Di kediaman Yama Haruma, Apartemen kecil berukuran 5x5 meter. Kali ini sarapan lebih siang dari pada biasanya, karena tanggal merah. Dua kakak beradik duduk berhadapan dengan masih memakai Hoodie dan celana trenning, sang Kakak lebih memilih teh hangat tanpa gula, kalau soal menu sarapannya ia tidak masalah selama itu enak. Sedangkan si Adik sangat suka minum yang segar-segar saat pagi, kali ini di lemari pendingin hanya ada Jus jeruk sisa kemarin.
Yama Haruma berpikir keras tentang Nuii, makin penasaran ia dengannya. Sup Jagung Manis yang dibuatkan adiknya, Hiro, terus ia aduk, Haruma mengira itu secangkir teh.
"Hei! Jangan diaduk terus," Haruma kaget mendengar ucapan Adiknya, ia tersedar bahwa yang ia aduk itu bukan tehnya yang berada di sebelah kirinya. Hiro heran, ia mengira ada yang salah dengan rasa supnya, ia mengecap sambil berpikir, "enak" pikirnya, selama ini Kakaknya tidak memilih-milih makanan, ia tahu benar kakaknya hanya tidak menyukai segala sesuatu yang digoreng sejak kecil.
"Kak? Bagaimana? Ketemu tidak?"
"Belum, Polisi juga masih belum tahu apa lagi kita,"
Hiro menggebrak meja, Haruma melihat heran adiknya, "Tentu saja pelakunya tidak mudah ditemukan, lagi pula gadis itu mati karena senjata aneh itu, yang aku tanyakan bukan pelakunya tapi sampel senjata microorganismenya,"
"Tidak, aku tidak menemukannya Hiro," Haruma teringat sesuatu "Ekh, aku penasaran dengan gadis yang berpapasan denganku kemarin di tempat pembunuhan, ia gugup sekali saat mendengar namaku. Saat aku ke tempatnya ia sedang sakit, ia tertidur dan ia mengigau menyebut nama Haru,"
Hiro semakin keheranan, "A-apa? Memang ada yang seperti itu? Siapa dia?"
"Nagisa Nuii, sepertinya dia mengenaliku tapi dia pura-pura tidak mengenalku. Kenapa aku tidak mengenalnya ya?"
Hiro terdiam, sendok yang ia pegang gemetaran namun berusaha ia hentikan. Untung Haruma tidak menyadarinya. Sebenarnya, selama ini Haruma tidak tahu bahwa dirinya telah hilang ingatan, memang benar nama kecilnya Haru, peristiwa pengeroyokan dirinya menyebabkan otaknya mengalami pendarahan, perusahaan keluarganya jatuh bangkrut untuk membiayai operasi Haruma. Cobaan terus-menerus silih berganti, disaat Haruma telah pulih, ayah dan ibunya malah meninggal karena sakit-sakitan.
Hiro yang merahasiakan semua itu dari Haruma, lagi pula tidak ada waktu menjelaskannya, karena hanya akan memperkeruh suasana saja. Tentang Nagisa Nuii yang diam saja melihat Haruma dikeroyok, tentu Hiro tahu. Orang yang harus disalahkan atas semua ini adalah Nagisa Nuii, orang yang telah membuat kakak dan dirinya masuk ke sisi kejam dunia. Tak pernah ia lupakan rasa perih perutnya, setiap hari hanya air keran di taman kota yang mengisi perutnya. Hanya beratapkan langit dan beralaskan kursi taman tempat tinggal mereka.
Mereka putus sekolah. Setiap hari waktu mereka habiskan dengan mencari uang, di bawah tanah, mereka bekerja sebagai suka relawan Uji Coba Senjata Negara, dipukuli robot sampai berdarah baru mereka bisa pulang membawa uang 4 dolar. Banyak yang senasib dengan mereka, jauh di kata makmur bagi yang miskin, semakin makmur bagi si kaya. Pekerjaan ini rahasia negara, bagi yang membocorkan akan ditahan selamanya, sampai mati dihabisi senjata mengerikan itu. Mungkin orang-orang di luar mengira cairan merah yang mengalir dari gorong-gorong bawah tanah ke laut itu adalah limbah dari pabrik ikan sarden. Yang nyatanya itu darah manusia yang hanya dibayar 2 dolar per orang untuk keluar dari Neraka.
4 dolar harus bisa menghidupi mereka berdua dalam seminggu, mereka harus hemat, jika uang habis mau tidak mau luka mereka harus ditambal dengan luka yang baru. Masih untung, robot sudah disistem tidak memukuli bagian kepala, orang-orang dalam takut pekerja cepat mati, yang nantinya menimbulkan kecurigaan kepada orang luar, bahwa para gelandangan di Negaranya tiba-tiba hilang.
Para petugas rahasia ini disebut-sebut sebagai Weapons (pembuat senjata rahasia Negara), sedangkan para sampah, saperti Haruma, Hiro disebut Pion (orang yang bersedia mati untuk percobaan senjata). Hanya orang-orang berperan pentinglah yang membentuk tim Wapons ini, tentu saja orang ke satu di Negara, Presiden yang mengusulkannya. Alih-alih menjaga negaranya dengan aman tanpa membuat risau masyarakatnya, Presiden pula dibuat tanpa risau oleh Weapons, dia tidak tahu bahwa masyarat yang iya jaga hanyalah kalangan berduit, sedangkan masyarat jelata menjadi bulan-bulanan percobaan prisai keamanan Negaranya sendiri, hanya demi uang 2 dolar.
Para Pion mengutuk Presiden, rasa benci mereka tak terbendung lagi. Presiden mengira Rakyat yang dipimpinnya makmur-makmur, gelandangan yang ia lihat dijalanan semakin menurun saja jumlahnya. Nyatanya mereka semakin membusuk saja di bawah tanah, yang para Pion sebut-sebut tempat dimana Neraka menuju ke Neraka.
Pion tidak bernama, mereka didata berdasarkan nomor urut saat mereka mendaftar. Besi panas, seperti memberi tanda kuda pacu, di rekatkan pada pundak bagian kiri Pion, jika kuda pacu seperti luka terbakar sedangkan Pion tanda itu lebih mirip Tato Angka berwarna hitam, tanda itu tidak bisa dihapus sebelum Pion menyelesaikan kontaraknya, para Pion enggan bermulut besar tentang Weapons yang memperlakukan mereka seperti binatang, ada gosip, Zat misterius yang diinjeksikan saat mereka mendaftar itu adalah senjata Microorganisme, semacam bakteri, akan bereaksi bila mereka mengatakannya pada orang luar, sehingga beberapa menit kemudian zat itu akan melumpuhkan semua sistem tubuh dengan kata lain mati.
Harus ada pengorbanan untuk membentuk Negara yang aman dan yang layak dikorbankan adalah sesuatu yang tidak lagi peduli dengan nyawanya, melainkan untuk memulihkan rasa laparnya, itulah sepenggal kalimat yang mereka pelajari di bawah tanah itu. Banyak pula yang bertanya tapi mengapa sesuatu itu adalah aku? Bila sudah seperti ini masih bisakah aku memilih kebebasan?
Jauh sebelum Haruma pindah sekolah, ada yang mencuri senjata Microorganisme di tempat kerjanya, itu adalah sampel senjata yang sudah jadi, sperti racun tetapi terbuat dari Microorganisme yang bisa mematikan manusia dengan mengenaskan. Tentu para Weapons memerlukan Pion yang bisa membereskan itu semua, bayarannya cukup menggiurkan, selain mendapatkan banyak uang, juga dibebaskan dari kontrak, sebaliknya bila masalah tidak selesai dalam tiga bulan, selamanya akan mendekam di bawah tanah. Karena sudah tidak tahan lagi dan ia mengira bahwa dirinya selalu beruntung, Haruma mengajukan diri. Hiro yang sangat menyayangi kakaknya itu, dia ikut mengajukan diri, padahal kakaknya tidak ingin Hiro ikut campur, tapi mau bagaimana lagi Haruma beranggapan bahwa ia terlahir akan baik-baik saja bila ada Hiro.
Selama itu untuk menemukan senjata Microorganisme yang hilang, segala kebutuhan hidup di luar akan dibiayai oleh Weapons, tidak salah lagi kematian Shinji Lissa ada hubungannya dengan itu semua. Tentu saja uang masuk ke sekolah itu juga dibiayai oleh Weapons untuk menyelidiki lebih dekat. Karena besar kemungkinan senjata itu tidak terpakai semuanya, Haruma dan Hiro mencari sekecil apapun zat yang tersisa untuk dimusnahkan bukti dari pihak yang tertentu, Pihak Forensik sepertinya mulut mereka telah dibungkam dengan alasan kepentingan Negara. Para Forensik bangga mengira memiliki pengaruh besar atas rahasia tersebut. Itulah strategi Weapons yang licik.
Haruma merasa geli, kenapa ia kini berpikiran seperti mereka? Ia malah merahasiakan kelakuan bejat Weapons. Bisa saja Haruma koar-koer, teriak-teriak ke setiap orang yang lalu-lalang, bahwa di bawah tanah yang mereka injak itu ada neraka, banyak orang-orang yang tersiksa lebih parah dari binatang. Kemudian ia berpikir kembali, memang mereka akan percaya? Ditambah lagi ia mengingat akan mati cepat bila bermulut besar, biar saja itu terungkap dengan sendirinya tanpa ia harus bicara pada siapapun.
Hiro tiba-tiba muntah di mangkuk supnya, kakaknya jelas terkejut. "Kenapa denganmu?"
"Lupakan saja gadis itu! Cari saja senjata aneh itu! Jika tidak ditemukan, kita tamat!"
![](https://img.wattpad.com/cover/39778877-288-k575431.jpg)
YOU ARE READING
PION
Mystery / ThrillerPion tidak bernama, mereka didata berdasarkan nomor urut saat mereka mendaftar. Besi panas, seperti memberi tanda kuda pacu, direkatkan pada pundak bagian kiri Pion, jika kuda pacu seperti luka terbakar sedangkan Pion tanda itu lebih mirip Tato Angk...