"Udah Lo di sini aja ga usah pulang" seru Mew pada Kana ketika mereka sudah berada di dalam kamar Mew
Markas mereka memang besar hingga memiliki banyak kamar meskipun tidak semua anggota memiliki kamar tetapi mereka selalu berbagi kamar. Kecuali Mew. Tidak boleh ada yang masuk tanpa seizinnya
"Tapi pengen pulang" rengek Kana sambil menghentakkan kakinya di kasur. Mew yang melihat itu berkacak pinggang, "Ngga usah rewel deh, Lo di rumah sendirian kalo nanti Lo demam kayak waktu itu lagi gimana? Siapa yang mau ngurus?"
"Kan ada maid" balas Kana yang tak mau kalah. "Iya ada maid, kalo dia gak tau terus nanti Lo mati Sampe membusuk ga ketahuan" Kana mencebikkan bibirnya sambil menatap Mew tajam
"Jahat banget mulutnya" gerutu Kana membuat Mew menghela nafas pelan. Ternyata Kana sama keras kepalanya seperti dia
"Makanya nurut! Lo kalo di sini kan ada gue sama anak-anak yang lain" ucap Mew yang akhirnya Kana menganggukkan kepalanya pasrah
"Luka Lo belom di obatin kan? Tadi kena tonjok ngga? " Tanya Kana yang di angguki oleh Mew . "Sini gue obatin, Lo ngobatin luka gue tapi sendirinya ngga" omel Kana sambil mengambil kotak p3k yang Mew bawa
"Kan Lo lebih penting" balas Mew membuat jantung Kana berdetak dengan kencang bahkan wajahnya pun sampai memerah. "U-udah sini duduk" Kana menepuk sisi kosong agar Mew duduk, Mew menurutinya lalu duduk di samping Kana
"Mana yang luka?"
"Ini, ini sama ini" ucap Mew sambil menunjuk sudut bibirnya, siku, dan perut. Kana semakin gugup ketika Mew menunjuk perutnya
Shit! Kenapa jadi seperti ini sih?!
Kana mulai mengobati luka yang di siku terlebih dahulu dengan kapas yang sudah di tuangkan alkohol. Mew tidak meringis karena memang tidak sakit
Setelah menempelkan plester Kana berpindah untuk mengobati sudut bibir Mew. Wajah mereka sangat dekat, Mew mampu memindai wajah Kana hingga membuat wajah itu kembali memerah
"J-jangan kayak gitu natapnya". Mew menaikan sebelah alisnya "salting ya?" Kana mendengus kesal mendengarnya "nggak, ngga usah sok tau!" Serunya malah membuat Mew tersenyum tipis
Sekarang kana bingung, sebenarnya dia malu saat harus mengobati luka di perut Mew tetapi bagaimana lagi? Dia harus balas Budi karena Mew sudah menyelamatkan nya
Mew yang peka dengan kebingungan Kana pun langsung melepaskan bajunya membuat Kana membulatkan matanya
"Udah ayo obatin lagi" celetuk Mew karena Kana tetap diam. Kana dengan gugup mengambil salep karena hanya ada beberapa memar di perut Mew
Kana mengolesi salep itu dengan menggigit bibir bawahnya menahan gugup "shh pelan-pelan dong, nafsu amat Lo liat roti sobek gue-ADUUHHH". Kana malah semakin menekan memar Mew karena kesal hingga Mew berteriak kesakitan "GeEr banget jadi orang!" Sentak Kana yang kembali mengobati luka Mew
"Ya lo-"
"DIEM!" Mew kembali mengatupkan bibirnya ketika Kana membentaknya
Di ruangan yang berbeda...
Ceklek
"Eh bang" sapa bright ketika melihat net masuk ke dalam markas
"Abis dari mana bang?" Tanya off ketika pria jangkung itu sudah duduk di sebelahnya. "Dari rumah lah. Tadi mau keluar tapi mampir dulu sebentar ke sini" balas Net sambil mencomot kacang yang ada di atas meja
"Si Mew kemana? Kok ga keliatan?"
"Di-"
"Kenapa bang?" Seru Mew yang berjalan ke arah mereka sambil memakai kaos tanpa lengan. "Dari mana?"
![](https://img.wattpad.com/cover/333566589-288-k603211.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Unpredictable Love- MEWGULF- (Lengkap Di Pdf) END
FanfictionJANGAN SALAH LAPAK! INI LAPAK BXB! Terkadang cinta muncul dari hal-hal yang sepele bukan? Begitupun dengan Mew dan Kana, mereka yang awalnya tidak saling kenal hingga suatu saat mereka bertemu. Selalu cekcok meskipun nyatanya Mew peduli tetapi karen...