•.¸17¸.•

36 13 22
                                    


Happy Reading!!!

(Mengandung unsur bawang)

Jam menunjukkan pukul 23:15, sudah larut malam namun Youngjo sama sekali tidak bisa tertidur, meski untuk menutup mata saja rasanya benar-benar sulit. Ia terus memikirkan bagaimana keadaan adik-adiknya yang lain dan juga Wheein.

Dan kini suasana di ruangan ini sangatlah sunyi, hanya suara detikan jam lah yang terdengar. Youngjo pun menatap Geonhak yang sedang tertidur pulas di sofa sesekali mengeluarkan dengkuran halusnya, sepertinya dia benar-benar lelah, wajahnya pun begitu tenang membuat Youngjo tersenyum melihatnya.

Ia pun berusaha merubah posisinya menjadi duduk. Jujur saja lengan kirinya kini benar-benar mati rasa. Kini ia beranjak menuruni ranjang pasien itu dan melirik Geonhak sekilas. Dan perlahan Youngjo membuka pintu ruangan tersebut lalu pergi.

Ia pun berusaha mencari ruangan milik Wheein, karena Geonhak bilang Wheein juga berada di rumah sakit ini. Ia terus menyusuri lorong rumah sakit yang sangat sepi dan sunyi ini, hingga langkahnya terhenti di ruangan yang bertulis ruangan 404, ya dan itu adalah ruangan Wheein.

Youngjo membuka pintu ruangan itu perlahan dan menutupnya. Ruangan ini sangatlah sunyi hanya terdengar suara dari kardiograf itu yang memenuhi ruangan ini.

Kini Youngjo melihat Wheein yang terbaring lemah di ranjang pasien dengan segala alat bantu yang menempel pada tubuh gadis itu membuat hati Youngjo terasa sakit. Andai saja saat itu Youngjo tidak meninggalkan Wheein sendiri saat itu, mungkin Wheein tidak akan berakhir seperti ini.

Dengan langkah-langkah yang berat Youngjo mendekat ke arah Wheein. Air mata terus membasahi pipinya, ia tak kuasa melihat Wheein dengan keadaan seperti ini. Kini ia sudah berada tepat di samping ranjang Wheein.

"Youngjo-ya..." Ucap Wheein lirih. Membuat Youngjo langsung menatap ke arahnya.

"Nuna" ucap Youngjo entah mengapa air matanya malah semakin deras membuat isak tangisannya terdengar. Ia benar-benar merasa bersalah pada Wheein.

Wajahnya yang cantik kini berubah menjadi pucat, tatapannya pun kini berubah menjadi sayu.

"Apa kau menangis?" Tanya Wheein perlahan lengannya terulur lalu menggenggam lengan Youngjo. Genggamannya tidak seerat biasanya bahkan saat mengulurkan tangannya Wheein terlihat benar-benar kesusahan. "Sudahlah. Kau tidak boleh menangis" ucap Wheein dengan nada yang perlahan.

"Nuna maafkan aku, aku tidak bisa menjaga mu dengan baik. Semua ini salahku, andai saja aku tidak meninggalkan mu mungkin kau tidak akan seperti ini nuna" racau Youngjo.

"Hey, kau tidak boleh berbicara seperti itu Youngjo, ini sama sekali bukan salah mu. Semua ini sudah takdir nuna" ucap Wheein namun Youngjo langsung menggeleng kasar.

"Aku mohon jangan salahkan dirimu Youngjo. Aku mohon" sambung Wheein membuat Youngjo terdiam namun ia masih terisak.

"Kemarilah Youngjo kecil ku" ucap Wheein seraya merentangkan kedua tangannya dan Youngjo pun langsung memeluk Wheein erat.

"Youngjo-ya, berjanjilah padaku kau harus tetap bahagia"

"Tolong jaga mereka untukku ya. Seoho, Geonhakie, Keonie, Woongie, Dongju, Moonbyul eonie dan juga Hyejin"

For Youngjo || Oneus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang