Runyam... Kusut... Hampa... Entah kata apalagi semacam itu yang menggambarkan suasana hati Zian. Tabungannya separuh lebih terpakai untuk biaya pengobatannya yang sempat sakit cikungunya, dia tak ingin berhutang dan jalan satu-satunya agar tak berhutang adalah... Cuti kuliah. Zian memikirkan itu matang-matang... "Ya... Gua harus cuti, terus coba kerja biasa sambil tetep ngajar, setelah setahunan ngumpulin duit... Lanjut lagi kuliah. Ya! Kayanya gitu aja deh!" Pikir Zian.
Esoknya Zian menghadap Kaprodi dan Dekan fakultas... Sempat agak alot Zian berdebat dengan Kaprodi, namun karena tidak ada solusi tunggal... Ya akhirnya Zian tetap mengambil langkah cuti seperti rencananya.
***
Petualangan baru Zian dimulai. Zian mencoba mencari kerja, sambil tetap mengajar dan menerima panggilan untuk mengisi training motivasi ke sekolah-sekolah, lalu dapatlah Ia pekerjaan di lembaga kursus robotika saingan tempat ia bekerja dulu yang ternyata itu adalah lembaga kurusus robotika yang sempat Ia datangi ketika masih SD, tempat kursus robotika yang ternyata mahal dan kini dia bekerja di sana sebagai pengajar sekaligus team RnD (Research and Development).
Awalnya semua berjalan mulus, namun jiwa Zian berontak ketika Ia terlalu "disetir" dan tidak bisa bebas ber-inovasi. Atau, tiap dilakukannya dan dianggap "terlalu jauh" pasti ditegur... Padahal Zian mencoba membuat trobosan dan target untuk kemajuan perusahaan jangka pendek dan jangka panjang dan sangat wajar sebetulnya jika RnD membutuhkan anggaran, Dan akhirnya Zian memutuskan untuk "cabut". Ya baru hitungan nyaris setahun Zian memilih "cabut".
Zian memilih fokus dengan mengajarnya dan sesekali mengerjakan project anak teknik kecil-kecilan. Dan itu pun harus mulai berantakan lagi. Dan kali ini membuatnya nyaris terpuruk.
Pandemi covid-19 menyerang nyaris seluruh dunia dan mengguncang perekonomian! Dia tidak bisa mengajar karena orangtua murid menutup diri dan meliburkan anaknya dari les, pembatasan aktivitas (sebagian murid Zian di Jakarta sedangkan Zian tinggal di Bogor dan ada pembatasan orang Bogor tidak bisa ke Jakarta).
Zian masih punya simpanan dari bekerja sebelumnya, namun jika Ia tak ada pemasukan dalam beberapa waktu kedepan, bisa dipastikan tabungannya kandas lagi. Dalam kesempitan itu dia putar otak, dia cari peluang walau sekecil apapun untuk mendapatkan uang.
"Bang... Bisa bantu Ibu kirim obat ini? Ibu harus kirim obat tapi aplikasi ojol gak bisa semua" Ucap Ibu sambung Zian saat Ia sedang memikirkan cara tetap dapat mengumpulkan uang.
"BU... Gini aja Bu, Abang yang kirim ini... Ongkosnya yang tadinya untuk ojol ke Abang aja, sekalian Ibu buat status di sosmed, siapa yang mau kirim apapun hubungi kontak abang". Dengan semangat dan antusias Zian mengutarakan ide itu.
Di tengah virus yang sedang mewabah... Zian mondar-mandir jadi kurir bahkan ditengah bulan puasa demi "pundi-pundi rupiah". Tiap berangkat dia pakai jas hujan walau panas, masker dan semua yang bisa jadi APD. Sampai rumah langsung mandi. Hampir setiap hari ada pesanan kirim-kirim barang walaupun tidak banyak, tapi setidaknya ada pendapatan yang bisa jadi bahan simpanan.
***
Ide baru terlintas dalam benak Zian, ia cek tabungannya... Ternyata terkumpul lumayan. "Gimana caranya ini bisa bantu ngehasilin lebih ya? supaya bukan cuma bisa bayar kuliaha selesai cuti, tapi juga gua bisa nabung lebih mantep lagi" Zian mencoba memutar otaknya kembali.
New Normal... Zian mencoba mencari apa yang bisa dia manfaatkan dari situasi itu. "ONLINE! kelas-kelas yang diadakan secara ONLINE bisa jadi sumber penghasilan". Dari ide itu, tabungan Zian dibelikan sebuah tablet berpena keluaran agak terbaru dan bisa dia gunakan untuk membuka kelas online. Zian coba mulai dari murid lamanya yang ternyata bisa tetap nyaman dan berhasil! Akhirnya dia coba promosikan les kelas online maupun offline.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita & Impian
RomanceKisah Romansa dua insan yang memiliki impian yang sama, berjuang bersama mewujudkan impian. Kisah yang lebih romantis dan mulia dari Romeo dan Juliet