Vian menikmati minumannya sembari mengobrol dengan Ian. Setelah selesai minum, Vian mengajak Ian untuk jalan jalan.
"Ian, jalan yuk. Aku penasaran pengen liat keadaan luar" Ajak Vian
Ian pun tersenyum dan menerima ajakan Vian.
"Oke! Mumpung hari ini elu boleh keluar, gue mau tunjukin tempat-tempat favorit gue! " Jawab Ian
Mereka pun pergi ke luar cafe tersebut dan pergi jalan jalan.
(Tenang, shift nya si Ian udh habis)
Mereka pergi ke berbagai tempat "favorit" Ian."Ini tempat yang biasanya gue datengin kalo lagi capek, naah ini ada vending machine terus-"
Belum selesai Ian berbicara, Vian tiba-tiba berteriak.
"PAUS!? " Teriak Vian.
Ian pun terkejut sekaligus kebingungan. Lantas ia bertanya pada Vian.
"Pa.. us? Dimana? " Tanya Ian
Vian menghela nafasnya. Karena ia tahu, paus yang ia lihat tadi adalah salah satu dari halusinasi yang dialami oleh nya.
"Nggak, halusinasi ku doang... " Jawab Vian
Ian menghela nafas lega. Setelah menenangkan Vian, mereka lanjut jalan.
◆◇◆◇◆◇◆◇
Tidak terasa sudah akan jam 12 dan adzan dzuhur sebentar lagi berkumandang. Vian harus segera pulang mengingat janjinya kepada sang ibu. Vian pun berpamitan dengan Ian.
"Udah mau adzan dzuhur nih. Aku pulang dulu ya. Nanti mama ku khawatir. " Ucap Vian
Setelah berpamitan, mereka pun pulang ke rumah masing masing. Di perjalanan pulang ke rumah, halusinasi Vian mulai menjadi jadi. Ia melihat berbagai macam hal yang seharusnya tidak ada. Dunia yang ia tinggali mulai berubah secara keseluruhan. Hal itu membuat Vian sulit untuk pulang ke rumahnya.
"Duh.. Halusinasi ku tambah parah. Harus cepetan pulang..!! " Ucap Vian.
Vian pun berlari sekuat tenaga. Akhirnya, Vian sampai di rumah nya. Ia pun dapat bernafas lega. Vian mengetuk pintu dan langsung disambut oleh ibunya.
"Vian! Akhirnya kamu pulang, mama khawatir banget. Eh..? Kamu pucat sekali!! Ada apa, Vian..? " Tanya sang ibu.
(Kayak nya mulai sekarang ibu nya vian kita panggil Viana aja lah yak)
Vian tanpa menjawab pertanyaan Viana langsung masuk ke rumahnya dan membaringkan badannya di sofa.
Seorang anak lelaki turun dari lantai dua rumah Vian dan langsung bertanya kepada Vian."Kakak kenapa? Pucat banget, habis dikejar hantu? " Tanya anak itu
Vian pun tersenyum sambil mengelus kepala anak itu.
"Kakak tadi halusinasi nya kambuh lagi, dek. Tapi kakak sekarang udah gak apa kok. " Jawab Vian
Ternyata, anak itu adalah adik Vian, Vien yang berumur 11 tahun. Viana menghampiri Vian dan Vien sambil mengatakan sesuatu.
"Vien, kakak mu istirahat dulu ya. Sesudah istirahat, nanti kalian bisa main lagi. " Ucap Viana.
Viana pun menyuruh Vian untuk pergi dan beristirahat di kamarnya. Vian menganggukkan kepalanya lalu pergi ke kamarnya dan tidur. Halusinasi yang ia alami tadi sangat parah. Ia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi padanya apabila ia tersesat saat pulang.
"Aduh.. Pusing. Capek.. Masih untung aku bisa pulang.. Apa jadinya kalo tadi aku tersesat. " Ucap Vian sambil menghela nafas lega.
Vian pun pergi ke kamar mandi, wudhu, sholat, dan akhirnya pergi tidur. Vian ketiduran sampai esok harinya.
**•̩̩͙✩•̩̩͙*˚ ˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*
Akhirnya episode 2 selesai. Aku udah belajar sedikit tentang penulisan caritanya. Kalo episode yang kemaren kan kelihatan terlalu padet, sekarang cerita nya banyak yang aku kasih jarak antara dialog sama ceritanya. Aku harap kalian suka.
Dukung terus perkembangan wp ini ya~
~•Terima Kasih•~
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallucination
FantasyVian adalah seorang pemuda yang berumur 15 tahun. Saat umurnya 9 tahun, ia terkena penyakit yang bernama "Dreamy Brain", penyakit itu menyebabkannya sering berhalusinasi terhadap lingkungan sekitarnya. Tentu saja ia merasa kesulitan untuk menghadapi...