H.G.F || d e l a p a n🍓

53 31 8
                                    

Happy Reading!
*
*
*
*
*
---------------------------------------------------------
Jika kamu bertanya aku sedang menanti dan mencintai siapa, tidak bisa ku jawab dengan sebuah nama. Karena aku menanti dan mencintai seseorang, yang bahkan aku sendiri tidak tahu dia siapa, dan dimana. Tapi aku yakin, dia ada, hanya saja Allah belum mempertemukannya.

@el_nadhifa

🌼
---------------------------------------------------------

Sudah jam 21.00 malam, Raisa masih belum keluar dari kamarnya. Berulangkali Ariana mencoba memanggil Raisa untuk makan, tapi Raisa tak pernah menjawab. Malam hari yang begitu sepi tanpa bintang, hanya diiringi hujan deras, dan gemuruh petir yang cukup keras.

"Ya Allah, jika memang aku harus menuruti kemauan ayah, berilah keikhlasan dalam hatiku untuk menerima semuanya." Ujarnya, dia masih setia memandangi hujan dari balik jendela kamarnya

Raisa menghapus air matanya, dia bergegas masuk kedalam kamar mandi untuk mengambil wudhu. Dimalam hari yang diiringi hujan, Raisa menghamparkan sajadahnya untuk melaksanakan shalat Istikharah.

Diakhir salam, Raisa mengadahkan kedua tangannya meminta petunjuk terbaik darinya, "Ya Allah berilah aku tanda, siapa laki-laki yang akan menjadi pendampingku, laki-laki yang akan engkau takdirkan untukku. Karena kalalu harus mengikuti hati, aku sudah tahu jawabannya. Dan kalau harus mengikuti pikiran, aku juga sudah tahu siapa jawabannya. Jadi Ya Allah, aku minta arahkan jawaban terbaikmu." Tangisan, mengiringi Do'a yang dia langitkan

"Ya Allah, berilah aku pasangan yang terbaik dari sisimu, pasangan yang juga menjadi sahabatku dalam urusan Agama, dunia dan akhirat, hiks." Buliran air mata yang jatuh, akan menjadi saksi, betapa lemahnya seorang hamba ketika dihadapan Tuhannya

"Salahkah dengan perasaan ini? Perasaan yang engkau tanamkan sejak tiga tahun yang lalu, pada seorang insan yang berilmu. Awalnya aku pikir, perasan yang bersarang dihati ini hanya sebatas kagum biasa. Tapi tiga tahun berlalu, perasaan ini menjadi aneh. Aku sering memikirkannya, merindukan suara Adzannya, dan selalu merindukan lantunan ayat suci Al-Qur'an darinya." Raisa menarik nafasnya pelan, dia menahan sesak yang dia rasakan

"Engkau yang maha tahu tentang hidupku, berilah aku jawaban atas pilihan yang masih aku ragukan. Kuatkan aku untuk menjalani semuanya, aku ikhlas atas takdir yang engkau berikan untukku. Berilah aku kekuatan serta kesabaran yang luar biasa, untuk menjalani hidup ini, Aamiin." Ujarnya, seraya mengusapkan kedua tangannya pada wajah

Raisa kembali membereskan sajadah dan mukenanya, lalu beranjak menuju tempat tidurnya, "Bismillah, lupakan rasa sakit yang aku dapat hari ini, besok harus kembali bahagia." Raisa pun menarik selimutnya hingga menutup dada, lalu tertidur lelap

Disuatu tempat yang tak asing, Raisa tengah duduk sendiri sambil menulis novel. Raisa begitu terlihat cantik, dengan lengkungan senyum dibibirnya.

"Assalamu'alaikum,"

Raisa seketika berhenti menulis, dia berbalik melihat siapa yang datang, "Wa'alaikumsalam."

Mata Raisa membulat sempurna, dia beranjak dari duduknya, dia menatap tak percaya dengan siapa yang ssat ini dia lihat dihadapannya.

"Ka-kamu." Bibir Raisa gemetar, Raisa menutup mulutnya dengan kedua tangannya

Pria itu hanya tersenyum, tanpa bicara sepatah katapun. Pria tampan yang kini ada dihadapan Raisa, membuat Raisa menahan tangisnya karena tak percaya

Hi! Gus Fahri [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang