"Kapan lo bakal berhenti suka sama gue?" Tanya seorang gadis berkuncir kuda.
Seorang laki-laki yang berdiri membelakangi gadis itu sontak langsung menoleh kearahnya. Remaja lelaki itu menarik senyum simpul lalu mengambil langkah untuk mendekati gadis yang sedari tadi menatapnya meminta kejelasan.
"Nggak akan pernah. Sampai kapanpun, gue akan tetep suka sama lo, Vania." Balasnya santai dengan senyum yang terpatri di sudut bibirnya.
"Kenapa harus gue? Diantara banyaknya perempuan disekolah ini, kenapa harus gue? Kenapa harus gue, Naufal?!" Gadis itu menatap dalam netra hitam dihadapannya itu.
Laki-laki itu masih tak melunturkan senyumnya. Ia berjalan mendekat, mengusap lembut puncak kepala gadis yang berada didepannya itu dengan lembut.
"Karena gue nggak punya alasan buat jatuh cinta sama lo. Dan gue nggak butuh itu semua. Gue cuma pingin mencintai lo dengan tulus," balasnya dengan suara lembut.
Vania terdiam. Gadis itu membeku ditempatnya saat tangan remaja itu meraih salah satu telapak tangannya. Jantung Vania saat ini benar-benar berdetak dengan kencang. Entah kenapa, saat Naufal meraih tangannya ia merasakan getaran aneh yang menyengat pada tubuhnya.
Netra mereka saling beradu pandang. Vania menatap dalam netra itu. Entah kenapa, ia merasa ada banyak sekali luka yang tersembunyi pada mata itu. Mata indah yang selalu memancarkan kegembiraan, kini menatapnya dengan sendu.
"Tolong jangan suruh gue buat berhenti suka sama lo. Tolong. Gue nggak akan nuntut lo buat sama-sama suka sama gue. Biar gue yang jatuh cinta sedalam-dalamnya sama lo Van."
"Biarin rasa ini mengalir. Jangan suruh gue buat berhentiin arus ini, karna gue nggak akan pernah bisa. Gue akan tetap suka sama lo sampai waktu sendiri yang akan hilangkan perasaan ini."
"Biar waktu yang atur semuanya. Yang lo harus inget, gue nggak akan pernah berhenti suka sama lo. Sampai kapanpun itu. Lo satu-satunya perempuan yang bisa buat gue segila ini, Vania. Cuma lo."
"Lo benar-benar buat gue segila itu. Semua dunia gue cuman berpusat di lo doang. Heran. Lo pake pelet apasih?" Tanya Naufal seraya terkekeh ringan.
"Sekali lagi, sampai kapanpun gue akan tetap suka sama lo sampai waktu bilang cukup. Sampai lo menemukan kebahagiaan lo yang sesungguhnya."
"Kalo lo udah bisa nemuin kebahagiaan lo, gue janji. Gue akan berhenti suka sama lo, detik itu juga. Lo bisa pegang janji gue."
- 13 Maret 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
MONOKROM
Teen FictionManusia itu unik. Kadang mudah untuk dipahami, tapi kadang juga sangat sulit untuk dimengerti. Selalu ada hal yang disembunyikan. Manusia itu aneh. Menjauh dari orang yang mereka suka, padahal perasaan mereka sangat dalam untuk orang itu. Tapi, terk...