Suara alarm berdering begitu nyaring mengusik tidur nyenyak seorang gadis bernama Safira Melody yang enggan membuka mata namun akhirnya terpaksa ia buka dengan perlahan.
Safira Melody—gadis dengan wajah mungil dan memiliki bola mata yang indah. Memiliki paras cantik dan berprestasi, siapa sangka ia tidak mempunyai pacar? mustahil bukan? ia selalu menolak lelaki manapun untuk dijadikan pacar.
Pagi itu hujan turun dengan deras. Melody merasa bingung bagaimana untuk berangkat ke sekolah. Ketika sedang memandangi hujan, terdengar suara handphone bergetar dari kamarnya, lantas saja ia melihatnya. Tak disangka, ternyata itu alarm yang ia buat semalam. Segera ia merapikan tempat tidur dan bergegas menuju sekolahnya.
Setelah sampai di sekolah, Melody berjalan menuju kelasnya. Ketika sedang melamun, Bu Restu datang dengan membawa kabar gembira. Ia mengatakan bahwa akan ada perlombaan Matematika satu minggu lagi. Bu Restu membuka kesempatan seluas-luasnya bagi siapa saja yang ingin ikut seleksi.
"Melody, kamu ikut ya, Nak?" Ucap Bu Restu dengan penuh harap. Lalu Melody menjawab, "Maaf Bu, sepertinya saya tidak bisa." Dapat Melody lihat wajah Bu Restu yang penuh kecewa.
"Memangnya kenapa Melody? Kamu pintar, sudah sebaiknya kamu ikut lomba ini." Imbuh Bu Restu.
"Tidak apa-apa Bu, Saya belum siap untuk mengikuti lomba ini." Bu Restu pun tersenyum, "Melody, Ibu yakin kamu pasti bisa. Kamu tidak sendiri. Nanti akan ada yang menjadi partner-mu di lomba itu. Kamu coba, ya?" Ucap Bu Restu meyakinkan. "Baik Bu, saya akan ikut."
Istirahat pun tiba, Melody berdiam diri di kelas. Ia memikirkan perlombaan yang akan diadakan satu minggu lagi. Saat Melody melamun, tiba-tiba terdengar suara perutnya yang sudah lapar, Melodi pun segera menyusuri kantin sebelum jam istirahat selesai.
Brukkk...
•••
Safira Melody
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody Terakhir
Short StoryDi antara potongan dua puluh empat jam sehari, bagiku pagi merupakan waktu yang paling indah. Ketika janji-janji baru timbul seiring embun menggelayut di ujung dedaunan. Ketika harapan-harapan baru merekah bersama kabut yang mengambang di persawahan...