bisa tersenyum lagi akhirnya. Dia mengangkat tangan kanan, mengelus rambut Jennie yang bersandar di lengannya, menggenggam tangan itu di bawah sana.
Jennie punya tanggung jawab lain selain jadi dosen pembimbing Rosie. Dia hanya ingin menyenangi Rosie. Jangan sampai terlampau setres karena masalah yang membuat mental down langsung.
" Aaa~~" Suap Jennie. Rosie membuka mulutnya. Menerima suapan saat makan salad buah bersama, menonton tv yang menyala.
Rosie juga jika bersama Jennie bebannya berkurang banyak. Mungkin karena Jennie vitamin hidupnya sekarang. Apapun itu, Rosie akan mengeluh ke Jennie.
" Rosie udah cinta banget kayaknya. Jangan sampai buat dia kecewa." Kata Krystal dan Jennie mengangguk pelan. Tersenyum perlahan setelah merasakan cintanya tumbuh sekarang.
" Dia udah senyum-senyum. Tandanya brondong berhasil." Tunjuk Jisoo buat Krystal terkekeh dan Jennie yang malu sendiri.
----
Akhirnya Jennie pulang dari rumah Jisoo. Krystal juga udah pergi duluan karena dia ada kerjaan dadakan datang dari kantor.
Pas nyetir santai buat pulang ke apartemen, Jennie mencoba menelpon Rosie. Soalnya hari ini sama sekali nggak ada kabar.
Sebenarnya pagi sih Rosie chat Jennie. Si Rosie kirim delivery food biar Jennie nggak masak pagi ini. Yaudah, Jennie balas tuh.
Chattan seputar makanan doang. Terus udah nggak lagi sampai siang ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/310480038-288-k428308.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Love | Chaennie ✓
FanficRosie mahasiswa Jennie yang suram dengan kehidupan keluarga. Dia mencoba memperbaiki keadaan sampai akhirnya harus menderita mencintai mahasiswa nya sendiri.