Andra Kiano

32 8 13
                                    

Semua yang terjadi itu bukan hanya kebetulan, tapi karna ketentuan.

Aku ngga mau jadi mataharimu, karna itu akan membuatku jauh
Aku ngga mau jadi bintang-bintangmu, walau indah itu juga kan jauh....

"Dhea...
Sebenarnya gue suka sama lo, tapi lo aja yang kurang peka. Gue sayang sama lo, tapi lo nggak pernah anggap gue lebih dari itu Dhe. Lo tenang aja, biar gue pendam rasa ini demi lo."

Bi Ijah seorang Asisten Rumah Tangga yang mendengar itu merasa prihatin karna ikut merasakan cinta bertepuk sebelah tangan. Persahabatan mereka dari kecil telah membuktikan kesetiaan Andra pada Dhea. Bahkan orang tua mereka juga sangat dekat seperti saudara sendiri.

Tok tok tok...
"Assalamu'alaikum..."

"Waalaikumsalam, nggeh tunggu sebentar" logat Jawa yang kental nan sopan menjadi ciri khas bi Ijah dalam menyambut tamu di rumah Andra.

"Cari siapa mbak cantik? " tanya bi Ijah sopan. Tak lupa ia melakukan tradisinya mempersilahkan masuk tamu walau orang yang tidak dikenal.

"Andra Kiano nya ada?"

Mendengar namanya dipanggil Andra yang sedang mengotak atik handphone nya langsung melesat ke ruang tamu.

"Oh iya tunggu sebentar ya... "

"Siapa bi?" tanya Andra penasaran.

"Hai! " gadis itu menyapa Andra dengan segera.

"Elo!"

"Kaget gue ke sini? " gadis itu mengangkat sebelah alisnya.

"Nggak bilang dulu sih mau ke sini" geram Andra yang belum menyiapkan apapun. "Masuk gih, istirahat. Lo pasti capek banget kan"

"Bibi, kenalin ini teman aku Zaza. Dulu kan aku sempat tinggal di bandung tuh sembilan bulan, nah mamanya Zaza itu yang bantuin aku ngurusin semua pas di bandung.

Zaza tersenyum manis melihat cara Andra memperkenalkan dirinya pada bi Ijah. Bi Ijah pun mengangguk paham.

"Duduk dulu Za! " Andra mempersilahkan temannya.

"Oh iya, dapet salam duh dari mama, kapan mau main ke bandung?"

Andra terdiam sejenak.

Zaza melambaikan tangannya di depan mata Andra. " mikir apa lo? "

"Ah enggak..."

****

"Udah siap dek?"

"Kamu nanyea?"

"Gue nggak bercanda"

"Kamu bertanya-tanya aku udah siap apa belom? "

"Kampret lo"

"Udah lah gue mau pergi sama Aan"

Sontak Leksa terkejut dengan ungkapan Dhea yang baru saja ia katakan.

"Lo nggak inget? " tanya Leksa.

"Apaan? " Dhea balik bertanya.

"Emang gue nggak bilang ya kemarin, gue kan ngajakin lo buat nyari gelang kucing hari ini. "

"Enggak, lo nggak bilang ke gue"

"Masak sih? " Leksa masih tak percaya.

"Pokoknya gue tuh udah janjian sama Andra kemarin! "

"Terserah lo deh! " Leksa tak ingin memperpanjang perdebatan mereka kali ini. Ia meninggalkan Dhea sendirian.

Karna sudah siap Dhea langsung saja menghubungi Andra. Sayangnya sudah lima kali ia sudah mencoba tetap tidak diangkat. Sekarang Dhea harus menggunakan cara manual untuk berkomunikasi dengan pria membosankan itu.

"Aan lo lama banget sih" batin Dhea yang baru saja menutup pintu rumahnya.

Baru saja ia ingin menyebrangi jalan komplek, bi Ijah yang juga mau menyebrang melihat Dhea di sampingnya.

"Mbak Dhea!" sapa bi Ijah dengan mata yang disipitkan karna silau matahari pagi ini.

"Eh, bi Ijah. Abis dari pasar ya bi? Belanjanya banyak banget"

"Oh iya mbak, tadi saya di suruh mas Andra belanja buat tamu. Ngomong-ngomong mbak Dhea cantik begini mau ke mana? " tanya bi Ijah

"Hah, siapa yang datang ke rumah Andra pagi-pagi gini? "

"Anu mbak, itu temannya mas Andra pas dia di bandung kemarin... Nggak kalah cantik kok sama mbaknya. " jelas bi Ijah

"Cewek? " sontak Dhea

Bi Ijah memimpin tangan mulus Dhea membawanya ke rumah Andra.

Dari depan rumah saja terdengar canda tawa mereka yang begitu asik entah membahas apa. Bahkan yang berbelanja sekalipun sampai menyuruh bi Ijah. Biasanya urusan berbelanja sudah pasti Andra yang ambil alih. Tapi mengapa kali ini bi Ijah juga yang turun tangan. Sepenting apa tamu yang mendatangi rumah Andra hari ini, sampai ia lupa janjinya kemarin akan menemani Dhea jalan-jalan.

"Masuk nggak ya? " tanya Dhea ragu pada bi Ijah

"Kenapa nggak mau masuk dulu mbak, biasanya nyelonong aja" ejek bibi.

"Takut ganggu bi... " sungkan Dhea
"Salamin aja ya ke tamunya"

"Lah kok ngambek" ejek bibi sekali lagi.

"Enggak bi, aku nggak ngambek... Tuh tamu kayaknya penting banget deh" tutur Dhea meyakinkan bi Ijah

"Kalau gitu bibi masuk dulu ya" pamit bi Ijah sopan

Dor dorrr lanjut nggak nih kalo kalean suka author ikut seneng.

Jan lupa bantu vote dan tinggalkan jejak kalian dengan komen ya, semangatin author. Semangat dari kalian itu penting banget bagi aku muuuuuah😘

Mau dikasih apa lagi nih?

Love you all

DheadionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang