[Prolog]

174 48 27
                                    

Happy Reading!
*
*
*
*
*
----------------------------------------------------
Ada sebuah dongeng, antara bulan dan matahari yang saling mencintai, tapi mereka tidak pernah bisa berjumpa.
Ketika matahari datang, bulan sudah hilang.Ketika bulan kembali, matahari pergi.

Kemudian Allah ciptakan gerhana, untuk memperlihatkan kesemua orang bahwa tidak ada yang mustahil untuk cinta. Hanya saja, saling menjaga jarak itu lebih baik, sambil menunggu waktunya tiba untuk dipersatukan.
----------------------------------------------------

***

TIGA TAHUN YANG LALU

Tepat hari jum'at,tanggal 23 Oktober 2020.Raisa akan kembali mengikuti pengajian rutin,disalah satu majelis setiap hari jum'at.

Raisa selalu berangkat dengan dua temannya yang sudah bersama sejak kecil.Mereka bertiga berangkat sebelum Dzuhur,dengan menggunakan mobil milik Raisa.

Sebelum mengikuti pengajian,Raisa dan temannya melaksanakan Shalat Dzuhur terlebih dahulu dimasjid tempat pengajian itu dilaksanakan.

"Alhamdulillah kita datang tepat waktu, akhirnya kita bisa ikut shalat berjamaah disini," ujar Raisa tersenyum kearah dua temannya itu.

"Iya, Alhamdulillah.Dijalan juga gak macet,jadi cepet nyampenya," balas Aqila seraya tersenyum

"Yaudah,yuk! Kita ambil wudhu dulu,bentar lagi adzan." ajak Zahra.

Merekapun masuk kedalam masjid,dan mengambil wudhu.Setelah selesai mengambil wudhu,mereka langsung duduk dibarisan shaf wanita bersama yang lain.

Adzan berkumandang,mereka melaksanakan shalat sunnah terlebih dahulu sebelum shalat Dzuhur.Mereka langsung merapikan barisan,setelah suara iqomah disuarakan.

Semua jamaah pun melaksanakan shalat dengan tertib.

***

Shalat Dzuhur selesai,semua jamaah dipersilahkan istirahat sebentar sebelum pengajian rutin dilaksanakan.

Raisa dan temannya memilih untuk makan bakso yang ada disebrang majelis, "coba kalau kita bawa bekal dari rumah,pasti lebih hemat," ucap Aqila sambil memakan baksonya

"Ya gak papa,kali-kalikan kita makan bareng dikota Jakarta." balas Zahra terkekeh

"Tapi kalau bakso doangmah.Dibogor juga banyak,"

"Tapikan gak seenak bakso dijakarta,iya gak sa?" Tanya Zahra,tapi raisa malah melamun sambil memainkan baksonya.

"Raisa!" Panggil Zahra,tapi sang empu tak menjawab.

"RAISAA!" panggil Zahra lagi sambil menyenggol tangan raisa.

"Eh iya,kenapa?" Balas Raisa kaget.

Aqila menggeleng pelan, "kamu kenapa sa? Kok dari tadi melamun terus?"

"Iya baksonya malah dimainin.Dimakan dong,nanti dingin baksonya,"

"Iya maaf,tadi aku kepikiran sama imam sholat kita." lirih Raisa

Spontan,Aqila dan Zahra menahan tawanya, "jadi dari tadi kamu ngelamunin itu?" tanya Aqila

"Enggak,maksud aku tuh--"

"Ya gak papa.Wajar kok,kalau kamu mikirin imam tadi.Aku juga sedikit penasaran,dari suaranya sih kayak bukan ustadz Rahman yang imanin," potong Zahra.Zahra dan Aqilapun,spontan tertawa meledek Raisa

Hi! Gus Fahri [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang