Cuit.. Cuit.. Siulan burung membangunkan Vian dari tidurnya yang lelap. Hari ini ia terlihat kurang semangat, biasanya pagi harinya dijalani dengan penuh kegembiraan, tapi hari ini berbeda. Paginya diawali dengan keluh kesah.
"Hoaamm.. Dah pagi ya? Capek banget, padahal udah disengajain tidur cepet. Masih aja capek. Haah.. " Keluh Vian.
Namun dibalik keluhannya itu, ia menyimpan rasa penasaran akan apa yang akan terjadi hari ini. Apakah halusinasi nya akan tambah parah atau malah meringan, tidak ada yang tau.◆◇◆◇◆◇◆◇
Vian bangun dari tidurnya dan bersiap siap untuk pergi keluar. Setelah mengganti baju, ia langsung turun ke lantai bawah.
(Bagi yang penasaran, rumah si Vian itu kurang lebih gini.)
(Oke, lanjut ke cerita)
Setelah Vian sampai ke lantai bawah, Vian langsung disambut oleh ibunya. "Ehh~ Anak mama udah bangun. Gimana tidurnya? Nyenyak? Sini makan dulu, mama masakin nasi goreng nih" Sambut ibunya.
Vian hanya menjawab dengan anggukan. Vian pun duduk dan menikmati hidangan bersama ibunya. Setelah makan, Vian langsung izin kepada ibunya untuk pergi keluar. "Ma, Vian keluar dulu ya. Mau jalan-jalan. " Ucap Vian.
Ibunya dengan ragu-ragu menjawab "Sama siapa, nak? Kamu kan lagi sakit... Gak boleh keluar sembarangan. Nanti halusinasi kamu kambuh gimana?? " Jawab Ibu Vian dengan khawatir.
Vian pun tersenyum dan berkata "Tenang ma, Vian udah gede, bisa jaga diri sendiri. Kalo Vian gak keluar, mau sampai kapan Vian di rumah? Mama kan gak bisa ngerawat Vian terus. Vian harus belajar mandiri. Vian gak akan pergi jauh-jauh kok ma. " Jawab Vian sambil menenangkan ibunya.
Ibunya pun mengizinkannya pergi dengan syarat harus pulang sebelum azan dzuhur. Vian pun setuju dan pergi keluar.■□■□■□■□■
Vian menapakkan kakinya ke luar rumah. Langkah pertamanya ia awali dengan sangat percaya diri. Sudah lama ia tidak keluar rumah, ia lupa bagaimana keadaan di luar rumahnya. Vian berpikir sejenak untuk menentukan tujuan awalnya. Ia pun memutuskan untuk pergi ke sebuah cafe yang ada di dekat rumahnya. Vian langsung berjalan ke lokasi tujuannya. Sesampainya di cafe, Vian duduk di kursi yang ada di dekat jendela. Ia melihat menu dan akhirnya memutuskan apa yang akan ia beli. Ia memanggil seorang pelayan pria yang ada di dekatnya dan mengucapkan pesanannya. Tanpa diduga-duga, pelayan tersebut sepertinya mengenali wajah Vian. "Lho? Vian? Wih, udah boleh keluar rumah ya? " Ucap pelayan itu. Vian yang kebingungan pun bertanya kepada pelayan tersebut.
"Eh? Maaf, mas siapa? Kita pernah ketemu? " Tanya Vian.
Pelayan itu pun tertawa dan akhirnya memperkenalkan dirinya (lagi)
"Lupa ya? Ini gue, Ian. Kita dulu sekelas. " Jawab Pelayan tersebut. Vian berpikir sejenak dan akhirnya mengingat siapa pria itu.
"Oh! Ian Wijaya? Elu kerja disini??" Jawab Vian.
"Iya, kerja sampingan. Sekalian bantuin kakak gue, Ann" Ucap Ian. Vian hanya mengangguk. Ian pun pergi untuk menyiapkan pesanan Vian. Vian tersenyum sambil bicara kepada dirinya sendiri.
"... Keluar rumah sepertinya.. Gak seburuk itu.. "Yeeyy akhirnya episode 1 udah keluar! Semua ide cerita ini aku dapatkan dari halu ku pas malem malem. Hehe.
Terima kasih bagi yang baca sampai akhir.
Wp ini aku buat klo ada masa luang aja, jadi maaf klo pendek dam masa pengerjaannya kelamaan.
Sekali lagi, Terima kasih~!
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallucination
FantasyVian adalah seorang pemuda yang berumur 15 tahun. Saat umurnya 9 tahun, ia terkena penyakit yang bernama "Dreamy Brain", penyakit itu menyebabkannya sering berhalusinasi terhadap lingkungan sekitarnya. Tentu saja ia merasa kesulitan untuk menghadapi...