part 6

286 28 0
                                    

"Bunda cuma makan telor goreng kemaren, sama... nyicip telor dan sayur kacang dari berkat si Tari, apa jangan-jangan ... sakit ini gara-gara makan itu? berkat dari si Tari songong itu?"

"Astagfirullah Bunda, istighfar," seru suaminya sembari geleng-geleng kepala, melihat kelakuan istrinya yang ia pikir sudah kelewat batas.

"Astagfirullah-astagfirullah, emang kenyataannya, kok. Mungkin yang masak nggak cuci tangan, atau mungkin memang tempatnya nggak bersih, jadi buat orang sakit perut dan diare seperti ini," Jasmine ngedumel, kesel.

Kebencian yang didasari sesuatu yang tidak berdasar, prasangka buruk yang akhirnya berujung kepada rasa iri hati dan dengki, hingga sengaja menyakiti.

"Cukup Bunda, cukup! berhenti berpikiran buruk tentang tari dan keluarganya, tidakkah Ibu punya sedikit empati kepada mereka?"

"Tari itu baru saja kehilangan ibunya, pernikahannya batal dan kita tidak tahu bagaimana perekonomiannya saat ini,"

"Tidak ada juga orang yang sengaja ingin meracuni orang-orang lain, apalagi ini dibuat massal dan seluruh warga kampung memakannya, harusnya bukan Bunda saja yang merasakan sakit perut seperti ini,"

"Coba nanti Papa cari informasi, jika memang banyak orang-orang yang keracunan makanan seperti Bunda, dan dipastikan itu dari berkat si Tari, kita akan berembuk kepada Pak RT jalan apa yang sebaiknya akan kita tempuh nanti." Suami Jasmine berusaha menenangkan Ibu dua anak itu.

"Ah, terserah deh, Pah. Penjarain aja sekalian kalau memang ini karena berkat dari si Tari,"

"Aduhhh, Bunda mau ke WC lagi nih,"

Laki-laki itu hanya menatap pasrah istrinya yang kembali masuk ke dalam WC, Ia mendesah pelan.

Sebenarnya di dalam hati Ia tidak percaya jika ini adalah ulah Tari, tapi jika ia tidak menuruti, sudah pasti wanita yang hidup dengannya beberapa tahun ini akan marah dan membuat hal yang lebih buruk lagi.

Lelaki bertubuh tegap itu lalu pergi meninggalkan rumah untuk bekerja, sementara Jasmine yang sudah bolak-balik ke kamar mandi merasakan tubuhnya sangat lemas dan tidak bertenaga.

Sedang lemah seperti itu pun, Jasmine masih meraih HP dan mulai membuat status di beranda fb-nya.

" Sakit ini pasti ada unsur kesengajaan, awas ya kalau terbukti, akan aku laporkan ke Polisi," bibir Jasmine bergerak selaras dengan tangannya yang lihai mengetik status di fb-nya.

Ting!

Status itu pun terkirim dan hanya dalam beberapa detik saja, like  bertebaran dan komen-komen mulai bermunculan.

[ Sakit apa kau, Wak, keracunan-kah?]  Komen pertama dari seseakun bernama Yulia Roberta bunda Mia.

Jasmine langsung tersenyum. ' Mungkin gara-gara ini aku bisa viral,' pikirnya.

Jemari Jasmine mulai lincah membalas komentar di status pribadinya.

[Iya Wak, gara-gara makan lauk berkat semalam, pagi langsung mencret-mencret aku]

Ting!

Baru saja ia membalas pesan, pesan yang lain muncul.

[Bunda Chicko sakit? GWS ya Bun] tulis Reana Cyntanya Soleh.

Ting!

[Jangan suudzon dulu, Buk. Periksa ke dokter dulu untuk memastikan]

[Semoga lekas sembuh[

[Makan apa memang semalam?]

Dan, komentar-komentar lainnya yang  belum sempat dibalas dengan Jasmine tapi komentar lain bergulir muncul.

Hingga ia menemukan salah satu komentar yang membuat hatinya bertambah panas, komentar siapa lagi kalau bukan dari Tari, tetangga yang paling ia benci.

[Berhentilah berpikir buruk dan penuhi isi kepala dengan hal yang positif hingga tidak ada tempat untuk berpikiran negatif. Semoga lekas sembuh Mbak Jasmine.] tulis Tari Purwaningsih.

Dada Jasmine rasanya panas membara, tangannya bergulir melihat foto profil orang yang sudah berkomentar di kolom statusnya.

Begitu ia menyentuh foto profil itu, wajah wanita berhijab itu terpampang nyata membuat matanya berkilat marah.

"Kunyuk! berani-beraninya gadis sombong itu komentar di FB! kalau aku membalas saat ini, pasti akan ketahuan bahwa status ini kutujukan untuknya," gumam Jasmine dengan bibir mengkerut kesal, dan rahang yang mengeras karena menahan emosi di dalam dadanya.

Jasmine melempar begitu saja telepon genggam miliknya ke atas kasur, dan mengabaikan kolom komentar yang tadi sudah diisi oleh seseakun bernama Tari Purwaningsih.

Meskipun ia sangat membenci Tari, tapi ia tidak ingin orang-orang semua tahu bahwa hubungannya dengan Tari itu tidak baik-baik saja.

Tiba-tiba kepala Jasmine terasa sangat berat, tubuhnya pun lemas seperti tidak ada tenaga. Jasmine pun  menutup matanya dan mengistirahatkan tubuhnya. Berharap ketika ia bangun semuanya akan kembali baik-baik saja.

***
Namun, apa yang diharapkan oleh Jasmine itu tidak terjadi. Saat suaminya pulang pun Jasmine masih bolak-balik ke WC.

Ia pun sampai dibantu anak-anaknya untuk bisa ke WC karena tubuhnya sangat lemas.

"Kenapa tidak telepon Papa, Bunda. Kan Papa bisa pulang dan bawa Bunda ke rumah sakit," sesal suaminya saat melihat kondisi Jasmine yang terlihat sangat mengkhawatirkan.

"Iya Pah, tadi Chicko sudah mau telepon Papa, tapi Bunda ngelarang. Kata Bunda, Papa kan lagi kerja, jadi nggak bisa diganggu," sahut anaknya yang saat itu juga berada di dalam kamar.

"Iya benar, tapi kalau kondisi Bunda seperti ini, Papa pasti akan pulang,"

"Chiko sama adik sudah makan atau belum?" Laki-laki itu berjongkok dan mensejajarkan tubuhnya dengan anak laki-lakinya yang berumur 10 tahun itu.

"Udah Pa makan pakai mie goreng sama Adik, minta tolong sama tetangga sebelah untuk masakinnya," jawab bocah itu jujur.

Sementara itu Jasmine hanya mendengarkan percakapan suami dengan anaknya tanpa menjawab sedikitpun, tubuhnya sangat lemas jangankan untuk bergerak untuk menjawab pertanyaan pun terasa sulit baginya.

"Chiko sama adik masuk ke mobil, Papa mau gendong Bunda. Kita ke rumah sakit saat ini juga," titah suami Jasmine yang langsung diangguki kedua anaknya. Dua bocah itu langsung berlarian menuju mobil, di susul dengan Jasmine yang di gendong suaminya.

Brakk!

Bunyi pintu mobil yang tertutup dengan keras membuat para tetangga saat itu berada di luar menjadi kepo dan bertanya.

"Mau kemana Pak Ahmad? kenapa Mbak Jasmine di gendong begitu?"

"Mau ke rumah sakit bu Yati, titip rumah ya sebentar," sahut Ahmad tanpa basa-basi, ia langsung masuk ke dalam mobil dan memutus percakapannya dengan tetangga depan rumahnya itu.

Setelah meng-klakson satu kali, mobil Ahmad melaju kencang menuju ke rumah sakit, memecah jalanan padat kendaraan karena saat itu waktunya orang-orang kantor pulang.

Setiba di rumah sakit, Jasmine disambut beberapa perawat dan dibawa memakai brankar menuju ruang tindakan.

Selama setengah jam Jasmine berada di ruangan, akhirnya perawat dan dokter keluar bersamaan.

"Bagaimana dokter?" Ttanya Ahmad dengan raut wajah yang khawatir begitu melihat dokter keluar dari ruangan tindakan.

"Ibu Jasmine kekurangan cairan, Diare. Kami akan memeriksa feses Ibu   Jasmine untuk penyebab pastinya. Saat ini saya sarankan Ibu Jasmine untuk diopname dulu karena tubuhnya sangat lemah," jelas dokter.

Ahmad pun hanya mampu mengangguk pasrah. Sebenarnya apa penyebab sakit istrinya itu? apa benar semua karena nasi berkat Tari?

****

Nasi Berkat.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang