Bab 20

236 20 2
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"Sayang .. Mikha .. kamu denger mama? Kenapa ngurung diri terus? Mikha ada masalah nak?" Terdengar teriakan Jenita dari luar kamar, seperti sangat khawatir pada anak semata wayang nya yang terus berkurung diri sedari tadi ia pulang kerja.

Jenita memang bekerja di salah satu perusahaan besar, sebagai karyawan biasa. Gaji nya terbilang pas-pasan untuk menghidupi kedua. Jenita juga bisa bekerja di perusahaan itu karena bantuan dari Marvendo dan Arisa. Itu juga menjadi salah satu alasan Jenita untuk terus berhubungan dengan keluarga besar dan terpandang itu. Mereka sangat baik untuk dirinya dan anak gadis nya.

"Gapapa ma, Mikha udah ngantuk. Jangan di ganggu!" Balas Mikha dari dalam kamar, dengan suara yang terdengar rapuh.

Jenita khawatir, tetapi ia tahu Mikha butuh ruang untuk menenangkan dirinya sendiri. Jenita akhirnya mengalah, ia akan bertanya lagi esok hari.

Setelah Jenita pergi, Mikha tetap seperti posisi semula nya. Tidak bergeming sedikit pun. Duduk dan terus menatap sebuah bingkai yang berdiri rapi di meja belajar nya. Walau hanya diam, tapi air mata nya tidak berhenti mengalir. Sekelebat ingatan 4 tahun bersama Gerald sangat membuat hati nya sangat hancur. Apalagi ditambah ingatan saat-saat Gerald bersama Angel.

Sangat teringat rapi di ingatan nya.

Tadi, sepulang dari diantar Delvon, ia langsung meninggalkan Delvon seorang diri tanpa berkata "terima kasih" . Lalu terus mengurung diri di kamar nya seharian.

1 jam berlalu.

Srettt.

Mikha berdiri dari tempat duduk nya. Bergegas keluar kamar tanpa berniat mengganti seragam putih abu nya dahulu.

Jam sudah pukul sepuluh malam, entah kemana Mikha akan pergi.

Setengah jam sudah terlewati.

Berjalan dengan seragam putih abu yang lusuh di trotoar tentu saja menarik perhatian beberapa orang yang lalu lalang. Tak terkecuali kini ada beberapa orang preman yang menatap nakal ke arah nya.

Mikha yang melihat itu sontak langsung sedikit berlari karena kini ia bingung harus lari kemana, apalagi rumah nya sudah sangat jauh dari tempat nya sekarang.

Makin lama preman itu berlari mengejar nya, ia pun berlari sekuat tenaga, bahkan kini ia juga berteriak meminta tolong.

Tapi sial nya itu adalah kawasan yang jarang dilewati pengemudi. Apalagi ini juga sudah larut malam.

Tak kuat, akhirnya Mikha bersembunyi di salah satu tempat gelap, untuk menghubungi seseorang yang terlintas di pikiran nya.

"Geraldmybf 🖤💐"

Deringan demi deringan, tak ada tanda-tanda akan diangkat oleh lelaki itu. Ia kembali menelepon ke nomor yang sama saat panggilan terputus karena tidak diangkat.

Rumit.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang