BF-4

6.3K 624 10
                                    

"Siapa kau?" tanya Gabriel sinis, membuat pemuda yang menjadi pelaku pelukan maut itu gelagapan.

"Hah l-lo lupa sama gue Gab?" balas pemuda itu tidak percaya.

Gabriel tak menjawab tapi raut wajahnya tak bisa berbohong bahwa ia tak mengenal pemuda di depannya ini.

"Sial, apa mungkin karena insiden itu dia jadi amnesia?" batinnya gelisah.

Gabriel masih tak bergeming, matanya melirik ke arah nametag pemuda itu. "Nathan Vee Lammo" dahinya mengernyit. Otaknya memutar pecahan ingatan Gabriel asli.

"Oh? Ternyata teman sekelasnya Gabriel. Dia sendiri saja? Dimana ketiga temannya yang lain heh?" batin Gabriel sembari mendengus kecil.

Nathan Vee Lammo, adalah teman sekelas Gabriel asli. Dimana diingatan itu, Nathan bersama keempat temannya berusaha untuk berteman lebih dekat dengan Gabriel, tapi karena memang sifat Gabriel yang tertutup dan pendiam. Membuat mereka sedikit kesulitan untuk berteman dekat dengannya.

Gabriel menatap Nathan yang masih terlihat gelisah dan sedang memikirkan sesuatu, tanpa memperdulikan itu Gabriel langsung berjalan menuju kelasnya di X Mipa 7. Meninggalkan Nathan yang tak menyadari dirinya sudah berjalan pergi ke kelas.

Dalam hati Gabriel tersenyum smirk. "Baguslah, tidak ada drama panjang di pagi ini"

.

.

.

Kelas X Mipa 7 terlihat begitu ramai, bahkan tak jarang ada yang berteriak-teriak seperti hewan yang keluar dari kandang, tapi jika diperhatikan tidak ada yang peduli dengan itu, mereka semua tampak sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Sampai akhirnya mereka dikejutkan dengan suara pintu yang didobrak paksa.

BRAK!

"Abangsat!"

"Anjir lipstik gue kebablasan, mana panjang banget lagi"

"Tisu-tisu, mata gue kelilipan bedak"

"Uhuk-uhuk!"

"Tolol! Pasti muka gue bau jigong!"

"Mulut gue wangi ya, udah sikat gigi"

"Fuck! Siapa sih yang dobrak pintu?!"

" DEFEAT!"

"Lylia gue mati anjir, gara-gara gak pencet ulti saking kagetnya!"

Semua siswa-siswi di kelas itu kompak menoleh ke arah Gabriel, pelaku pendobrakan maksa pintu.

"Dih, si culun Gabriel ternyata" celetuk seseorang, mata Gabriel menoleh ke arah gadis yang bernametag Glasya Mahendra.

Tanpa disadari Gabriel, matanya melirik tajam ke arah gadis yang menghina dirinya, karena Gabriel menatap gadis itu dengan ekor matanya, membuat Glasya sedikit gelagapan. "A-apa lo?! Gak usah natep gue kaya gitu, bisa?!" ucap Glasya terbata-bata. Gabriel mendengus dan berjalan santai kearah bangku paling belakang dekat jendela.

Teman-temannya bingung, bahkan wajah ketiga teman yang selalu ingin berdekatan dengan dirinya, memasang wajah terkejut. Tapi mereka semua hanya bisa terdiam.

Saat duduk dan menaruh tasnya di atas meja, seseorang menghampiri dengan suara gemetar. "G-Gabriel... lo gak salah d-duduk? Ini tempat duduk g-gue soalnya" jelas pemuda yang menggunakan kacamata minus. Sebenarnya ia juga jadi takut liat tatapan Gabriel yang tidak biasa itu.

Gabriel hanya terdiam, sebenarnya dirinya juga tahu jika Gabriel asli duduk di bangku paling depan, dekat meja guru. Tapi itu adalah letak bangku yang paling di benci Regan, karena dikehidupan dulu. Dirinya selalu duduk di bangku paling belakang.

Become Figuran?! (REVISI + NV)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang