"Ya emang bukan urusan lo, siapa juga yang bilang itu urusan lo?"
"Tau ah gue males debat sama lo." Ucap Mia meninggalkan Cindy.
***"Pah jadi nanti Mia kesini?" Tanya Angga dengan wajah tidak percaya.
"Iya Angga dia akan mulai membantu kamu mempelajari materi yang kamu lewatkan mulai besok."
"Tapi kenapa besok pah, kenapa ga sekarang aja?" Tanya Angga tidak sabar.
"Ya memang besok waktu ditentukannya, Yasudah kamu istirahat dulu jangan sampai kurang istirahat."
"Iya pah." Jawab Angga semangat, eh tapi tumben perhatian sama gue tuh bokap, tambahnya dalam hati.
***Mia sekarang berada di ruang tamu kekuarga Angga, ia merasa gugup masih tersimpan jelas kejadian yang beberapa waktu lalu membuatnya terpukul. Tanpa Mia sadari ternyata Angga tengah menatap Mia penuh rasa bersalah di balik tembok, memperhatikan gadisnya itu yang menatap lurus ke depan.
"Ehm hai Mia, apa kabar?" Bodoh, apa yang kau katakan Angga tentu saja kabar nya tidak baik setelah apa yang kau lakukan, runtuknya dalam hati.
"A..aku hai, aku baik-baik saja." Ucap Mia dengan fake smile nya.
"Maaf kan kelakuan ku waktu itu ya, aku benar-benar lepas kendali akan diriku sendiri." Sesal Angga.
"Iya aku juga sudah melupakannya kok, tapi kumohon itu jangan dibahas lagi ya. Aku sudah memaafkanmu." Tanpa mereka sadari kosa kata mereka berubah menjadi aku-kamu dan suasana menjadi canggung.
"Yasudah kita akan belajar kan? ayo dimulai jangan buang-buang waktu." Ajak Angga dengan semangat yang langsung mencairkan suasana canggung.
***"Okay sekarang udah jam 7 malem jadi gue balik, jangan lupa besok matematika jam 5 di rumah lo dan gue gamau lo terlambat." Ancam Mia sambil mengemasi buku-bukunya.
"Iya bawel banget sih lo." Balas Angga.
"Oh iya satu lagi, gue pengen mulai besok lo sediain cupcake yang biasa setiap belajar bareng sama gue, oke." Tambah Mia.
"Iya tuan putri hamba akan melakukannya sesuai yang anda minta." Jawab Angga dengan nada ejeknya pada Mia.
Suasana canggung antara Mia dan Angga kembali menjadi suasana sengit antara kucing dan anjing.
Tanpa ada yang menyadari ada sesuatu yang muncul pada hati masing-masing sesuatu yang tlah lama terpendam antara mereka berdua.
***"Mi gimana kemaren?" Tanya Cindy lalu duduk disebelah Mia.
"Gimana apanya?" Mia yang sama sekali tak mengerti apa yang sahabatnya ini bicarakan balik bertanya.
"Ih dasar lemot, gimana kemaren waktu lo belajar bareng sama Angga? Masih benci atau gimana? Trus dia minta maaf ga? Kalian disana ngapain aja?" Serbu Cindy dengan rentetan pertanyaan.
"Enak aja, gue gak lemot tapi gue ga ngerti lo ngomongin apa. Udah gitu lo mau gue jawab pertanyaan lo itu yang mana dulu Cin nanya kok gak pake rem?"
"Ih yaudah gimana waktu lo belajar bareng Angga masih benci atau gimana?" Tanya Cindy sebagai awal.
"Ehm awalnya sih gue ga nyaman disitu tapi lama kelamaan biasa aja." Jawab Mia sambil menyalin tugas kelompok yang belum diselesaikannya.
"Trus dia minta maaf ga sama lo?" Tanya Cindy yang semakin penasaran.
"Huh...Iya dia minta maaf waktu dia ktemu gue." Jawab Mia yang kemudian menatap Cindy dengan tatapan yang sulit diartikan antara kecewa, marah, dan terluka.
"Jadi gue mohon jangan bahas itu lagi ya, lo liat kan gimana kondisi gue sekarang." Tambah Mia.
"Yang terakhir kalian disana ngapain aja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cupcakes Love
Teen FictionCinta bisa selembut dan semanis kayak cupcake. Gue rasa cupcake lah yang paling bisa bikin mood gue bagus and i always love cupcake. -Miaska Geraldino Putri Ih aneh banget tuh cewe makannya cupcake mulu emang ga bosen? Sebenernya sih gue juga suka c...