[EarthMix] Our Scenario

Scenario 1: The Reading

Sebagai peramal yang memiliki garis keturunan panjang, Mix harus selalu menjaga kejujuran untuk mempertahankan integritasnya. Tidak hanya kejujuran, tapi juga tingkat kesabaran yang tinggi. Meskipun pekerjaannya sebagai peramal hanyalah usaha sampingan di akhir pekan, dia harus terus totalitas dan berpegang teguh pada 'Kode Etik Peramal'ㅡ Itulah yang diajarkan mendiang neneknya sebelum mewariskan kartu tarotnya pada Mix.

Seperti saat ini, Mix hanya bisa tersenyum ketika seorang wanita yang menjadi pelanggan terakhirnya hari itu terus meragukan hasil ramalannya. Mengatakan kalau ekonominya sangat baik berulang kali dan menyebutkan kalau Mix adalah penipu.

Kartu pertama yang terbuka dari si wanita memiliki simbol sebuah menara yang roboh akibat sambaran petir, dan memiliki arti yang kurang begitu baik- The Tower. Mix menjelaskan kalau si wanita akan kehilangan kekayaannya jika dia tidak berhati-hati. Baru sampai situ, tapi celotehan yang dia dapat sudah lebih dari lima menit.

"Nyonya Godji, tenanglah. Itu baru kartu pertama dan Anda masih bisa mencegah hal itu terjadi." Mix berusaha untuk tetap terdengar dewasa dan logis.

Godji berhenti setelah Mix menyuruhnya untuk tenang. Dia lalu membalik satu kartu lagi.

Ah, sial. Jika Mix bisa kabur, dia ingin kabur sekarang juga. Ramalan wanita itu terlalu buruk. Nasib sial sepertinya berteman baik dengannya.

"Apa Anda memiliki kekasih?" Tanya Mix hati-hati.

"Ya, aku punya suami."

Mix menutup mulut rapat-rapat, takut dia akan salah kata. Kartu itu berlambang hati yang ditusuk tiga pedang, Three of Swords. Tanda kalau akan ada masalah dalam hubungan Godji dan suaminya.

"Saya akan jelaskan artinya. Hati ini hancur karena ditusuk tiga pedang. Di sini ketiga pedang menyimbolkan tindakan, perkataan, dan emosi yang dapat merusak kepercayaan dalam hubungan. Tapi tenang saja, awan hitam yang berada di belakang hati akan segera hilang, tergantikan dengan langit yang cerah," jelas Mix panjang kali lebar. Dia sangat berhati-hati dalam kalimatnya, bahkan membuat kesimpulan terlebih dahulu di dalam kepalanya.