「Jeon Jungkook」
Bagi Joohyun Neptunedeline, tidak ada hal yang jauh lebih sial dari putus cinta, menjadi cewek single setelah di selingkuhi, dan berakhir di konser band angkasa jum'at malam itu atas paksaan Eirene; mendapat tempat paling depan, lant...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pertama, Joohyun pasti setengah sadar.
Kedua, dia pasti sudah menyerempet tidak waras sekarang.
Atau yang ketiga, Joohyun benar-benar sudah gila. Menemukan dirinya sendiri duduk di atas sofa yang sekarang tampak familier di dalam iris matanya. Aromanya masih sama seperti pertama kali dia datang, dan mampir kesini. Suasananya juga tidak berubah jauh lebih baikㅡsejujurnya malah jauh lebih mengerikan.
Di atas meja, Joohyun melihat beberapa kaleng soda, dan cup es krim berbagai rasa, juga kue-kue manis, dan makanan ringan. Sementara Jungkook masih sibuk bolak-balik ke dapur, dan ruang tengah, mengeluarkan semua makanan yang cowok itu punya ke atas meja. Tindakan yang menurut pandangan Joohyun, sama sekali tidak perlu di lakukan.
Kalau Jungkook brengsek, sepertinya cowok itu harus di labeli sebagai si brengsek yang profesional, karena cowok itu memang niat sekali mempermainkan perasaan nya dengan melakukan semua iniㅡbersikap baik demi membuktikan kalau cowok itu tidak betul-betul brengsek, katanya. Tapi siapa yang akan percaya, kalau sejak awal, tujuan Jungkook hanyalah balas dendam pada Yoongi melalui Joohyun, yang bahkan tidak ada artinya sama sekali bagi cowok itu.
Di saat-saat seperti inilah, Joohyun merasa perlu tahu sehebat apa cewek bernama Kiara itu, sampai bisa merebut Yoongi darinya, dan membuat seorang playboy cap kadal nomor satu seperti Jungkook tidak bisa berpaling sama sekali.
Lantas, dari semua orang, kenapa harus Joohyun yang mendapat semua kesialan yang selalu membawa nama Kiara.
“Kayanya gua cuma punya ini sih,” ucap Jungkook yang akhirnya duduk di sofa, setelah aksi mengeluarkan semua persediaan makanan setahun di kulkasnya, ke atas meja ruang tengah.
“Lagian gue nggak minta?” Bukannya berterima kasih atas semua yang Jungkook lakukan, Joohyun pada akhirnya malah mendengus kesal. Jujur saja, dia tidak akan terpengaruh sama sekali dengan semua muslihat Jungkook. Dia memang cewek menyedihkan, tapi dia tidak tolol.
“Gua cuma pengen lo nyaman di apartemen gua.” Matanya yang hitam menatap Joohyun dengan seksama, sebuah trik kuno yang Joohyun hafal.
Sekali lagi, Joohyun menghela napas nya kasar. Tidak berusaha menutupi perasaannya yang sedang kesal luar biasa. “Semua hal yang berhubungan sama lo nggak akan bikin gue nyaman, Mars.”
Jungkook kehabisan kata-kata. Dia tidak menduga kalau Joohyun jauh lebih keras kepala dari yang dia bayangkan. Dia pikir, meski cewek itu tipe yang keras kepala, cewek itu bukan tipe yang pembangkang. Tapi melihat bagaimana cara Joohyun bahkan membatasi jawabannya, jelas saja membuat Jungkook kewalahan.
